Part 10

12.8K 788 3
                                    

" Taya mau kemana?"

Byakta menggoda putranya itu. Terus menanyakan hal yang sama berulang kali.

Beruntung Taya punya pikiran polos nan bersih. Mana tahu dia kalau sedang dikerjai ayahnya itu.

" Taya mau ke lumah Kasan, Necan."

Taya selalu senang diajak kerumah Kakek neneknya dari pihak ayahnya itu.

Orangtua Baheera berada di malang sana. Jadi mereka jarang bisa untuk pergi menjenguk terlalu sering. Harus menyiapkan banyak hal dan direncanakan secara matang.

Sedangkan orangtua Byakta tinggal di Depok, masih dapat dijangkau dengan mudah. Masih sama-sama berada di area jabodetabek.

" Mau ngapain di sana nanti Bang?"

Taya memasang pose imut. Berpikir dengan keras.

Jika seperti ini terlihat dewasa. Atau sok tua.

" Main. Nanti mau macing ikan. Mau main sepeda. Kasan nanti ajak Taya main."

" Main apa? Ayah di ajak nanti yah.." pinta Bykata.

" Nanti Taya sama main sama Ayah. Sama Kasan juga. Baleng-baleng nanti Ayah."

" Wah pasti nanti seru yah."

" Mama nanti bobo lumah Necan?" Taya segera menyambut Mamanya begitu melihat Baheera manghampiri mereka yang sedang berada diruang tamu.

Keluarga kecil itu sedang bersiap-siap untuk berangkat menuju Depok. Mengunjunngi nenek dan kakeknya Taya.

Meminta gendong. Tumben. Wah sedang manja sepertinya.

" Abang bisa bantu mama? Bawa tasnya Taya sendiri yah." Pinta Baheera lembut.

Bukannya tidak mau menggendong anaknya itu, siapa yang tahan menolak coba ketika Taya dalam mode manis nan menggemaskan ini.

" Bisa Mama, Taya bantu Mama. Iya kan Ayah."

Dengan semangat Taya mengambil uluran tas yang diberikan mamanya itu. Tas kecil yang hanya berisi air minum, cemilan dirinya, beberapa mainan Dino.

Jangan ketinggalan, Dino harus diajak kemana-mana.

WAJIB.

Baheera berharap, minimal Taya bisa mengerti untuk bertanggungjawab dengan milik pribadinya. Tidak mengandalkan orang lain untuk mengurusnya atau membantu hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan sendiri.

Walaupun masih kecil, Bkyata dan Baheera berusaha untuk mengajarkan anaknya untuk dapat mandiri dan bertanggungjawab.

Setelah memastikan semuanya rapi, rumah terkunci dengan baik, dan menitip pesan kepada tetangga jika mereka tidak ada dirumah akhirnya keluarga kecil itu menuju Depok.

" Taya siap?"

Byakta dan Baheera menoleh ke kursi belakang. Memastikan Taya nyaman duduk di car seatnya.  Putra mereka tersenyum sumringah sambil memegang mainan Dinonya.

" Yaii Ayah." 

Ketika mobil sudah mulai memasuki jalan raya, Taya kembali ingat apakah mereka akan menginap dirumah Necannya.

" Mana, nanti bobo rumah Necan?"

Baheera menoleh, menatap putranya yang berada diposisi belakang Ayahnya.

" Iya, nanti kita bobo disana. Taya senang?"

" Bobo sama Necan?"

Terkadang jika mereka menginap di rumah orangtua Byakta, Taya akan tidur dengan nenek kakeknya atau tidur bersama anteunya, Balqis adik perempuan Byakta . Tergantung moodnya saat itu.

" Taya bobo sendiri yah, seperti dirumah." Byakta iseng saja, suka sekali menggoda putranya itu.

" Taya mau sama Necan sama Kacan. Taya bobo kamal sendili Ayah?"

Tubuh kecilnya condong kedepan, memasktikan apakah ia punya kamar sendiri. Menurut Taya tidur sendiri itu seperti dirumahnya, karena ia punya kamar sendiri.

Tapi kalau pergi menginap Taya selalu bersama orangtuanya, atau bersama nenek kakeknya atau bersama tantenya itu.

" Nanti Taya bobo depan TV saja." Bykata terkekeh geli membayangkan putranya tidur depan ruang keluarganya.

Memang terkadang Taya suka ketiduran disana, namun Kakeknya pasti memindahkannya ke kamar mereka.

Mana rela coba nenek kakek itu membiarkan cucu kesayangannya tidur di ruang keluarga. Bila perlu Taya itu segalanya dan Byakta itu hanya remahan biskuit.

" Taya bobo sama necan. Ayah bobo depan TV."

Bocah kecil itu tidak terima jika harus tidur disana. 

Sendiri.

Perkara tidur saja bisa panjang untuk dibahas oleh keluarga kecil ini.

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang