Sinta menyambut Raniya di depan pintu kelas sambil membawa majalah sekolah yang baru terbit hari ini. Tanggal 5 setiap bulan.
Sinta adalah pemimpin redaksi majalah itu. Dia tampak gembira.
"Lihat....bagus bukan?"Dia menunjuk ke sampul majalah itu. Ada wajahnya di sana dengan seorang gadis lain. Dia adalah Raniya. Mereka duduk bersebelahan di atas rumput taman sekolah. Sinta telah mendandaninya dengan sederhana dan meminjaminya seragam sekolahnya yang pas di badan Raniya sebelum Arga mengambil foto untuk sampul majalah itu. Raniya terpesona dan tidak menduga hasilnya sangat bagus. Dia tidak tahu bagaimana Arga telah mengedit foto itu...membuatnya terlihat sepadan dengan Sinta yang memang sudah cantik dari lahir. Sinta yang cantik dengan kulit putih dan terawat sementara Raniya dengan kulit yang terbakar matahari. Tapi foto itu terlihat sempurna. Keduanya terlihat istimewa.
"Ini mirip Nyonya dan babunya...lihat....aku tak percaya harus membayar mahal untuk majalah sampah ini." terdengar komentar pedas Wina. Sinta tampak marah dan melangkah mendekatinya.
"Apa katamu hah? Aku akan mengembalikan uangmu sekarang juga....atau kau iri....kenapa bukan kau yang jadi sampul majalah ini,begitu? Lalu apa yang harus ku tulis tentang dirimu?Apa prestasi yang kau miliki selain kepandaianmu membully murid lain Apa aku harus mengarangnya?"
Semua langsung terdiam. Sinta yang selalu lemah lembut tak pernah terlihat begitu marah dan berkata dengan nada tinggi. Tapi hari ini kesabarannya tampak sudah habis.
"Lain kali jangan asal bicara atau kau akan melihat sifatku yang sebenarnya....jangan coba coba...."Sinta berkata sambil melangkah meninggalkan semua orang yang memandangnya heran dan Wina dengan muka merah padam menahan malu. Pelajaran belum dimulai....tapi hari ini sudah sangat seru."Apa kata Om mu tentang sepedaku....dia bisa memperbaikinya kan?"tanya Raniya saat duduk di lab. komputer dan mulai mengerjakan soal matematika. Arga tampak bingung.
"Bisa. Tapi agak lama. Tidak apa apa kan ?"
"Tidak apa apa." jawab Raniya dengan nada sedih.
"Tapi aku tidak keberatan mengantar dan menjemputmu setiap hari." ucap Arga.
"Aku tidak bisa terus berbohong pada ibuku kan?" Raniya berkata lirih dan berpikir bagaimana caranya bisa mendapat lebih banyak uang. Apa dia akan bertanya pada Kevin apakah dia masih memerlukan pelajaran tambahan? batin Raniya. Tidak. Dia sudah bertekad menghindari Kevin. Pasti dia akan menemukan jalan keluar dari masalah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...