67

24 4 0
                                    

Raniya memandang mading yang sedang diganti. Dia jadi teringat Sinta. Mereka berdua telah mengumpulkan kembang alang alang dan sedotan bekas untuk hiasan mading. Mereka akan menulis beberapa artikel untuk menyambut hari lingkungan hidup dengan menggunakan kertas daur ulang.
Tapi tampaknya Yolanda punya rencana lain. Pita pita dan bunga plastik itu lebih cocok untuk mading SMP. Harusnya dia menulis artikel yang lebih berbobot dan membawa banyak pengetahuan...bukan hanya soal gosip dan gaya hidup. Tapi, kenapa aku harus peduli? Batin Raniya sambil melangkah menuju kantin.
"Wah...wah....kehilangan pekerjaan,Raniya? Sedih ya? Dalam sehari kau kehilangan segalanya....Sinta...lalu Yola menendangmu dari pengurus majalah sekolah....tampaknya mimpi burukmu sudah dimulai, Raniya."Wina berkata dengan keras. Beberapa siswa menoleh dan memandang Raniya. Tapi dia tidak peduli,gadis itu terus melangkah.
"Tutup mulutmu, Wina."terdengar suara Arga.
"Pacarnya gak terima ternyata....kalian memang serasi...sama sama pecundang ha ha ha..."
Arga memandang Wina dengan marah. Tangannya mengepal...berusaha menahan emosi. Lalu dia melihat Raniya. Dia menyusul gadis itu menuju kantin.
"Jangan dengarkan dia,Raniya." Ucapnya.
"Aku tidak pernah mendengarkan Wina, dia hanya membawa energi negatif.Kau sudah sarapan,Arga?Ibuku membuat bubur ayam..."
"Aku mau...aku mau...aku belum sarapan." Kevin muncul entah darimana dan langsung mendekati Raniya. Arga menatapnya dengan kesal. Selalu muncul sebagai orang ketiga. Nyempil seperti upil.

Dan mereka bertiga akhirnya makan bersama.
"Alina ulang tahun....dia memasang undangannya di mading....dia mengundang semua orang. Aku akan menjemputmu nanti sore."ucap Kevin.
"Alina? Tidak...aku takkan datang...aku punya banyak pekerjaan.."
"Kau akan datang bersamaku....mami juga diundang...mamanya Alina rekan bisnisnya mami....kau akan datang kan? Mami juga udah pesen kue...dateng aja sambil nganterin kue pesenan mami.Mami kangen kamu...udah lama kan gak ketemu sama Mami."sambung Kevin.
"Em...."
"Nanti aku jemput jam 4."
Arga memandang dua orang yang duduk di depannya. Kevin rupanya menginginkan perang terbuka. Kevin memandang Arga sekilas. Siapa cepat dia dapat. Sebuah senyum tersungging di sudut bibir Arga.
Kau tidak akan mendapatkan Raniya dengan mudah.....

Kevin memasukkan kotak berisi kue kue ke bangku belakang mobil dan membuka pintu untuk Raniya.
"Thanks.."
Sebenarnya Raniya agak ragu untuk datang ke acara ulang tahun Alina. Mereka tidak berteman baik. Tapi dia tidak ingin membuat maminya Kevin kecewa. Dia menelponnya tadi.

Rumah Alina ada di kawasan yang sama dengan rumah Kevin. Jelas mereka punya level kekayaan yang sama. Ragu ragu Raniya berjalan di sebelah Kevin memasuki rumah mewah itu. Raniya melihat Arga tampak berbicara dengan Bayu.Apa yang mereka bicarakan sampai wajah Bayu tampak serius.

"Hai....Alina...selamat ulang tahun,aku membawa hadiah untukmu...." ucap Kevin.
"Selamat ulang tahun."Raniya meletakkan kotak kue itu di atas meja.
Alina tersenyum masam ke arahnya. Wina yang berdiri di sebelah Alina tampak membisikkan sesuatu ke telinga gadis itu. Raniya berusaha bersikap wajar. Dia memakai pakaian bagus dan tampak sama dengan tamu yang lain....Ursula telah mengajarinya berdandan dan bagaimana bersikap. Jelas tidak ada yang salah...
"Kenapa kau datang ke sini?aku merasa tidak mengundangmu..."Alina berbicara cukup keras hingga semua orang mulai berbisik bisik dan memandang Raniya.
"Bukankah kau mengundang semua orang? Apa maksudmu?"tanya Kevin.
"Tidak apa apa, Kevin....sudahlah...."
"Aku akan bicara dengan mami.."sambung Kevin.
"Aku heran padamu,Kevin....kenapa ibumu membiarkanmu bergaul dengan dia. Dia tak sebanding dengan kita. Meskipun dia mengubah penampilannya. Dia tetap gadis arang. Memalukan....bagaimana dia berpikir untuk datang ke sini. Aku memang mengundang semua orang...tapi setidaknya dia tahu....aku tak berteman dengan orang miskin. Menyusahkan saja..."
Raniya tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar. Arga melangkah mendekati Raniya. Sementara Kevin tampak shock.
"Ayo kita pergi, Raniya. Sebelum orang orang kaya ini menghinamu lebih jauh dan aku kehilangan kesabaran. Ayo kita pulang..." ucap Arga.
"Sebaiknya kau bawa juga kue kue kotor ini. Aku tak mau tamu tamuku jadi sakit perut gara gara makan kuemu. Sana...bawa pergi!"
"Apa maksudmu,Alina? Bahkan kue ulangtahunmu yang kau bilang indah itu....ibu Raniya yang membuatnya."
Arga menunjuk kue ulang tahun berbentuk bunga mawar yang ada di depan Alina.
"Kau juga ingin Raniya membawanya pulang?Ambil ini, Alina..." Arga mengambil dompetnya dan mengeluarkan setumpuk uang dan meletakkannya di meja.
"Aku membeli kue ini....kau bisa membeli kue baru dengan uang itu....ayo Raniya...kita pulang. Kau tidak perlu bergaul dengan orang orang yang tidak tahu cara menghargai orang lain."
Arga mengambil kue itu dengan satu tangan dan menggandeng Raniya dengan tangan yang satunya.
"Bawa kuemu Raniya...mereka tak membutuhkannya."

"Raniya....dengarkan aku dulu..."Kevin berusaha mencegah Raniya. Tapi Arga berdiri menghalanginya.
"Luar biasa,Kevin. Kalau tujuanmu ke sini untuk mempermalukan Raniya, selamat,kau berhasil..."
"Kau mengambil keuntungan dari semua ini,Arga. Kau sungguh licik.."
"Paling tidak, aku tidak menyakiti hati Raniya....saranku...jauhi Raniya."
"Arga!" Terdengar suara Raniya.
Gadis itu berdiri di samping mobil Arga.
"Raniya....dengarkan aku dulu..."
Kevin berusaha menahan Raniya yang sudah membuka pintu mobil Arga.
"Aku mau pulang...uang mamamu akan ku kembalikan besok. Sampai jumpa..."
Raniya menutup pintu mobil tepat di depan Kevin.
"Sebaiknya kau pergi dan nikmati pestanya. Sudah cukup yang kau lakukan, Kevin."

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang