Sudah setengah jam. Raniya berjalan mondar mandir sambil membawa tas Kevin di depan kamar mandi laki laki. Beberapa siswa memandang Raniya dengan tatapan aneh. Tapi gadis itu tidak peduli. Bel pulang sudah berbunyi dan hukuman Kevin sudah berakhir. Tapi kenapa dia lama sekali di kamar mandi? Apa dia berusaha menenggelamkan diri di bak mandi?
Tidak ada lagi yang masuk ke kamar mandi dan sekolah sudah sepi. Raniya menoleh ke kiri dan ke kanan lalu mendorong pintu di depannya.Kevin menoleh dan kaget melihat Raniya
yang tiba tiba masuk dan berdiri diambang pintu.
Kevin berusaha menyembunyikan sesuatu yang ada di tangannya.
"Apa yang ada di tanganmu?" Tanya Raniya curiga. " tunjukkan..." sambungnya.
Kevin berbalik dan berdiri membelakangi Raniya.
"Kau tidak boleh masuk ke kamar mandi laki laki." jawab Kevin.
Raniya berjalan mendekati Kevin dengan penasaran.
"Aku bilang per...."
Raniya kaget saat melihat tisu itu meluncur jatuh dari tangan Kevin.
Darah. Raniya memandang tisu itu dan Kevin yang berusaha menutupi hidungnya.
"Kau berdarah...." Raniya berkata dengan panik.
"Jangan lebay....aku hanya mimisan. Kau tidak pernah mimisan?" Kevin bertanya sambil mencuci tangannya di wastafel.
Raniya mengamati wajah pucat Kevin. Gadis itu pernah mimisan....tapi tak sebanyak itu...
"Aku hanya memastikan kau tidak apa apa. Baiklah...aku pergi kalo begitu."
Tapi baru saja Raniya melangkah, dia mendengar bunyi keras dan melihat Kevin sudah tergeletak di lantai.Pak Rusdi dengan susah payah membaringkan tubuh Kevin di tempat tidur ruang UKS. Sementara Raniya menangis ketakutan melihat darah yang terus mengalir dari hidung Kevin.
"Pak....ambulansnya sudah datang....mereka langsung ke sini." Seorang guru berkata dengan keras dari luar ruangan.
" Sebaiknya mereka langsung membawanya ke rumah sakit. Aku sudah menghubungi ibunya dan dia langsung ke rumah sakit." ucap Pak Rusdi berusaha bersikap tenang.Pintu ruang UGD itu tertutup dan seorang perawat menyuruh Raniya untuk menunggu di luar. Ursula Suwandi berjalan terburu buru bersama seorang dokter yang segera masuk ke ruang UGD. Wanita itu berdiri dengan gelisah di depan pintu dan tanpa sengaja melihat Raniya yang berdiri di seberangnya dengan seragam sekolahnya yang penuh darah. Raniya begitu panik hingga tak menyadarinya.
"Raniya...sayangku....aku tidak tahu bahwa kau bersama Kevin tadi...."
"Aku hanya ingin tahu apa Kevin baik baik saja, Tante..." jawab Raniya dengan gugup. Ketakutan jelas terbayang di wajahnya.
"Dia pasti baik baik saja....dokter sedang memeriksanya. Aku akan menyuruh sopir mengantarmu pulang...dan pakai ini..." Ursula melepas pasmina yang dia pakai dan memakaikannya ke tubuh Raniya.
"Aku akan mengabarimu kalo Kevin sudah sadar...nah sekarang kau pulang dulu....sopirku sudah menunggu di lobi rumah sakit." Sambungnya sambil membelai kepala Raniya dengan lembut.
Dengan enggan Raniya berbalik dan melangkah meninggalkan UGD. Dia masih mendengar suara Pak Rusdi yang baru saja datang.
"Bu Ursula....bisa kita bicara sebentar...ini tentang Kevin..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...