40

37 3 0
                                    

Raniya mengamati wajah Sinta yang sedang memakai selendangnya. Mereka akan berlatih tari gambyong untuk acara perpisahan siswa kelas 12 beberapa bulan lagi.
" Kau hanya akan memandangiku seharian atau mulai berlatih?" tegur Sinta. Raniya tertawa.
"Aku melihat sesuatu di wajahmu....pipimu bersemu merah..."

"Benarkah?"Sinta balik bertanya dan merasakan sesuatu di hatinya. Perasaan aneh yang dia rasakan sejak Frans mengantarnya pulang semalam.....
Lalu dia menghabiskan sepanjang malam memikirkan Frans.......dan dia mulai merindukannya.
Sinta memandang bunga matahari dan rangkaian bunga mawar di atas meja. Dari Frans....
Apakah dia mulai menyukai Frans? Sinta menggelengkan kepala
Bagaimana bisa?Ini tidak mungkin.

" Hallo....kau diam saja. Arga bilang kalo Bobby anak kelas 3 itu yang mengirimimu bunga setiap hari. Benarkah?"
Sinta mengangguk. Ya....secara teknis memang Bobby yang mengirimnya kan?
"Suatu kemunduran...setelah kau putus dari cowok super cool Joshua....kau memiliki selera yang ya...cukup aneh..."
Sinta tidak memperdulikan ucapan Raniya. Dia mulai memutar musik gamelan pengiring tarian dan mulai menari dengan Raniya mengikuti di belakangnya. Tapi sesungguhnya pikiran Sinta ada di tempat lain......apa yang sedang dilakukan Frans sekarang?

" Frans Bahtiar....."
Frans menoleh dan melihat Pak Jayadi berdiri di belakangnya. Dia guru Bahasa Indonesia paling killer di SMU MERDEKA dan hobinya adalah menghukum Frans karena selalu dengan sengaja lupa mengerjakan PR. Berbagai hukuman sudah pernah dialami Frans hingga dia bosan dan penasaran hukuman apalagi yang akan diberikan guru itu padanya.
Tapi tidak kali ini.
Frans mengaduk aduk isi tasnya dan mengeluarkan buku PR nya.
" Mana PR mu?"
Pak Jayadi memandang buku itu dengan curiga dan membukanya lalu mulai membaca dan membalik halaman demi halaman
"Kau membuat puisi puisi ini, Nak?"
Frans mengangguk,"Aku membuatnya semalam...aku tak bisa tidur... dan inspirasi datang begitu saja seperti udara."
Pak Jayadi tersenyum, "Seseorang yang istimewa datang dalam hidupmu..."
" Bapak menebak dengan benar..." jawab Frans. Guru itu mengamati wajah Frans sekilas.
" Sebaiknya dia juga membaca ini dan dia akan mengerti apa yang kau rasakan..." Ucapnya lagi sambil berkedip penuh arti.
Frans merasa telah tertangkap basah.
"Bagus.....A plus dan tidak ada hukuman untukmu hari ini." ucapnya sambil melangkah menuju meja guru.

Frans memutar mutar ponselnya di atas meja belajarnya dan tersenyum memandang foto foto Sinta yang ada di sana. Terdengar ketukan pelan di pintu.
" Hai , Frans. Kau mencariku?"
Bram, suami Kak Teresa muncul di pintu kamarnya.
"Masuk Kak Bram...aku memang mencarimu."
Bram duduk di di samping Frans.
"Ada apa?"
"Aku ingin mendaftar ke Universitas dan aku minta pendapatmu sebelum yang lain tahu."
Frans mengambil sesuatu dari samping printernya.
Bram membaca nama sebuah universitas yang terkenal di situ.
"Kau ingin kuliah disini?" tanyanya.
" Jurusan teknik mesin. Bagaimana menurutmu?"
"Bagus...bagus....tapi kau harus bekerja keras untuk bisa ke sana....mereka memasang standar tinggi untuk mahasiswanya dan pengaruh papa tidak akan berguna di sana....kau harus berjuang sendiri dengan kemampuanmu....tapi aku tahu kau pasti bisa, Frans."
" Thanks, Kak."
" Kau ingin ke sana bukan karena ada alasan lain ,kan?" tanya Bram." "
"Maksudmu?"
" Seorang gadis?"
Frans menggeleng pelan.
"Kau bilang mereka punya Fakultas teknik yang bagus kan?"
"Fakultas teknik dan kedokteran mereka adalah yang terbaik. Hanya itu yang kau tanyakan? Sebaiknya kau mengisi formulir pendaftarannya setelah ini supaya kau tahu berapa nilai yang mereka inginkan...ayo...mereka sudah menunggu untuk makan malam."

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang