44

35 3 0
                                        

"Hallo....Nyonya Bahtiar....ada yang bisa kubantu?"seorang pegawai toko menyapa mereka saat masuk.
" Hallo...aku ingin membeli baju untuk Frans."
" Frans?Ah ya....apa dia ikut?"
"Tidak. Dia tidak akan mau dan menolak memakai baju yang ku pilih...tapi Sinta yang akan melakukannya untukku....aku hanya akan duduk di sini dengan secangkir teh hijau."jawab Maria.
Pegawai toko itu tersenyum,"Baiklah...teh hijau akan datang sebentar lagi." ucap pegawai toko itu sambil melangkah ke dalam.

" Kau tidak keberatan, Sinta?Aku selalu ingin Frans bisa lebih rapi dan membuang semua kaos aneh dan jins robek robek itu. Juga sepatunya. Entah darimana dia mendapat gaya seperti itu. Tidak ada keluarga kami yang seperti dia."
Sinta tertawa kecil, " Gaya seperti itu sedang trend...aku juga punya jins yang robek robek seperti itu..."
" Aku kadang lelah dengan Frans....dengan semua ulahnya....aku ingin sekali melihat dia jadi pemuda yang baik. Ku harap dia menemukan seseorang yang bisa mengendalikan dia....kau bisa lihat...kami berurusan dengan gurunya dan bahkan dengan polisi hampir setiap hari...." Maria terdengar putus asa dan lelah.
" Ku harap dia bisa berubah.."
Sinta tersenyum," Mungkin butuh waktu, Tante. Menurutku, kita tak bisa mengubah apapun dalam sekejap. Ada waktunya...saat Frans akan menyadari kesalahan yang dia buat selama ini."
Maria tersenyum dan memegang tangan Sinta.
" Aku tak sabar menunggu saat itu datang.".

Sinta memilih jaket jaket di depannya sambil berpikir....kenapa dia mau melakukan ini? Kenapa dia membayangkan Frans memakai baju yang dia pilih dan merasa gembira dan nyaman ada di tengah tengah keluarga Frans? Tidak....tidak...
Sinta menggelengkan kepalanya sambil menyentuh kemeja berwarna merah maroon yang tampak serasi dengan jaket yang baru saja dia pilih. Lalu gadis itu membayangkan Frans menghampirinya pada suatu sore....sambil membawa seikat besar bunga mawar lalu tersenyum ke arahnya....
I don't believe this....pikir Sinta...ku pikir aku mulai menyukai Frans...
Dia tidak seperti cowok yang lain.
Dia baik....dia manis....dia memperlakukan Sinta dengan baik .....tahu apa yang dia inginkan...dan menantang untuk ditaklukkan...uh berlebihan sekali? Kenapa orang hanya melihat sisi buruknya?

Dasi itu berwarna hitam.....dan begitu melihatnya, dia langsung teringat Frans. Dasi itu cukup mahal....dan ada juga sebuah kaos yang bagus. Juga sepasang sepatu yang pasti sangat sesuai untuk Frans. Dia tinggi dengan badan atletis dan kulitnya yang gelap sangat eksotis dan manly. Sinta menyukainya.....
Sinta selalu merasa seksi bila berada di dekatnya. Frans tidak banyak bicara tapi bahasa tubuh dan sorot matanya mengungkapkan apa yang dia rasakan.

"Sinta....kau sudah selesai....Bu Maria menanyakanmu. Kau butuh bantuan?" Pegawai toko yang tadi menghampirinya.
" Tidak....aku akan menunjukkan apa yang sudah kupilih padanya."

Maria memandang barang barang di depannya dan tersenyum.
" Kau pikir Frans akan menyukainya?" tanyanya.
" Entahlah, Tante....kenapa bukan Frans yang memilihnya sendiri?"
Maria tertawa kecil,"Dia....memilih sendiri? Tidak. Setiap aku bilang padanya,Frans pakailah pakaian yang rapi sedikit, dia akan menjawab,mama...aku bekerja di bengkel. Aku tak bisa memakai jas dan dasi seperti papa atau Kak Bram. Seperti itu."
Sinta tertawa dan keinginannya untuk melihat Frans memakai kemeja dan jaket itu langsung hilang seketika.
" Bawa semuanya ke meja kasir...aku akan membayarnya.

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang