70

18 3 0
                                    

Mobil Arga berhenti di mulut gang.
Raniya membuka pintu mobil sambil berkata,"Thanks Arga untuk semuanya."
Arga tersenyum,apakah aku harus mengatakan perasaanku padanya sekarang?Arga berpikir. Sungguh menyiksa...
"Em...Raniya...dia...bonekanya...punya solarsel...jadi kau tinggal meletakkannya di tempat yang terkena sinar matahari. Dia akan mengisi baterai sendiri."
"Hebat sekali....aku akan melakukannya... sampai jumpa besok di sekolah."

Arga memandang Raniya yang berjalan menuju rumahnya. Dia menarik nafas panjang dan menyesali perkataannya barusan. Solarsel? Apakah ada gadis yang tertarik dengan hal seperti itu? Tapi Raniya tampak gembira....Arga merasa lega dan ikut senang. Tapi sorot matanya berubah dalam sekejap. Seseorang harus membayar untuk apa yang telah dia lakukan pada Raniya. Tidak boleh ada seorang pun yang menyakiti hatinya. Arga takkan tinggal diam. Seulas senyum aneh tersungging di sudut bibir Arga. Sudah waktunya...pembalasan...hukuman...dimulai dari sekarang...batin Arga sambil memacu mobilnya pergi.

Kevin duduk dengan gelisah sambil memandang ke arah jalanan di depan teras rumah Raniya.
Kemana Arga membawanya pergi? Ini sudah lebih dari dua jam. Raniya seharusnya sudah pulang.
"Di minum dulu tehnya,Nak Kevin. Raniya pasti pulang sebentar lagi. Mungkin mobilnya mogok atau apa...kau sudah telpon Arga?"tanya Bu Sulis.
"Sudah,tante. Tapi tidak dijawab...mungkin Arga sedang menyetir."jawab Kevin bohong. Dia tidak akan menelpon Arga kecuali bila hanya ingin mendapat makian.
"Bagaimana pestanya?Semua suka kuenya?"
"Menyenangkan,tante. Kuenya enak sekali."Kevin berbohong lagi.
"Bagus kalo gitu. Tante tinggal belanja bentar ya. Gak keberatan kan tante tinggal?"
"Gak pa pa,Tante."
"Tante tinggal dulu kalo gitu."

Kevin memainkan ponselnya dan menoleh saat mendengar pintu pagar yang dibuka pelan. Raniya melangkah memasuki teras dan tampak kaget melihat Kevin.
"Kenapa kau ke sini?"tanya Raniya.
"Kau tidak cerita apapun pada ibuku kan?"tanyanya lagi.
Kevin menggeleng.
"Aku sungguh minta maaf,Raniya. Aku tak menduga kalo akhirnya jadi seperti ini....aku sangat menyesal. Kau tidak marah kan padaku?"
Raniya tersenyum,"Tidak....aku tidak marah padamu atau pada siapapun. Mereka biasanya memperlakukan aku jauh lebih buruk...kau tak perlu merasa bersalah."
Kevin tampak kaget mendengar jawaban Raniya.
Mereka biasanya memperlakukan aku jauh lebih buruk....Kevin mengulang perkataan Raniya dalam hati dengan sedih. Dia semakin merasa bersalah.
"Kau sebaiknya pulang...sudah malam. Besok kita sekolah. Jangan kuatir...aku tidak marah."
Kevin berusaha tenang dan memandang benda yang ada di tangan Raniya. Robot burung hantu itu buatan Arga. Dan Pak Candra,guru fisika mereka,memajangnya di lab. fisika dan memberikan pujian setinggi langit untuknya. Kenapa dia memberikannya pada Raniya?
"Arga memberikannya padaku. Ini hebat sekali..." ucap Raniya saat melihat Kevin memandang robot itu.
"Ya...mengagumkan..."sambung Kevin. Dia menyadari,Arga tidak hanya cerdas...tapi dia juga licik. Tapi Kevin tidak akan membuat rencana Arga berjalan dengan mudah. Dia telah memanfaatkan kesalahan Kevin untuk merebut hati Raniya. Luar biasa,Arga....Aku takkan tinggal diam. Kevin sudah punya rencana yang akan dimulainya besok.

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang