Raniya merasa heran kenapa Pak Rusdi dan Bu Fitria datang ke kelas saat jam pelajaran matematika. Wina datang bersama mereka. Dan melihat wajah angkuh Wina...Raniya merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Apalagi Wina tampaknya masih kesal tentang sampul majalah sekolah itu.
"Wina melapor padaku bahwa dia kehilangan dompetnya....jadi aku ingin tidak ada yang keluar dari ruangan ini sampai aku dan Bu Fitria selesai menggeledah kalian. Taruh tas kalian di atas meja dan kosongkan laci meja kalian."
"Oh....Wina memang ratu drama. Menyebalkan." Bisik Sinta sambil meletakkan tasnya di atas meja.
Bu Rina mendekat ke arah meja mereka. Sinta dan Raniya mengeluarkan isi tas mereka dan Bu Rina meneliti tiap kantong yang ada di tas mereka. Tak ada apapun."Apakah ini milikmu?" terdengar suara Pak Rusdi dan semua yang ada di ruangan itu menoleh ke arahnya.
"Itu dompetku..." terdengar suara Wina. Ada nada janggal dalam suaranya.
"Bisa kau jelaskan padaku, kenapa dompet ini ada di tas mu,Kevin?"
Sinta menutup mulutnya tak percaya dan Arga tampak luarbiasa kaget. Dia memandang Kevin dan dompet itu bergantian.
Kevin tidak menjawab dan tak ada rasa bersalah atau takut yang tampak di wajahnya.
"Baiklah....mungkin kau harus jelaskan di kantorku. Ayo ikut aku."
Kevin berjalan mengikuti Pak Rusdi keluar dari kelas. Semua orang tampak tak habis pikir. Kalau ada orang yang paling tidak dicurigai mencuri dompet itu....dia pasti Kevin.
Uang yang ada di dompet Wina takkan sebanding dengan rasa malu dan hukuman yang akan diberikan Pak Rusdi."Ganteng ganteng kok maling...." Raniya menoleh mendengar komentar Sinta.
" Kenapa bukan hatiku yang dia curi?" gumam Sinta sambil menulis rumus gradien. Ada yang aneh di sini...pikir Raniya. Kevin jelas tidak akan mencuri uang untuk alasan apapun. Tapi kenapa dompet itu ada di tasnya? Lebih baik dia menanyainya langsung.Raniya memandang Kevin yang berdiri sendirian di tengah lapangan upacara. Hari itu adalah hari yang terik di pertengahan Juli. Dan Kevin akan berdiri di sana sampai bel pulang berbunyi. Artinya masih satu jam lagi. Tidak akan ada yang berani menolongnya dan menghadapi amarah Pak Rusdi.
Raniya melangkah mendekati meja Bu Rina sambil membawa bukunya
"Aku sudah selesai. Boleh aku ijin ke kamar mandi?"
" Jangan lama lama."Raniya melangkah tergesa menuju kantin dan kembali lagi ke arah lapangan upacara tempat Kevin dihukum.
"Minum..." ucapnya sambil menyodorkan sebotol air mineral ke arah Kevin.
"Tidak." Kevin menjawab singkat sambil menyipitkan matanya.
"Cepat minum atau kau juga ingin aku dihukum?"
Kevin mengambil air itu dan meminumnya cepat cepat.
" Buka mulutmu..." ucap Raniya sambil memasukkan sebongkah besar gula merah ke mulut Kevin. Lalu dia pergi sambil membawa botol air yang telah kosong.
Gula merah itu akan membuat Kevin tidak merasa haus dan membantunya fokus berdiri di bawah terik matahari. Itulah yang dikatakan ibunya. Sebenarnya Raniya belum pernah mencobanya....Kevin yang akan lebih dulu jadi kelinci percobaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/169783686-288-k2379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...