Untuk kedua kalinya dalam seminggu Raniya duduk di kantor Pak Rusdi. Gadis itu menatap tumpukan buku di atas meja di depannya. Kekesalannya pada Arga sama sekali belum hilang.
"Nah.....apa yang kau inginkan?" tanya Pak Rusdi sambil duduk di depan Raniya. Gadis itu tidak menjawab.
"Rupanya ucapanku beberapa hari yang lalu tidak kau dengarkan. Kenapa kau membuat keributan lagi? Katakan Raniya...apa alasan dari semua ini?"
Karena aku lelah hanya diam...karena aku bosan terus dihina....kalo aku pandai dan mereka bodoh...apa itu salahku? kalo aku terlahir dari keluarga miskin dan mereka dari keluarga berada...apa itu juga salahku? mereka selalu mencari alasan untuk menghinaku. Cukup...sudah cukup...
Raniya sangat ingin meneriakkan apa yang ada di hatinya...tapi gadis itu hanya menunduk.
"Jawab aku...Raniya..."
"Mereka menyebutku gadis arang..."jawab Raniya bohong.
Pak Rusdi menarik nafas panjang. Dia tahu Raniya bohong. Mereka telah lama memanggilnya si arang. Pak Rusdi tak pernah tahu kenapa murid murid memanggilnya begitu....sampai dia melihat sendiri apa yang dikerjakan Raniya setiap akhir pekan.Suatu pagi dia dan istrinya pergi ke pasar. Dia memang jarang menemani istrinya berbelanja.
"Pak....lihat."Bu Rusdi menepuk tangan suaminya dan menurunkan kaca mobil sedikit. Pak Rusdi menoleh dan terkejut melihat sebuah kios di seberang jalan.
"Dia adalah salah satu muridmu bukan?"
Pak Rusdi mengangguk. Dia melihat Raniya tengah mengisi bongkahan arang ke dalam plastik dan menimbangnya. Seluruh wajah dan tangannya tampak menghitam. Dengan cekatan dia menimbang dan memasukkannya ke dalam karung karung besar.
Pak Rusdi hendak membuka pintu mobil...tapi istrinya mencegahnya.
"Jangan,Pak. Nanti dia malu..."
Sejak itu,dia tahu darimana julukan itu berasal."Apa kau punya masalah?Kau bisa cerita padaku..."
Raniya menggeleng.
"Dengarkan aku,Nak. Kalau kau terus berbuat hal seperti ini....sekolah bisa saja mempertimbangkan untuk mencabut beasiswamu."
Perkataan Pak Rusdi seperti sebuah pukulan telak untuk Raniya. Gadis itu tertunduk penuh penyesalan.
"Maafkan aku,Pak."ucapnya pelan.
"Ini peringatan terakhir. Mulai sekarang kau harus lebih bijak dalam bersikap. Jangan biarkan kemarahan mengalahkan akal sehat kita. Kau paham ?"
"Aku paham."
"Baiklah...kembali ke kelas dan jangan ulangi lagi..."
Raniya mengangguk dan melangkah meninggalkan kantor itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Ficțiune adolescențiKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...