Part 97

7.1K 644 56
                                    

Weekend ini Nataya dan orangtuanya sedang menginap di rumah Necan dan Kasannya di Depok. Bocah gembul itu tentu saja senang dengan hal itu.

Menginap di rumah nenek dan kakeknya membuat Taya merasa sangat merdeka. Apa saja keinginannya akan dipenuhi oleh nenek dan kakeknya. Belum lagi tantenya yang begitu sayang dengan dirinya.

Taya selalu suka karena selalu dimanja.

" Nte, Taya main ini yah."

Taya menunjukkan body lotion milik tantenya yang ada di meja ruang TV untuk ia mainkan.

" Iyaa. Abang hati-hati yah." Balqis mengiyakan, tanpa berpikir apapun dan ia melanjukkan makan siang yang terlambat.

Nataya asik memencet body lotion milik tantenya, sambil berlari kesana kemari di ruang keluarga yang luas. Nenek melihat Taya dengan bahagia dari sofa seberang tempat Taya dan tantenya.

Suasana rumah terasa ramai sekali ketika Taya ada.

" Abang larinya hati-hati yah.." neneknya mengingatkan lagi.

" Ini Taya shake shake yah..." ujarnya dengan binar bahagia.

Tangan mungilnya mulai mengocok body lotion dengan semangat. Ada perasaan senang yang Taya dapatkan.

Benar-benar kegiatan yang sungguh membuatnya sibuk.

" Anteuu, lihat lihat. Taya shake shake loh.." pamernya bangga.

Taya menghampiri tantenya dengan semangat, menunjukkan kebolehan miliknya.

" Shake shakeeee... shake shake..."

Taya mendapatkan kekuatan entah dari mana sehingga membuat body lotion yang tadi ia kocok di hadapan tantenya tumpah berantakan.

" Anteu...." Cicit Taya takut. Mata bulatnya sudah mulai mengembun, ia takut dan merasa bersalah.

" Mamaa...."

Balqis teriak memanggil mamanya tak terima.

" Huwaaaa Anteu... Solly.. huwaaaaa...." Tangisan Taya menggema. Ia benar-benar takut di marahi oleh tantenya.

Amarah yang dirasakan oleh Balqis sudah diubun-ubun. Tinggal dimuntahkan dan murka sudah ia dengan keponakan gembulnya.

" Huwaaaaa.... Mama....." tangisnya lagi pecah.

Balqis terdiam, menarik napasnya masih kesal. Tapi tak tega juga memarahi keponakan gembulnya, selain tak tega ia tak berani. Nenek kakek bocah gembul itu yang akan lebih marah padanya.

Tirani orangtua.

" Kenapa Mbak?"

Balqis masih saja terdiam, masih merasa marah dan kesal tapi tidak bisa melampiaskannya. Yang ia lakukan hanya diam dan menarik napas lalu membuangnya berulang kali.

" Ehhh Taya tumpah yah?" tanya neneknya lembut ketika menghampiri Taya dan putrinya.

" Balqis ke belakang." pamit Balqis meninggalkan Taya dan neneknya.

Isi body lotion yang Taya mainkan berpindah tempat ke dalam piring tantenya. Menutupi nasi dan lauk yang sedang di makan oleh tantenya.

Bahkan mengenai sendok yang akan Balqis masukkan ke dalam mulutnya.

Tentu saja aromanya tak lagi menarik minat untuk di konsumsi.

Begitu ditinggal oleh Tantenya yang sedang marah, tangisan bocah gembul itu semakin keras. Taya benar-benar merasa takut.

Ia takut dimarahi.

" Sudah tidak apa-apa. Antenya lagi sedih karena makannya belum habis lalu Abang mainin body lotion. Terus tumpah deh ke dalam piring makanan Anteu Balqis."

" Huwaaaa... hikss..... Mama.... Hikss huwaaa...."

Semakin mendengarkan penjelasan neneknya tak serta merta membuat Taya tenang, yang ada ia semakin khawatir dan takut. Tangisan semakin kencang.

" Abang kenapa?" Baheera menghampiri Taya begitu mendengar suara tangisan putra gembulnya itu.

" Huwaaaa Mamaaa...."

Taya langsung melemparkan dirinya kedalam pelukan mamanya. Tangisannya masih saja menggema.

Baheera menatap ibu mertuanya meminta penjelasan. Namun neneknya Taya hanya terkekeh geli sambil menggelengkan kepala.

" Heiii, dengar Mama. Abang kenapa?" tanya Baheera lembut sambil menarik wajah putranya agar melihat matanya.

" Sudah, tidak apa-apa kok. Anteunya lagi sedih saja. Nanti Abang kalau main bisa lebih hati-hati lagi yah..." hibur neneknya sayang.

Sedangkan Taya masih saja menangis merasa bersalah. Tidak menjawab sama sekali pertanyaan mamanya dan hiburan neneknya.

Setelah diberi penjelasan singkat oleh ibu mertunya pada akhirnya Baheera bisa paham kenapa adik iparnya kesal dan kenapa putranya menangis.

Memberi penjelasan dan pemahan kepada Taya menjadi tugas seumur hidupnya sebagai seorang ibu.

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang