15

53 5 0
                                    

Tempat itu masih sama seperti terakhir kali Raniya datang ke sana. Bangku bangku panjang dan deretan meja mengisi tempat yang sempit. Selalu ramai menjelang malam hari. Untunglah dia sudah berganti baju, kalo tidak gaun mahal itu pasti jadi bahan tertawaan di tempat ini. Gadis itu melirik Kevin yang duduk di sebelahnya. Kenapa dari begitu banyak tempat, dia memilih makan di tempat ini. Raniya mengedarkan pandangannya dan tersenyum mengingat saat itu dia juga duduk di tempat yang sama, tapi bersama Reval.
"Tolong tiga mangkok mie ya,Pak..."ucap Kevin.
Tiga? Mereka cuma datang berdua.
Raniya memandang Kevin dengan bingung.

"Kenapa kau pesan tiga?Kita cuma berdua?" tanya Raniya.
Reval tertawa sambil mencubit hidung Raniya pelan.
"Kau pikir aku kenyang dengan hanya satu porsi saja?"

"Kamu kok ngelamun terus dari tadi?Mami udah ijin kok sama ibu kamu kalo kita pergi...gak pa pa katanya?" Kevin berkata sambil mengaduk mienya. Dua porsi sekaligus.
Raniya menggeleng. Dia berusaha mencari hal lain untuk dipikirkan.
"Esai tugas dari Bu Fitria. Kau sudah mengerjakannya?"
Kevin langsung tersedak dan menenggak air mineral di depannya dengan terburu buru.
"Ayolah Raniya. Kau membuatku kehilangan selera makan....jangan bicarakan PR di sini."Kevin berkata dengan wajah cemberut membuat Raniya tertawa dan berniat membuatnya bertambah kesal.
"Kau belum mengerjakannya? Besok harus dikumpulkan. Kalo tidak....dia akan membuatmu mengerjakan 3 esai sekaligus..."Raniya mengacungkan 3 jari ke arah Kevin yang langsung memandangnya dengan ngeri. Membuat pikiran Raniya tentang Reval menghilang seketika karena Reval kini duduk di sampingnya. Menyenangkan sekali membayangkan Kevin adalah Reval.
Raniya mengunyah mie nya pelan pelan. Suasana hatinya berubah tiba tiba saat melihat Kevin. Kenapa mereka begitu mirip? Dia terus memikirkan Reval saat melihat Kevin.
Tidak boleh. Raniya berkata dalam hati. Semua ini membuatnya jadi melankolis dan peka....Reval sudah tidak ada lagi di dunia ini dan dia hanya sendiri.

Raniya menoleh dan menyadari Kevin tidak ada di sampingnya. Jangan jangan dia pergi dan menyuruhku membayar makanan ini. Dasar Kevin. Untung dia membawa uang tadi.

"Untukmu..."Kevin menyodorkan kantong plastik kecil berwarna kuning ke arah Raniya.
"Apa ini?" tanyanya
"Hadiah untukmu....aku membelinya di sana." Kevin menunjuk toko di seberang jalan.
"Aku ingin mengajakmu ke sana....tapi sudah malam. Besok kita sekolah... tapi aku janji pasti suatu saat aku akan mengajakmu ke sana."Ucap Kevin.
"Banyak sekali...." Kalimat Kevin terhenti saat melihat airmata mengalir di pipi Raniya saat melihat benda pemberian Kevin.
"Maafkan aku....oh Tuhan....kenapa kau menangis....kau tidak suka karena itu imitasi? Aku akan membelikanmu yang asli besok. Oke?Tapi jangan menangis. Berikan padaku...aku akan membuangnya..."Kevin berusaha mengambil kantong itu dari tangan Raniya.
" Tidak....aku akan simpan.Terimakasih....bisa kau antar aku pulang sekarang?" ucap Raniya sambil menghapus airmatanya.

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang