23

42 5 0
                                    

"Ayo....kubilang aku punya kejutan untukmu"Arga menarik tangan Raniya menuju sudut lain bengkel itu. Semua orang sedang makan kue sekarang. Raniya mengikuti Arga.
"Sekarang hadap ke tembok dan tutup mata. Jangan membuka mata atau berbalik sebelum ku suruh. Oke?"
Raniya mengangguk dan berdiri menghadap tembok. Lama dia menunggu. Mungkin Arga menipunya?
"Nah....selesai...sekarang berbalik."
Raniya berbalik dan memandang sepeda di depannya.
"Kau bisa memakainya sampai sepedamu selesai diperbaiki. Kau mau kan?"
Gadis itu tak percaya dengan ucapan Arga.
"Kau serius..."
"Tentu. Aku juga menambahkan kotak di sini. Jadi kau bisa meletakkan kotak kotak kue. Dan sepeda ini bisa dilipat. Sepeda ini akan selamat dari tangan jahil Wina. Aku sudah memasang alarm dan kunci. Lihat."
Raniya terpesona melihat Arga melipat sepeda itu dan menentengnya seperti tas tangan. "Ini sangat ringan. Kau mau mencoba?"
Lalu Raniya tersadar,"Kenapa kau membeli sepeda ini pasti harganya sangat mahal."
Duapuluh empat juta...
"Tidak...ini bekas kok dan harganya tidak mahal...."Arga berbohong.
Raniya mengamati sepeda yang kini ada ditangannya. Memang sangat ringan. Dan ini berarti satu hal.
"Kau bohong. Kau lupa melepas label harganya dan ini simbol untuk poundsterling bukan? Dan perkiraanku...harganya diatas dua puluh juta." Arga tak bisa berkata kata. Kegembiraan telah membuatnya lupa bahwa Raniya adalah gadis yang sangat cerdas.
"Terimakasih atas yang kau lakukan untukku. Tapi aku tak bisa memakainya. Dan aku tak suka dibohongi."
"Raniya..aku tak bermaksud membohongimu..."
"Aku tahu....tidak apa apa."
Raniya melangkah menuju tempat Om Ben. Kotak kotak kue itu sudah kosong. Raniya mengumpulkannya.
" Jadi berapa uang yang harus kubayar, Raniya..."
"Seratus ribu."
" Baiklah." Om Ben menyodorkan selembar uang ke arah Raniya.
"Terimakasih. Dan aku ingin tahu berapa aku harus membayar ongkos perbaikan sepedaku?"
Arga yang berdiri di belakang Rani ya menggelengkan kepalanya dengan putus asa.
"Eh....aku belum bisa menentukannya sekarang. Tapi aku akan mengabarimu nanti."
"Baiklah..terimakasih...aku pulang dulu."
Raniya mengambil kotak kuenya dan melangkah meninggalkan bengkel dan langsung naik ke dalam bis kota yang berhenti di depan bengkel itu.

"Kau membiarkannya pergi. Kalian bertengkar?"tanya Om Ben.
"Tidak."jawab Arga pelan lalu duduk di kursi.
"Dia tidak menyukai sepeda yang kau beli?Kenapa?"
"Tidak. Dia menyukainya. Tapi karena kebodohanku dia menolak memakainya."
"Dia gadis yang aneh bukan? Kupikir gadis gadis suka diberi hadiah mahal. Tapi dia tidak mau."
"Aku tidak bisa memahami jalan pikirannya."
"Yah....begitulah wanita. Kita para pria tidak diharapkan memahami mereka. Jadi bersabarlah sampai kemarahannya mereda sendiri..."

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang