Arga memandang sekilas Raniya yang duduk di seberang kursinya. Dia tampak tenang mengerjakan soal ujian.
Arga tersenyum kecil. Dia optimis bisa meraih nilai sempurna. Dia memandang jam besar di depan meja pengawas. Lima belas menit lagi. Arga membaca kembali kertas jawaban miliknya. Sempurna.Teng teng teng teng
Semua peserta harap keluar....tinggalkan kertas jawaban di atas meja.
"Kau bisa mengerjakannya Raniya?" Tanya Arga.
Raniya tertawa kecil.
"Tidak sesulit dugaanku....menurutmu?"
"Soal dari Bu Rina jauh lebih sulit."
"Aku setuju denganmu."
"Berapa kira kira nilai yang kau dapat?" Tanya Arga lagi.
"100%...maybe..."
"Lihat....mereka sudah membagikan hasilnya."
Raniya menoleh dan tampak terkejut.
"Cepat sekali....aku merasa gugup..."Raniya mencengkram lengan Arga.
"Terimakasih..."Arga menerima kertas dari seorang panitia lomba.
Senyum lebar tercetak di wajahnya saat melihat kertas itu.
"Luar biasa,Raniya. Kau di peringkat teratas. Selamat...." kalimat Arga terhenti karena Raniya memeluknya dengan erat sampai Arga tak bisa bernafas.Arga tersenyum kecil saat merasakan kegembiraan Raniya. Mungkin dia sudah melupakan kejadian buruk tempo hari. Semoga saja.
"Mari kita lihat peringkatmu..."ucap Raniya setelah melepaskan pelukannya.
"Nomor tiga...tidak buruk...kau harus mendapat nilai sempurna untuk presentasi robotmu."
"Aku pasti mendapatkannya.....pasti."jawab Arga dengan optimis. Mereka tidak tahu bagaimana robot itu bisa terbang.....
Dia memandang Raniya yang tampak sangat gembira. Arga bersorak gembira dalam hati. Rasanya dia telah memenangkan lomba hari ini..."Arga...Arga..."
"Ap.. apa?" Arga terlonjak kaget saat Raniya menepuk pundaknya.
"Mereka memanggilmu untuk presentasi. Lima menit lagi mereka mulai."ucap Raniya.
Arga mengambil kotak di dekat kakinya lalu melangkah menuju ruang penjurian.
"Semoga sukses. Aku tahu kau pasti bisa.."tambahnya.
Arga berhenti sejenak dan memandang gadis itu. Haruskah aku berlari ke arahnya dan memeluknya lalu mengatakan hanya Raniya yang begitu berarti dalam hidupnya?
Jangan gila Arga....kendalikan dirimu...
Arga tersenyum," kau juga...aku akan melihat penampilanmu. Semoga sukses."Raniya berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti seragamnya dengan kostum tari. Dia sangat gembira ada di peringkat pertama tes tertulis. Langkahnya tinggal sedikit lagi untuk mendapatkan piala itu.
Dia harus menari dengan indah. Dia akan membuat Shinta bangga. Raniya merasa gugup. Dia tidak pernah ada di panggung untuk menari. Tapi dia sudah melatih tarian itu ratusan kali. Aku pasti bisa...Raniya membuka kotak yang berisi kostum tarinya...tapi alangkah kagetnya dia saat melihat isi kotak itu.
Raniya mengeluarkan kotak yang berisi tumpukan sampah itu. Bagaimana bisa....Dia nyaris menangis saat tak bisa menemukan kostum tarinya.
Apa yang harus kulakukan?
Raniya keluar dari ruang ganti sambil menahan tangis. Dia melangkah menuju ruang presentasi dan melihat Arga sedang melakukan tanya jawab dengan seorang juri.
Tidak....dia tidak bisa minta tolong padanya...Dia harus bicara dengan Bu Rina tapi tidak ada seorang guru di sini. Atau dia harus bicara dengan panitia. Tidak...masalahnya akan tambah rumit.
Apa yang harus kulakukan? Raniya berpikir dengan panik. Atau dia harus menari tanpa kostum?
Lalu dia teringat Kevin. Segera dia berlari menuju tempat parkir....food truck itu masih di sana."Kevin....apa kau bisa membantuku?" Tanya Raniya. Dia sudah di ambang tangis.
"Katakan Raniya...apa yang bisa ku bantu ?"
"Aku kehilangan kostum tariku...."jawab Raniya di sela isak tangis yang sudah tidak sanggup dia tahan.
"Bagaimana bisa ?Oh Tuhan..."
Raniya lalu menunjukkan kotak berisi sampah pada Kevin. Lalu dia mulai menangis.
"Apa yang harus kulakukan? Apa..."
Kevin memeluk Raniya dengan lembut.
"Aku akan membantumu....aku akan mendapatkan kostum tarimu. Aku akan melihatmu menari dan jadi juara. Sudah ...jangan menangis." Hiburnya sambil menyeka airmata Raniya. Sungguh...melihat gadis itu menangis membuat Kevin ingin melukai dirinya sendiri. Dia takkan tahan melihat Raniya menangis lebih lama lagi.
"Kau percaya padaku?"tanya Kevin.
Raniya mengangguk.
"Bukankah kau juga harus merias wajahmu? Lakukan sekarang...sebelum kau selesai...aku pasti sudah mendapatkan kostummu.Serahkan semuanya pada Kevin."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Novela JuvenilKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...