Taman kecil itu telah dihias dengan cantik. Raniya begitu terpesona dengan air mancur kecil yang ada di tengah tengah tempat itu.
"Ku bilang senyum....senyum...." Kevin berbisik di telinga Raniya.
"Aku tahu. Apa aku juga harus melambaikan tangan seperti ratu sejagat? Diam kau." Raniya balas berbisik.
"Nah....ini Kevin dan Raniya..."
Ursula menyambut mereka dengan gembira.
"Wah....Kevin...dia pacarmu,Nak?"seseorang bertanya.
Raniya sontak melepaskan tangannya dari lengan Kevin.
"Hei....kenapa bertanya seperti itu. Lihat gadis ini jadi malu...."sambung yang lain.
Raniya mendelik ke arah Kevin. Tapi dia malah tertawa kecil.
"Dia sangat cantik, Ursula."
"Dan juga pintar....dia yang terpintar di sekolah Kevin yang baru..." sambung Ursula dengan nada bangga.
"Lihat yang dikatakan mami....sebentar lagi dia pasti akan menukar diriku denganmu....dia lupa kalo akulah anaknya."bisik Kevin dengan mimik wajah lucu.
"Jadi....kau mengundang kami hanya untuk melihat anak anak ini...atau yang lain?"
Ursula tertawa lalu menggelengkan kepalanya.
"Yah....bagaimana lagi....tapi aku ingin kalian menyantap kue kue kecil ini sebelum kuajak berkeliling melihat rumah baruku."
Raniya memandang ke arah meja yang penuh dengan kue kue buatan ibunya. Lalu dia menyadari bahwa dia diundang ke rumah ini bukan untuk menata kue kue itu. Orang lain sudah melakukannya. Ibu Kevin menyuruhnya untuk tujuan lain. Kenapa dia mendandaninya dengan gaun mahal,merias wajahnya hingga terlihat cantik...Raniya berpikir keras mencoba menebak tujuan orang kaya ini. Tapi dia tidak bisa menemukan jawabannya. Tidak untuk saat ini."Kenapa kau berdiri seperti patung? Kau tidak ingin makan sesuatu?" Kevin menarik tangan Raniya mengikuti Ursula dan tamu tamunya.
Kini dia bisa melihat lebih dekat bagaimana kue kue sederhana itu ditata dengan indah di atas piring piring keramik yang mewah. Kini gadis itu tahu bahwa pisang goreng pun akan naik derajatnya jika diletakkan di atas piring emas."Ini lezat, Ursula. Kau menyewa koki untuk membuat semuanya? Sudah lama sekali aku tidak makan kue seperti ini."
"Ibunya Raniya yang membuatnya."
"Kalo begitu aku akan mengunjungi tokonya setelah ini."
"Sayang sekali....ibunya hanya menerima pesanan...."
"Benarkah? Ah...Ursula,kau selalu mendapatkan yang terbaik."
"Tentu."Raniya menahan senyumnya. Tapi dalam hati dia merasa bangga. Ibunya telah bekerja keras membuat semua ini dan rasanya senang sekali melihat orang lain menghargainya. Dia duduk di bangku taman dan memandang ke arah tamu tamu itu. Makanan yang lezat tetap lezat di lidah siapapun....yang membedakan dia dan mereka hanyalah kekayaan saja.
"Ini...kau pasti haus..."Kevin menyodorkan segelas jus ke arah Raniya.
"Terimakasih."
"Sama sama. Kau suka ada di pesta ini?"
"Aku tidak tahu. Biasa saja."
"Well...maafkan mami....dia agak berlebihan kukira...tapi menyenangkan melihat mami gembira. Sudah lama aku tidak mendengar tawanya." Ucap Kevin sambil duduk dan meminum jusnya.
"Terimakasih kau telah bersedia menuruti segala ide konyol mami menjadikanmu seperti ini...
kau telah membuat mami bahagia hari ini."Kevin berkata dengan nada suara yang tak pernah di dengar Raniya. Ada keharuan yang janggal di wajah tampannya. Tapi hanya sesaat. Lalu ekspresi jahil kembali muncul di wajahnya saat dia berhasil memotret Raniya dan dirinya.
"Berikan padaku....untuk apa kau melakukannya?" Raniya berusaha merebut ponsel itu dari tangan Kevin.
"Ayolah Raniya....jangan marah terus.Kau terlihat jelek saat marah..."
"Kau harus menghapusnya."
"Tapi ada syaratnya..."
"Apa?"
"Kau ikut denganku setelah ini...."
" Tidak." jawab Raniya ketus.
"Aku akan menyebarkan foto ini ke seluruh sekolah...." Ucap Kevin sambil berpura pura menyentuh layar ponselnya.
Raniya memandang Kevin dengan ngeri. Dia tak bisa membayangkan kalo sampai seisi sekolah tahu....
"Oke....tapi jangan macam macam."
Kevin terkekeh. Raniya telah tertipu. Sesungguhnya dia telah mengirimkan foto itu ke seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Novela JuvenilKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...