22

49 5 0
                                    

"Lihat....gadis arang ini rupanya sudah tutup mulut tentang sepedanya. Aku tak mendengarnya mengadu pada Pak Rusdi."
Raniya mendongak sebentar dan kembali mengerjakan soal fisika tentang reaksi fusi. Bayu berdiri diambang pintu kelas diikuti gengnya. Raniya menarik nafas berusaha menenangkan diri. Dia tak ingin memancing keributan apapun. Dia sudah berjanji pada Pak Rusdi.

Tapi Bayu tampaknya bertekad membuat Raniya marah. Dia melangkah mendekati bangku Raniya dan membanting majalah sekolah ke bangku gadis itu.
"Mereka harusnya memotretmu dengan wajah seperti ini...."Bayu mengambil spidol hitam milik Raniya dan mencoret wajah Raniya yang ada di sampul majalah itu.
"Ini lebih cocok untukmu....gadis arang!"
Raniya berdiri. Cukup sudah. Tapi tangan Arga menahannya.
"Biarkan saja. ...sudahlah....tak ada gunanya berurusan dengan dia."
"Wah...wah...bagus. Dua orang favoritku...kalian memang sepadan. Satunya kutu busuk dan satunya orang miskin..." Kalimat Bayu terhenti saat melihat kemarahan di wajah Arga. Dia tidak pernah melihatnya seperti itu. Hanya ekspresi takut yang dia lihat selama ini. Tapi tidak sekarang. Arga bahkan mengangkat wajahnya dan memandang Bayu seolah ingin tahu sejauh mana dia bisa menghina Arga.

Lalu terdengar suara ledakan dan teriakan diiringi derap kaki orang yang berlarian dari lantai dua ruang kelas. Tiba tiba sirine kebakaran meraung dan semua orang berlarian menuju lapangan upacara. Mereka semua pernah berlatih bagaimana cara menyelamatkan diri dari gempa dan kebakaran....tapi tak pernah menduga bahwa hal itu akan terjadi hari ini. Suasana hiruk pikuk dan beberapa orang tampak histeris menyadari ini bukan latihan tanggap bencana.

Asap tebal hitam memenuhi tempat parkir kendaraan. Para guru berusaha menenangkan para siswa dan yang lain menyuruh mereka menjauh dari sumber api. Ledakan ledakan kecil terdengar dari sana. Tak ada seorang pun yang tahu bagaimana kebakaran itu bisa terjadi.

Mobil pemadam kebakaran itu pergi meninggalkan sekolah diiringi tatapan ngeri semua siswa yang bergerombol menyaksikan mobil Bayu yang hangus dilalap api dari kejauhan. Hanya tinggal kerangka mobilnya yang menghitam. Beberapa orang polisi memasang police line sementara beberapa yang lain tampak berbicara dengan Bayu dan Pak Fath di kantornya.
Pak Rusdi mengumumkan bahwa karena kebakaran itu sekolah dipulangkan lebih awal. Untunglah hanya satu mobil yang terbakar. Padahal ada puluhan mobil dan ratusan sepeda motor yang ada di parkiran sekolah. Tapi tak ada satupun yang ingin mencari masalah dengan memarkir kendaraannya di dekat mobil Bayu. Dia punya satu blok yang bisa ditempati sepuluh mobil untuk parkir pribadinya.
Tapi hari ini jelas hari paling sial dalam hidupnya. Mobil itu telah memenangi banyak balapan liar dan dia telah menghabiskan banyak uang untuk memodifikasinya. Dan kini dia harus berurusan dengan polisi tentang kemungkinan dia melakukan modifikasi ilegal pada mobilnya yang bisa membahayakan dirinya dan banyak orang.

Arga memacu mobilnya meninggalkan sekolah dengan senyum aneh terkembang di sudut bibirnya. Karena sekolah pulang lebih awal dia jadi punya banyak waktu bersama Raniya. Sementara Raniya tampak sedih karena kue kuenya masih banyak tersisa.
Dia memandang kotak kotak lue itu dengan kesal.
"Aku punya kejutan untukmu dan jangan kuatir. Kue kue itu akan habis dalam sekejap." Ucap Arga seolah bisa membaca pikiran Raniya.
" Kemana kita akan pergi? " tanya Raniya.
"Aku bilang kan kejutan. Jangan banyak tanya." Jawab Arga sambil tertawa.

" Om Ben...ini Raniya." Arga berkata sambil memberi isyarat dengan matanya. Om Ben tersenyum dan mengedipkan matanya.
"Akhirnya....Raniya ....nama yang cantik. Manis seperti orangnya. Kau datang untuk melihat sepedamu ?"
Raniya mengangguk.
" Aku punya banyak pekerjaan. Mungkin sepedamu baru selesai setelah satu bulan....tapi mungkin benda itu tak bisa sebaik dulu...kau tahu..sepeda itu rusak parah saat Arga membawanya ke sini."
"Aku tahu....tapi sepeda itu pemberian almarhum ayahku."
"Jangan kuatir....pekerjaku akan melakukan yang terbaik."
" Om Ben memang yang terbaik. Dan kau yang nomor satu kalo kau mau membeli semua kue buatan ibunya Raniya." Ucap Arga sambil tersenyum jahil.
"Kau selalu mengambil keuntungan dariku, Nak. Tapi baiklah....ayo semuanya berhenti bekerja! Aku akan mentraktir kalian makan kue."

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang