82

28 2 0
                                    

"Tidak bisa dalam 20 menit...jalan ke sana macet. Paling cepat satu jam...."
Kevin mengumpat pelan mendengar jawaban dari sekertaris ibunya.
"Berikan telponnya ke mami...aku mau bicara."
"Oke...."
"Kenapa Kevin sayang?"
Kevin lalu menceritakan segala yang terjadi.
"Kita pake helikopter. Kamu tunggu di sana." Jawab mamanya.

Tidak....itu juga bisa lebih lama. Dimana helikopternya akan mendarat? Kevin mulai berpikir. Lalu dia melihat truk sampah berwarna hijau melintas di depan tempatnya berdiri. Dia memandang kotak kardus berisi sampah yang tadi dibawa Raniya. Mungkin saja....
Tanpa pikir panjang Kevin berlari mengejar truk itu. Untunglah truk itu berhenti di depan sebuah gedung yang tidak jauh.
"Maaf...Pak. Aku kehilangan barang yang sangat penting. Aku tak sengaja membuangnya. Bolehkah aku naik ke bak truk dan mencarinya...tolong,pak."
Sopir truk itu memandang Kevin yang tersengal sengal karena berlari tadi.
"Cari saja....tapi jangan lama lama."
Senyum terkembang di wajah Kevin. Cepat cepat dia memanjat bak truk dan melompat ke dalamnya.
Banyak sekali sampahnya? Batin Kevin sambil memandang tumpukan sampah daur ulang di depannya.
Truk itu baru saja lewat. Pasti ada di bagian atas...Kevin memanjat pelan pelan tumpukan kardus itu...tapi dia terjatuh dan melihat lengan kemejanya robek karena tersangkut sesuatu. Lalu sesuatu jatuh menimpa kepalanya.
Uhh...sakitnya....Dia menggosok dahinya yang terasa nyeri. Tapi rasa sakit di kepalanya langsung lenyap saat melihat kotak itu.
Raniya SMU Nusantara
"Aku mendapatkannya!!!"pekik Kevin sambil mengeluarkan isi kotak itu. Kostum tari Raniya.
Kevin melambaikan tangan ke arah sopir truk sampah itu setelah mengucapkan terimakasih berulang ulang. Dia lalu mencatat plat nomor truk itu lalu menelpon Maminya.
"Tidak perlu helikopter...aku sudah menemukan kostum tari Raniya."

Raniya nyaris menangis lagi saat melihat kostum tari yang dibawa Kevin.
"Aku menemukannya di truk sampah."
"Terimakasih....kau menyelamatkan hidupku."
Kevin tertawa, " Ayo cepat...kau akan terlambat nanti."
Raniya tersenyum gembira...
"Hei...kau terluka...lihat lenganmu. Apakah sakit?"
"Tidak apa apa...aku jatuh tadi...cepatlah..."
"Thanks, Kevin."
"Jangan lupa tersenyum....aku akan melihatmu dari bangku paling depan."
Kevin melambaikan tangan dan melangkah pergi.

Raniya tersenyum setelah menyapukan sentuhan blush on tipis di pipinya. Dia menarik nafas dan menghembuskannya pelan. Dia telah berlatih ratusan kali. Dan saat ini bukan waktunya membuat kesalahan. Aku tahu....aku bisa.....buktikan pada mereka.. .buat dirimu bangga...
Raniya menghibur dirinya sesaat sebelum melangkah meninggalkan ruang ganti.

Gadis itu mengintip dari balik tirai panggung dan melihat Kevin duduk di deretan depan dan tampak antusias memandang ke arah panggung. Sementara Arga tampak kesal berada di samping Kevin. Apakah presentasinya tidak berjalan dengan lancar?
Raniya akan bertanya nanti.
Pembawa acara memanggil namanya dan irama gamelan mengalun lembut. Raniya melangkah pelan menuju panggung dan menyapukan selendang merah di pinggangnya dengan percaya diri.
Dia memandang ke arah penonton yang bertepuk tangan. Aku Raniya....and this is the real me.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang