74

13 3 0
                                    

Kemarahan Raniya tampaknya belum mereda keesokkan harinya. Gadis itu menghentakkan kakinya di lapangan basket saat jam olahraga dan hampir membuat beberapa temannya mengalami cedera kepala karena dia melempar bola basket dengan kelewat keras hingga tak ada satupun yang masuk ke dalam ring. Bola bola basket beterbangan dengan keras mengarah bukan ke ring...tapi ke arah kepala teman teman sekelasnya.

Arga menyadari,saat ini bukan waktu yang baik untuk bicara dengan Raniya,tapi menggulur waktu untuk minta maaf seperti menunggu anak krakatau meletus.
"Raniya....bisa kita bicara sebentar..."Arga berusaha mengejar Raniya yang melangkah menuju perpustakaan.
Tapi gadis itu tidak berhenti. Dia tidak menoleh. Dia menganggap Arga tidak ada.
"Raniya...dengarkan aku..."  Arga mempercepat dan berdiri tepat di depan Raniya.
Benar saja...dia memandang Arga dengan penuh kemarahan.
"Aku minta maaf....aku khilaf...sungguh..."
"Minggir...aku buru buru. Aku tak mau bicara denganmu....aku tak mau melihatmu...paham?"
Arga memandang Raniya yang melangkah cepat meninggalkannya. Arga menepuk keningnya. Ya Tuhan...apa yang harus kulakukan? Tanya Arga dalam hati.

Dan kemarahan Raniya terus berlanjut. Bisa ditebak,korban selanjutnya tidak lain adalah Kevin.
"Apakah isi kepalamu hanya remahan beng beng? Bagaimana caraku menjelaskan padamu
L O G A R I T M A..."
Raniya berteriak dengan jengkel.
Seisi kelas menoleh padanya dengan heran. Kevin apalagi. Mulutnya ternganga memandang Raniya sambil bertanya dalam hati...entah apa yang merasukimu....
I'm done with you..."
Raniya melangkah keluar kelas dengan kesal.
Arga menunduk sambil memegangi kepalanya.
Sementara Kevin memandang Raniya yang meninggalkan kelas. Lalu dia membaca soal log di papan tulis. Haduh...soal ini dan suasana hati Raniya....janjian di mana sih...kok sama sama gak bisa dijawab?!
Mungkin dia lagi PMS....mungkin aja...meskipun Kevin juga gak ngerti artinya iya kan?

Raniya memandang ke arah taman sekolah dan deretan bunga bakung berwarna merah yang tumbuh bergerombol di salah satu sudut taman. Dia berusaha mengendalikan kemarahannya pada Arga.
Apa yang dilakukan Arga kemarin betul betul merusak suasana hatinya. Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak..dan meluapkan kejengkelannya pada siapa saja. Kenapa jadi seperti ini?
Arga jelas bukan tipe cowok kurang ajar yang suka bertindak gegabah. Tapi Arga menciumnya kemarin....mengatakan perasaannya pada Raniya...hallo...hallo.
He loves you...Raniya tak pernah membayangkannya. Selama ini dia hanya menganggapnya hanya teman baik. Hanya teman...
Dan Arga bukan orang yang suka mengatakan perasaannya...kau bahkan tak bisa menebak suasana hatinya. Dia dingin dan tenang seperti permukaan air di danau saat malam hari. Lalu duarr!! Raniya sampai hampir pingsan dibuatnya.
Tapi Raniya mencoba memahami posisi Arga...dia pasti juga tidak tenang...bukannya tadi dia sudah minta maaf? Dan menyatakan cinta pastilah tidak mudah bagi Arga...
Oke...tapi Raniya memutuskan untuk tetap marah pada Arga untuk tindakan lancangnya. Meskipun Raniya telah meninjunya dengan cukup keras. Raniya bisa melihat bekas lebam di pipi Arga tadi. Pasti sakit.

"Kau di sini rupanya...aku mencarimu."
Raniya menoleh dan melihat Kevin berdiri di sebelahnya.
"Sori,Raniya. Otakku yang hanya berisi beng beng membuatmu marah. Kau tahu...aku memang payah. " ucapnya lagi.
Perkataan Kevin membuat Raniya sadar, dia telah meluapkan amarahnya pada Kevin yang jelas tidak bersalah. Gadis itu menyesal telah mengatakan hal yang bisa saja menyinggung perasaan Kevin.
"Maafkan aku,Kevin. Aku tak bermaksud mengatakannya...aku marah padamu tanpa alasan."
Kevin tertawa,"Pikiranku memang hanya berisi beng beng. Lihat..."
Dia pura pura berkonsentrasi dan pura- pura mengeluarkan dua bungkus coklat dari kepalanya.
"Untukmu...kau membuatku takut saat marah..."
Raniya tak bisa menahan tawa. Kenapa dia begitu manis? Ada ada saja kelakuan konyolnya. Kevin tersenyum memandang Raniya.
Aku ingin kau selalu gembira,Raniya...seperti ini...aku ingin melihat senyummu setiap hari.....

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang