Raniya duduk dengan tenang dan menunggu dalam diam saat Kevin mulai menyalakan TV dan lampu lampu tiba tiba mati. Persis seperti di bioskop sungguhan.
Raniya tersenyum kecil saat melihat Kevin yang tampak serius melihat ke arah TV di depannya. Gadis itu pernah melihat film ini bersama Reval di bioskop. Tapi dia tak ingin membuat Kevin kecewa.Kevin melirik ke arah Raniya yang duduk bersandar dengan popcorn di tangannya. Rasanya menyenangkan hanya berdua saja dengan gadis itu. Hei...perasaan apa ini? Kevin bertanya dalam hati.
"Kalo aku tidak ada...aku ingin kau menjaganya untukku."
" Bagaimana kalo aku juga jatuh cinta padanya?"
"Jelas kau akan jatuh cinta padanya..."
Kevin tertawa.Sudah setengah jam dan Raniya mulai bosan.
"Kau suka filmnya?" bisik Kevin.
Raniya menoleh dan mengangguk pelan.
"Bagus..." sambung Kevin lalu berdiri dan melangkah menuju kulkas kecil di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Raniya sambil melihat botol di tangan Kevin.
"Minum...popcorn dan soft drink...seperti jack dan rose..."
"Tidak boleh...minum jus."Raniya mengacungkan jus ke arah Kevin.
"Ayolah Raniya.....sedikit."
" Tidak boleh..."
Kevin meletakkan lagi minuman itu ke kulkas dan duduk dengan wajah cemberut.
"Baiklah.. " ucapnya sambil meletakkan kepalanya di pangkuan Raniya.
"Kevin...apaan sih....sana..."Raniya berusaha mendorong tubuh Kevin tapi terlalu berat.
"Aku akan menjatuhkanmu ke lantai..."
" coba saja.."
"Kau akan diusir dari bioskop kalo kelakuanmu seperti ini.Tiduran di kamar sana...aku mau pulang."
"Tidak boleh....kau akan tetap di sini sampe filmnya selesai..."
"Aku akan memanggil ibumu..."
"Panggil saja...dia takkan dengar."
"Kevin...."
Tapi Kevin tak peduli. Dia malah memejamkan mata dan tak bereaksi mesti Raniya mencubit pinggangnya dengan keras. Hanya senyum jahil yang tersungging di bibirnya. Kesempatan ini takkan datang dua kali,batinnya dengan gembira.Ada ada saja kelakuan anak ini.....batin Raniya sambil mendorong tubuh Kevin. Tapi sia sia saja. Tubuh Kevin tidak bergerak sama sekali, sudah lebih dari lima belas menit.
"Kevin....hei bangun..." Raniya menepuk pipi Kevin dengan lembut.
Tak ada reaksi.Wah jangan2 dia pingsan lagi,pikir Raniya. Gawat.
Raniya memencet hidung Kevin dengan panik. Lalu dia menyadari sesuatu saat mendengar Kevin mendengkur dengan lembut. Ya... Tuhan, dia sudah tertidur. Ganteng ganteng kok ngorok.... lucu juga sih.
Dasar pelor. Nempel langsung molor.
Raniya memandang wajah Kevin yang sedang tertidur....dia memang tampan...dengan sepasang alis tebal dan hidung yang mancung...bibir yang sempurna dan Raniya sangat suka dengan rambutnya yang berwarna coklat gelap.
Raniya merasa kakinya mulai pegal...tapi dia tak tega membangunkan Kevin yang sudah tertidur pulas."Sini....biar mami bantu..."
Raniya menoleh dan melihat Ursula sudah berdiri di belakangnya membawa sebuah bantal.
Raniya merasa risih. Entah sudah sejak kapan dia berdiri di situ. Pelan pelan Raniya berdiri dan Ursula menaruh bantal itu di bawah kepala Kevin.
Raniya berdiri dengan salah tingkah.
"Aku mau pulang, mami Ursula..." ucapnya pelan.
"Pulang? Nanti saja setelah makan malam...Kevin pasti kecewa kalo kau pulang."
"Tapi...."
"Ayo ikut denganku....kau akan menemaniku sebentar."
Ursula menggandeng tangan Raniya lebih tepatnya menyeret gadis itu keluar dari ruangan menuju ruangan lain. Raniya hanya mengikuti langkah wanita itu sambil berpikir bagaimana dia bisa terjebak diantara ibu dan anak yang sama sama ajaib ini.Raniya tercengang saat memasuki ruangan itu. Sebuah salon dan sebuah toko baju ada di sana. Lengkap dengan pegawainya yang tampak sudah menunggu.
"Karena aku tidak bisa meninggalkan Kevin di rumah....jadi aku membawa mereka ke sini...ayo Raniya....kita mulai bersenang senang...."
Raniya hanya terdiam tak percaya saat Ursula mulai memilih baju untuknya.
"Coba ini...." Dia mengulurkan dress bunga bunga berwarna biru sepanjang lutut ke arah Raniya.
"Dan sepatunya. Ayo pakai....aku ingin melihatnya."Raniya memandang bayangannya di cermin ruang ganti dan tersenyum. Baju ini sungguh cantik. Serasi dengan sepatunya. Dia meraih ujung gaun itu dan melihat harga di labelnya lalu melotot tak percaya melihat harga yang tertera di sana.
"Raniya....kau sudah selesai sayang..."terdengar suara Ursula.
Raniya membuka tirai dan melihat Ursula yang tersenyum lebar.
"Cantik sekali....aku suka...aku ambil yang ini..."
ucapnya seraya merobek label harga yang baru saja dilihat Raniya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...