" Aku akan mengajak Sinta jalan jalan. Bagaimana menurutmu, Rocky?"tanya Frans pada Rocky yang sedang berbaring di atas sofa.
Rocky hanya mendongak dan memandang Frans yang sedang memakai kemeja pilihan Sinta.
"Kau suka? Aku suka....apakah Sinta mau jadi pacarku?Ayo, Rocky...jawab."
Rocky menyalak satu kali.
"Bagus....kau memang anjing pintar." ucap Frans sambil mengikat tali sepatunya.Frans menuruni tangga dengan cepat. Dia tidak mau ada satupun anggota keluarganya yang melihat Frans berpakaian seperti ini. Mereka akan meledeknya. Dia memakai kemeja dan celana jins hitam yang tidak sobek di lututnya. Sesuatu yang jarang terjadi....saat melihat bayangannya di cermin...Frans merasa kaget. Bahkan Rocky tampak butuh waktu untuk mengenalinya.
"Kau akan pergi ke mana,Nak?"
Frans menoleh dan melihat seluruh anggota keluarganya berkumpul di ruang tengah. Sesuatu yang sangat jarang terjadi. Mereka semua tampak memasang wajah sangat ingin tahu dan menunggu jawaban Frans.
"Aku mau ke rumah Bobby..." jawab Frans.1000% bohong. Mereka tampak curiga dan jelas tak percaya.
"Kau rapi sekali....jangan bohong."
Percuma membohongi mereka.....Kak Teresa pasti akan menyuruh orang mengikutinya.
"Aku akan menemui Sinta...aku akan mengajaknya makan malam. Kalian puas?" tanya Frans dengan kesal.
"Wow....kau mau nembak dia?" tanya Teresa.
"Menembak?memakai pistol?Aku tak mengerti."tanya papanya bingung.
Teresa dan Bram tertawa keras.
" Pa....nembak artinya menyatakan perasaannya pada seorang gadis...Sinta, maukah kau jadi pacarku?, begitu..."
"Kalau kau bertanya seperti itu, pasti dia langsung menolak dan berlari ketakutan....nah, Frans....dengarkan papa....jadi seorang gentleman....ajak
dia ke tempat yang dia sukai...bawakan bunga dan katakan bahwa dia adalah gadis yang berarti dalam hidupmu....maka dia akan langsung menerimamu."
"Wow...papa....aku tak menduganya....kau sungguh luar biasa. Frans....kau harus ikuti kata kata papa....kalo Sinta jadi pacarmu...kau akan berhutang budi pada papa seumur hidupmu." Teresa berkata sambil menahan tawa. Bram menggelengkan kepala dan menutup mulutnya dengan tangan
Keluarga macam apa mereka? Bukannya mendoakan eh malah meledek habis habisan.
"Sudah...sudah...berhenti. Kemari, Frans."
Frans mendekati mamanya lalu dia mencium kening Frans dengan lembut.
"Katakan perasaanmu pada Sinta. Apapun jawabannya...kau pasti lega karena dia sudah tahu perasaanmu padanya..."Frans tak pernah merasa segugup ini dalam hidupnya. Bahkan menjelang balapan, menjelang tawuran dan apapun yang pernah dia lakukan....dia tak pernah secemas ini.
Apakah dia harus mengurungkan niatnya dan pulang?Frans menghentikan mobilnya di depan rumah Sinta dan memandang rangkaian bunga mawar putih yang diletakkannya di kursi penumpang.
"Ayo....lakukan, Frans. Kau tidak akan tahu jawabannya kalo kau tidak bertanya." Frans berkata pada dirinya sendiri sebelum meraih karangan bunga di sampingnya dan melangkah menuju rumah gadis impiannya.Bel pintu berbunyi dua kali. Sinta terlonjak dan hampir saja menjatuhkan piring yang dia pegang.
"Coba lihat siapa...mungkin temanmu sudah datang..." ucap Tante Melani sambil meletakkan nasi di meja makan.
"Aku akan panggil Lukas dulu."
Sinta memandang Tantenya yang tampak penasaran dengan temannya. Tante Melani dan Om Lukas merawatnya sejak kedua orangtuanya meninggal. Karena mereka tidak memiliki anak, mereka begitu menyayanginya...
Entah apa yang akan mereka katakan nanti saat melihat Frans.
Semoga Frans tak memberi mereka kesan yang buruk karena mereka belum tahu dan mendengar apapun tentang Frans. Belum....

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Dla nastolatkówKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...