Part 133

4.8K 591 99
                                    

Sore hari ini Baheera mengawasi putra gembulnya bermain di depan rumah. Ada beberapa anak kecil yang bermain bersama Taya. Usia mereka cukup bervariasi, namun mereka bisa berbaur dengan cepat tanpa perlu memikirkan hal rumit.

Bermain dengan akur. Riang sekali.

" Taya pulang yuk Nak, sudah mau magrib. Kak Putri juga mau pulang, itu sudah dipanggil Mama."

Baheera menghampiri Taya yang enggan untuk segera masuk. Padahal tadi bocah gembul itu hanya ijin main sebentar. Sebentar versi anak kecil bisa saja sampai malam jika tidak diingatkan orangtua untuk segera pulang.

" Taya besok main lagi yah, sama Kak Putri, Abang Zaki, Dedek Nia. Sama lain juga yah." Putri mengabsen semua teman bermain mereka.

Walaupun sudah SD mereka bisa akur dan bermain dengan baik.

Bagus tidak perlu senioritas pikir Baheera senang.

" Huuh, main besok lagi." angguk Taya antusias. Walaupun sebal karena dipanggil mama tapi Taya senang kok.

Bisa main besok lagi. Tidak apa-apa kalau pulang sekarang.

" Terimakasih yah Kak, Taya pulang dulu. Kakak sama Abang pulang juga yah Nak. Nanti dicari Mama." 

Baheera memastikan jika bocah-bocah tersebut memisahkan diri dan pulang ke rumahnya masing-masing. Nia sendiri yang usianya tidak beda jauh dengan Taya juga pulang bersama Yasmin karena rumah mereka bersebelahan.

" Abang hari ini senang nak?" 

Baheera mengajak putranya berbicara, memancing bocah gembul itu mulai bercerita.

" Happy. Besok main lagi, tadi Taya petik-petik buah."

" Buah apa?" tanya Baheera heran, Baheera tidak melihat bocah-bocah tadi maupun Taya membawa buah.

" Ada kantong Mama. Ndak tau namanya. Walnya cantik. Nanti Taya kasih lihat Mama di lumah. Cuci dulu kan Mama balu maam?"

" Iya cuci dulu nanti baru makan."

Baheera sangsi buah apa yang dimaksud oleh Taya. Namun diiyakan saja agar segera selesai.

Baheera membiarkan Taya berjalan sendiri, sesekali bocah gembul itu akan berlari kecil menuju rumahnya.

" Abang tunggu Mama yah. Habis ini langsung mandi."

Begitu mamanya tak terlihat, Taya mengeluarkan buah yang ia petik bersama teman-temannya tadi. Menurut kakak-kakak tadi ini bisa dimakan, makanya Taya memetik banyak.

Tadi pohonnya cantik dan pendek, lalu ada bunganya. Jadi Taya bisa memetik sendiri.

Taya berlari kearah dapur, tujuannya untuk mencuci buah yang ia petik tadi. Mumpung mama belum terlihat. Nanti kalau mama lihat takutnya tidak diperbolehkan.

" Ummm yummi. Halus maam sebelum Mama datang." gumam Taya senang.

Ada tangga kecil untuk Taya agar bisa mencapai wastafel dapur. Baju bagian depan Taya basah karena ia mencuci buah miliknya. 

" Ada walna led nih, kalau ini olange, sama yellow. Tadi ndak boleh ambil gleen. Maam semua."

Taya sudah siap dengan piring kecil yang berisi buah miliknya. Duduk manis di lantai dapur rumah.

" Ini manis, ini ndak yummi. Huh ndak melah semua."

Taya cemberut karena tidak memetik yang berwarnah merah. Kalau tahu buah berwarna merah itu manis, Taya akan memetik yang merah saja.

" Abang dimana nak?"

" Abang makan apa itu?" Baheera menghampiri Taya dengan panik. Bocah gembul ini tidak bisa ditinggalkan tanpa pengawasan.

" Maam buah." Taya memamerkan buah hasil petiknya ketika bermain tadi.

" Buah apa?"

" Buah apa Mama?" Taya memiringkan kepalanya bingung, ternyata bocah gembul itu sendiri tidak tahu itu buah apa.

" Beracun nggak?"

" Yummi kok."

" Coba Mama lihat, Yaallah buah apaan ini yah? Mama nggak tahu lagi. Abang sudah makan banyak?"

Baheera panik, bentuk buahnya sih menggemaskan, kecil dengan warna mencolok yang menarik minat. Tapi masalahnya ia tak tahu apakah buah ini bisa dimakan atau tidak.

" Maam yang led aja Mama. Olange ndak manis sama yellow. Mama mau?"

Aduh pake ditawarin segala, nggak tahu saja kalau mama masih panik. Tidak yakin buah itu bisa dimakan atau tidak.

Kalau beracun bagaimana coba.

" Makannya berhenti dulu, Mama cari dulu ini buah apaan."

Baheera bersyukur dengan kemudahan teknologi. Jadi bisa tahu jika buah yang dimakan oleh Taya masih cukup aman. Baru pertama kali juga tahu kalau ada buah itu.

Dasar Baheera.

     ( Buah yang dimakan Taya, Cermai Belanda/Dewandaru)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     ( Buah yang dimakan Taya, Cermai Belanda/Dewandaru)

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang