" Karena Sinta sudah pindah sekolah...jadi aku yang akan menghandle majalah dan mading."
Arga tampak gusar...apa apaan ini batinnya.
Dia bahkan tak pernah menulis sebuah artikel di mading.
" Dan langkah pertamaku...aku akan mengeluarkan semua orang yang tidak ada kaitannya dengan redaksi."Arga menoleh ke arah Raniya...lalu dia menyadari apa maksud sesungguhnya perkataan Yolanda. Raniya tampak memahaminya. Dia mengambil flashdisknya dari komputer dan barang barang miliknya dari meja di depannya.
" Bagus kalau kau mengerti...dan jangan kembali lagi. Aku tak membutuhkanmu di sini." sambung Yolanda.
Arga benar benar kehilangan kesabaran sekarang.
" Apa maksudmu hah? Raniya melakukan lebih banyak untuk tempat ini daripada kau....kau sungguh keterlaluan,,,"
" Kenapa? Kau tak terima? Kau sebaiknya melakukan pekerjaanmu yang sudah jadi tugasmu."
" Aku berhenti....kerjakan semua ini sendiri."
Arga melemparkan tumpukkan kertas berisi artikel yang belum di edit ke arah Yolanda dan melangkah pergi menyusul Raniya.
"Kau pikir aku tak bisa melakukan ini? Asal kau tahu Arga....kau sama anehnya dengan rambutmu itu..."
Arga masih bisa mendengar ucapan Yolanda.
"Aku akan membalasmu....tunggu saja." gumam Arga dengan marah.Raniya melangkah tergesa gesa sambil berusaha menahan tangisnya. Ya Tuhan....kenapa semua jadi seperti ini?
" Raniya? Kau baik baik saja?" terdengar suara Kevin saat Raniya duduk di bangkunya.
" Sesuatu terjadi? Ada apa denganmu? Lihat aku?" Kevin bertanya lagi saat Raniya tak kunjung menjawab. Kevin melangkah mendekatinya dan terkejut saat melihat Raniya mengusap wajahnya dengan sehelai tisu. Gadis itu menangis pelan.
" Raniya.."
" Kau bisa tinggalkan aku sendiri? Aku butuh sendiri..."ucap gadis itu di tengah isaknya yang tertahan.
" Oke....tapi kau tetap bisa cerita padaku...atau kalau kau butuh sesuatu....apa saja..."Kevin menghentikan Arga yang akan memasuki kelas.
" Dia ingin sendiri...dan kau pasti tahu apa yang terjadi sampai dia menangis seperti itu. Jangan katakan kau penyebabnya...atau kau akan menyesal..."
Arga menatap Kevin. Satu hal yang ingin dia lakukan saat ini adalah meninju cowok di depannya."Arga...Kevin. Aku ingin kalian membaca lagi tata tertib di sekolah ini. Dengar...kalian telah melanggar peraturan. Apa kalian tahu?" Bu Fitria menghampiri Kevin dan Arga yang duduk sebangku.
Kedua cowok itu saling berpandangan. Peraturan sekolah yang mana? Boro boro baca tata tertib....baca buku pelajaran aja males, batin Kevin. Sementara Arga berusaha mengingat beberapa peraturan yang pernah dia baca. Lalu dia teringat sesuatu.....
"Sudah ingat, Arga?" tanyanya lagi.
Arga mengangguk, sungguh bencana,pikir Arga. Kenapa dia jadi lupa?
"Dilarang mengecat rambut dengan warna mencolok. Mengerti? Sebelum Pak Rusdi menggunduli kalian....bisa kalian jelaskan padaku kenapa dengan rambut kalian?"
Seisi kelas tertawa atau sudah tidak sanggup menahan tawa saat Bu Fitria menunjuk rambut Arga yang berwarna silver dan rambut Kevin yang berwarna merah.
Raniya memandang keduanya....mau tidak mau dia ikut tersenyum. Ada ada saja kelakuan dua orang ini. Lagipula mereka seperti orang yang kurang kerjaan. Sebentar...Raniya coba mengingat. Arga tadi menyebut Kim Seokjin....lalu Kevin....Raniya memandang rambut merahnya yang ikal itu. Bobby IKON? Dasar korban K Pop. Gadis itu tak kuasa menahan tawa. Ya ampun....kenapa dengan dua cowok ini? Raniya menggelengkan kepalanya. Sejenak dia melupakan kesedihannya...."Apa kalian ingin menarik perhatian seorang gadis? "
Wah....wah...ini guru apa paranormal yak? Kok bisa nebak?batin Kevin.
"Kalian keliru kalo begitu....bukan begini caranya....ayo ikut ke kantor...aku akan menghukum kalian."
Arga menepuk keningnya. Dia tak membayangkan akan seperti ini jadinya...."Hu....!!"Seisi kelas bersorak saat Kevin dan Arga mengikuti Bu Fitria keluar dari kelas.
Keduanya bernafas lega karena Pak Rusdi mengambil cuti hari ini. Kevin sudah membayangkan betapa comelnya dia tanpa rambut di kepalanya. Dia dan Arga pasti akan jadi upin dan ipin di tangan Pak Rusdi.
"Kalian beruntung hari ini...tapi besok aku mau lihat rambut kalian berwarna hitam lagi. Kalau tidak....Pak Rusdi yang akan turun tangan. Dan supaya kalian hapal peraturan sekolah....tulis peraturan ini di buku kalian....30 kali."
Kevin memijat jari jarinya yang pegal dan melirik ke arah Arga.
"Kita gagal....Raniya bahkan tidak memuji rambutmu."
"Kau terlihat aneh." timpal Arga.
"Kau terlihat jauh lebih aneh." balas Kevin.
Lalu keduanya tertawa kecil dan menyadari kebodohan yang mereka lakukan....

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...