"Tujuh putaran lagi...."teriak Pak Rusdi dari depan kantor guru.
Raniya melempar pandangan ke arah Sinta yang berdiri di sebelahnya. Mata gadis itu menyipit karena silau sementara wajahnya yang putih dan halus tampak memerah terbakar matahari yang bersinar dengan terik. Seulas senyum tergambar di bibirnya. Raniya menggelengkan kepala. Bobby dan Arga melintas di depan mereka sambil berlari. Raniya tak bisa menahan tawa saat melihat Bobby membuat isyaryat dengan telunjuk melintang di lehernya.
"I'm dead..."ucapnya cukup keras.
Pak Rusdi memandang Bobby dengan marah. Sementara Raniya menundukkan wajahnya menahan tawa. Seperti perkiraannya,Pak Rusdi menjemur mereka selama satu jam plus Bobby dan Arga berlari mengelilingi lapangan upacara sepuluh kali. Entah siapa yang memberitahu Pak Rusdi bahwa mereka ambil bagian dalam balap liar itu.Tak ada yang menganggap serius hukuman ini, kecuali Raniya. Tapi saat melihat reaksi Bobby, Sinta dan Arga yang tampak santai,Raniya akhirnya mampu mengurangi rasa takutnya. Apalagi melihat Bobby yang justru berlari seperti sedang lomba marathon dan sesekali bertingkah kocak. Dia sungguh menikmati hukuman ini. Luar biasa...Murid murid yang menonton di pinggir lapangan tertawa melihat ulah konyolnya itu.
Bayu tampaknya cukup cerdik untuk tidak masuk sekolah hari ini.
Dan Pak Rusdi tampak sangat marah...tiga orang murid kesayangannya yang selalu dia jadikan contoh bagi murid lainnya akhirnya tertangkap basah dan meyakinkan telah melakukan pelanggaran serius.......tapi ini belum seberapa,Raniya berpikir...bagaimana seandainya Pak Rusdi tahu siapa pacar Sinta......"Ayo....kalian ke kantor sekarang...hukuman selesai."
Mereka berempat mengikuti Pak Rusdi menuju kantor Pak Rusdi.
"Sori....gara gara aku kau jadi kena hukum. Harusnya kau memang tak datang..." ucap Arga penuh sesal.
"Gak pa pa...nih.."Jawab Raniya sambil memberikan Arga tisu.
"Thanks....untuk tisunya....dan sori juga semalam aku agak emosional...that anger tone...I didn't mean that..."
Raniya tersenyum,"Its ok....aku tahu kau tak bermaksud membentakku. Kau sudah minta maaf kan semalam? Jangan minta maaf lagi...aku tak suka mendengarnya.""Duduk...kalian sudah tahu kesalahan kalian apa?"tanya Pak Rusdi.
Tak ada yang menjawab.
"Jawab." ulangnya dengan nada keras.
"Mereka tidak bersalah. Aku yang bertanggung jawab. Bapak keliru telah menghukum mereka..."
Airmuka Pak Rusdi langsung berubah.
"Jadi...aku membuat keputusan yang salah?"
"Ya...harusnya Bapak bertanya padaku kenapa aku melakukannya."
jawab Arga dengan nada yang berani.
"Bagus....katakan padaku apa alasanmu."
"Karena Bapak tidak bisa menghukum Bayu untuk semua yang dia lakukan padaku selama ini. Dia telah menindasku. Melukaiku secara fisik dan verbal. Bukan hanya aku, Pak. Siswa lain juga mengalaminya. Tapi apa yang kau lakukan dan guru guru lain lakukan? Kau seolah menutup mata dan membiarkan Bayu terus berbuat seenaknya. Aku merasa yang dia lakukan sudah melampaui batas. Sudah cukup. Dan kalo orang berpikir aku akan diam saja,salah besar.Semut pun akan balas menggigit orang yang menginjaknya.Meskipun akhirnya dia kalah dan mati, paling tidak dia sudah membela diri. Itulah yang kulakukan sekarang dan aku tidak melihat dimana letak kesalahanku. Aku telah mengalahkannya di arena balap dan membuktikan bahwa aku tak selemah yang orang kira. Kupikir itu cukup adil. Aku tak merasa bersalah. Mereka akan berpikir ulang untuk menindasku."Bobby tak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia menggelengkan kepala mendengar perkataan Arga. Apa dia sedang mabuk? Dia tak menduga Arga yang pendiam dan jarang bicara mengatakan kalimat panjang dengan nada penuh amarah. Bobby memang terkenal dengan kebengalannya, tapi dia tak pernah menyerang guru dengan perkataan frontal seperti Arga. Tidak. Dia akan langsung berubah jadi batu jika melakukannya. Sungguh Arga begitu berani...atau begitu putus asa....atau begitu marah?
Raniya dan Sinta berpandangan. Mereka tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Pak Rusdi juga tampak kaget,tapi dia segera berkata,
"Kukira sudah cukup....kalian kembali ke kelas dan jangan terulang lagi. Kalian mengerti?"
"Mengerti."Mereka berjalan keluar dari kantor Pak Rusdi menuju kelas mereka. Jam pelajaran akan dimulai sebentar lagi. Murid murid lain memandang mereka dengan penasaran dan sesekali berbisik.
"Aku akan minta maaf pada Pak Rusdi kalo jadi kau,Arga. Perkataanmu barusan bisa saja menyinggung perasaannya. Aku memang bukan murid yang baik tapi aku tak ingin jadi murid durhaka. Aku menghargai guru guruku seperti aku menghargai orangtuaku...."Ucap Bobby sambil melangkah pergi. Sinta mengangguk setuju dan menyusul Bobby.
"Apakah aku salah mengatakan hal itu?"tanyanya pada Raniya yang berdiri disampingnya.
"Tidak....tapi aku juga setuju dengan perkataan Bobby barusan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Novela JuvenilKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...