45

35 3 0
                                    

Frans memandang wajahnya dengan model rambut baru di cermin. Cukup berbeda. Dia tampak rapi dengan rambut pendek dan berwarna coklat gelap. Sangat pas dengan warna kulitnya.
" Wow....Frans...emejing...kau terlihat ...sedikit tampan." ucap Freddy lalu membereskan peralatannya.
"Warna yang mencolok lebih cocok sebenarnya...tapi lumayan...nah bye...."
Frans berdiri dan mengedarkan pandangannya. Hanya ada mamanya, Kak Teresa dan Letty yang sedang berbincang dengan lebih banyak belanjaan. Tapi dia tidak melihat Sinta. Kemana dia?
Frans berharap dia akan jadi yang pertama mengomentari rambut barunya.

"Wow....Frans...aku tak menyadari kau begitu tampan. Ku kira kau orang lain tadi..."Teresa berkata dengan berseloroh saat Frans berada di depannya.
" Sinta sudah pulang. Tapi dia menitipkan ini untukmu..." Maria menunjuk tas tas belanja yang ada di dekat kursi rodanya.
" Untukku?" tanya Frans tak percaya.
"Dia sudah bekerja keras memilihkan semua ini untukmu....ku harap kau mau memakainya." sambung Maria.

"Kau tahu Tere...aku dan Sinta berbincang bincang tentang beberapa hal...." Maria berkata saat mobil mereka yang di kemudikan Frans melaju pelan meninggalkan mall itu. Maria berbicara dengan cukup keras supaya Frans bisa ikut mendengar. Dan benar saja...telinga Frans langsung tegak saat mendengar nama Sinta.
"Dia tidak punya pacar ternyata..."
"Wah....benarkah? Dia begitu cantik...
masak gak ada yang mau sama dia.
Sinta gadis yang baik dan lembut...Letty langsung suka padanya."
"Ya...sayang sekali....kau ingin mengenalkan seseorang padanya? Aku ingat....keponakannya Bram...siapa namanya... Frans kau ingat namanya?"
"Erik." Frans menjawab dengan malas.
" Ya...dia tampan kan?Dan sopan juga pintar di sekolahnya...ku kira dia cocok dengan Sinta."
Frans tanpa sadar menambah kecepatan mobilnya.
Hallo...apa maksud pembicaraan mereka? Aku yang mengenalkan Sinta pada mereka dan sekarang mereka akan menjodohkannya dengan Erik si pretty boy... pikir Frans dengan kesal.
"Frans...pelankan mobilnya!!Kau ingin mama kena serangan jantung hah? Kami naik taksi saja."Teresa berkata dengan marah sambil memandang mamanya yang justru tersenyum. Lihat....Frans kesal...dia cemburu karena gadis yang dia sukai
mamanya pikir lebih cocok untuk orang lain. Kenapa mereka begitu tidak peka. Dan Frans terus uring uringan sepanjang perjalanan mereka kembali ke rumah.

Frans membanting tubuhnya ke kasur bersama paper bag yang dia bawa. Menyebalkan.....Dia berharap Sinta bersamanya pulang...atau paling tidak dia berpamitan padanya sebelum pergi...tapi kenapa dia harus melakukannya?Teman juga baru...pacar juga tidak? Kenapa dia jadi marah?Frans membenamkan wajahnya ke bantal. Tidak....tidak...tidak...

Lalu ponselnya berdering. Dari Sinta.
"Hai....Frans."
"Hai..."jawab Frans mencoba bersikap cool.
"Sori ya aku tadi pulang duluan...soalnya Arga bilang ada beberapa artikel yang belum ke edit. Sori ya....aku jadi gak bisa lihat potongan rambutmu yang baru....tapi Kak Teresa udah kirim gambarnya kok. Bagus. Kau terlihat tampan.Aku suka."
Frans terdiam. Dia bilang aku tampan dan dia suka? Frans ingin pingsan rasanya.
"Frans...kau masih di situ?"
"Eh...ya..thanks."
"Kau sudah lihat jaketnya...kaosnya bagus....kuharap kau suka."
Frans menyambar paperbag di sampingnya dan mengeluarkan isinya. Sebuah dasi,sebuah jaket...dan kemeja...
"Ya...aku suka. Terimakasih banyak."
"Bagus...aku tidak sabar melihatmu memakainya...bye Frans..."
Frans berguling tak percaya dan jatuh ke lantai.
.

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang