"Berhenti sebentar ,pak."
Raniya berkata pada sopir taksi di depannya saat seorang satpam menghentikan taksi yang dia tumpangi.
"Selamat pagi....ada yang bisa dibantu?"
Raniya membuka kaca mobil dan mengulurkan kertas yang dia bawa.
"Bu Ursula..."gumam satpam itu.
"Silahkan terus...lalu diujung belok kiri."ucapnya lagi.
"Terimakasih,Pak."Taksi itu kembali melaju memasuki kawasan perumahan elit tempat Kevin tinggal. Raniya mengawasi rumah rumah besar yang ada di kiri kanan jalan. Dalam mimpi pun dia tak pernah membayangkan memasuki salah satu rumah mewah itu. Taksi berhenti di depan sebuah rumah berpagar tinggi dengan nomor 24 terpasang di temboknya.
Raniya menarik nafas saat dua orang sekuriti mendekati taksi.
"Nona Raniya?"salah seorang dari mereka bertanya saat Raniya membuka pintu taksi.
Raniya mengangguk.
"Silahkan lewat sini....kuenya akan dibawa masuk nanti..."ucapnya sambil membuka pintu pagar yang lebih kecil di belakang pos sekuriti.Ragu ragu Raniya memasuki halaman samping dan terpesona begitu dia menginjakkan kakinya di jalan setapak berlapis batu dengan deretan bunga bakung berwarna merah ,jingga,kuning dan putih di sisi kiri dan kanan jalan. Bunga favoritnya. Raniya terus melangkah dan takjub melihat sebuah gazebo yang berdiri di atas kolam ikan koi. Ikan ikan berenang di dalam kolam yang bening. Raniya menghirup udara pagi dan merasakan kesejukkan memenuhi tubuhnya. Tempat ini sungguh dunia lain.
"Ehem..."
Raniya menoleh ke arah asal suara itu dan menyadari seseorang berdiri di depannya sambil membuka pintu.
"Nona Raniya....silahkan masuk....Nyonya sudah menunggu."
Pelan pelan Raniya memasuki ruangan itu. Orang mungkin menilai kekayaan orang lain dari mobil atau perhiasan yang mereka miliki tapi saat Raniya melangkah di atas karpet dan memandang deretan pajangan kristal di lemari kaca yang berada tepat di depannya.....dia menyadari satu hal bahwa semua yang ada di sini membuat dia merasa tak berarti. Segala kemewahan ini seperti mengejeknya dan dia bahkan bisa mendengar suara cemoohan dan makian Wina bergema di ruangan itu. Raniya melangkah mundur kembali ke pintu dan berpikir untuk berlari pulang saat terdengar sebuah suara memanggilnya.
"Raniya....darling....apa aku membuatmu menunggu?"
Raniya terpaku di tempatnya berdiri saat sosok wanita itu mendekat ke arahnya dan mengulurkan tangannya yang penuh dengan gelang berkilauan. Raniya berdiri kikuk tapi wanita itu memberi isyarat agar dia mencium tangannya
seperti yang selalu dia lakukan pada orang yang lebih tua."Well....ayo ikut denganku....kita cuma punya waktu sedikit...."
Dia berkata sambil menggandeng Raniya memasuki sebuah ruang duduk mewah. Mereka begitu dekat hingga gadis itu dapat mencium wangi parfum wanita itu. Raniya bahkan dapat mendengar bunyi gemerincing gelang yang dia pakai."Nah....ayo mulai bekerja ladies.....gadisku sudah datang. Lakukan apapun agar dia terlihat mempesona...."
Ada banyak orang di kamar itu....dan dengan sigap mereka menarik Raniya dan mendudukannya di kursi. Seorang wanita mengukur badan dan kakinya. Semuanya erjadi begitu cepat.
"Maafkan aku....tapi anda bilang aku datang ke sini untuk menata kue yang anda pesan...." tanya Raniya dengan bingung.Ursula Suwandi,wanita berumur 55 tahun itu hanya menahan senyum. Gadis ini begitu lugu dan kebaikan.jelas terpancar dari wajahnya. Pantas saja putranya tak berhenti membicarakannya.
"Kau juga harus terlihat cantik saat menata kue bukan? Ini bagian dari pekerjaanmu....atau aku harus mengatakan pada ibu Sulis bahwa kau mengecewakan pelanggan..."
Raniya menggeleng dan menjawab lirih,"tidak..."
" Bagus kalo begitu....aku akan melihat apa segalanya sudah siap....aku memberi waktu kalian setengah jam....chop chop..."Raniya hanya terdiam pasrah saat tangan tangan itu mulai memoles wajah dan menyisir rambutnya. Raniya terpaku tak percaya bahwa hanya dalam beberapa menit dia sudah berubah menjadi orang lain. Gadis itu meraba wajahnya tapi seseorang meraih jarinya dan mulai memoleskan kuteks berwarna pink.
Rambutnya di biarkan tergerai meskipun mereka menatanya dengan cara yang berbeda.
"Dia tinggal ganti baju....ayo nona."
Raniya melangkah memasuki ruangan lain dan terpaku menatap gaun pesta di depannya.
"Ayo Nona....kita tidak punya banyak waktu.... "
Wanita itu menarik resleting di punggung Raniya.
"Selesai....ayo kita keluar...."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...