"Kau tidak ingin tahu, bagaimana aku bisa sampai di sini?" tanya Sinta sambil mengedarkan pandang ke seluruh kamar. Cukup rapi. Di luar perkiraannya...
" Bobby mengantarmu....dia menelponku tadi..."
" Kalian bersahabat?"
" Bisa dikatakan begitu....dia bekerja paruh waktu di bengkelku."
"Kau punya bengkel?" tanya Sinta.
"Ya...kukira kau datang untuk menjengukku....bukan untuk wawancara majalah sekolahmu kan?"
Sinta tertawa kecil...Frans baru menyadari bahwa gadis ini cantik. Sekali, malah. Lalu dia ingat beberapa bulan lalu saat dia datang ke SMU NUSANTARA. Gadis ini ada disana...menjadi salah satu cheerleader untuk tim basket sekolahnya. Malang baginya karena tim sekolahnya kalah telak. Dan Joshua, kapten tim basket sekolah itu mengenalkan Sinta padanya sebagai pacarnya..."Aku pernah mewawancaraimu. Kau ingat?"
Frans mengangguk, " kau pacarnya Joshua."
" Tidak lagi. Kami sudah putus."
"Oh...sori...aku tidak tahu..."" Hallo...apa aku menganggu?" Seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi roda memasuki kamar bersama Teresa.
" Tidak..." jawab Frans singkat.
"Dan kau pasti Sinta. Aku Maria, mamanya Frans."
"Hallo...tante. Senang bertemu denganmu." Sinta mendekati wanita itu dan mencium tangannya.
Maria tersenyum sambil membelai rambutnya.
"Aku sangat gembira akhirnya Frans membawa kekasihnya ke sini."
Sinta tampak salah tingkah dan Frans merasa wajahnya memanas.
" Dia bukan kekasihku, Ma."
Maria tampak kaget.
" Oh...maafkan aku...Frans tak pernah membawa teman perempuannya ke sini...jadi ku kira...maaf ya."
" Tidak apa apa, tante."
Teresa tampak menahan tawa melihat wajah Frans. Kena kau...batinnya geli.
" Jadi...dimana kau tinggal,Sinta?"
Sinta menyebutkan salah satu perumahan elit di kota itu.
"Apa pekerjaan orangtuamu?"
tanya Maria lagi. Frans tampak gelisah. Mamanya justru yang memulai sesi wawancara.
"Kedua orangtuaku sudah meninggal. Aku tinggal bersama Om dan tanteku."
Jawaban Sinta cukup mengejutkan.
Jadi gadis ini yatim piatu. Kasihan sekali. Frans memandang Teresa dan berbisik.
"Hentikan mama, Kak."
Teresa mengangguk.
"Maafkan aku...aku turut sedih...."
" Tidak apa apa, Tante." jawab Sinta. Gadis itu lalu melihat jam tangannya.
"Aku harus kembali ke sekolah...aku ada ekskul tari." sambung Sinta.
"Teresa akan mengantarmu."
" Tidak perlu, tante. Aku bisa naik taksi."
"Teresa akan memesankan taksi untukmu. Terimakasih kau telah datang ke rumah kami."Teresa dan Maria melambaikan tangan saat taksi yang dinaiki Sinta melaju meninggalkan rumah mereka.
" Dia gadis yang baik bukan?"
" Ya...aku suka padanya, Ma. Dan Frans kelihatannya juga menyukai gadis ini. Dia menyuruh Bik Sum merapikan kamarnya begitu tahu dia akan datang. Lucu sekali melihat wajah panik Frans....aku berencana menggodanya...aku sudah tidak sabar..." ucap Teresa sambil tertawa kecil.Frans memandang taksi itu dari jendela kamarnya dan tersenyum. Dari semua pembicaraannya dengan Sinta, yang dia ingat hanya bahwa Sinta sudah putus dari Josh.
" Kemari, Rocky, buddy."
Rocky naik ke tempat tidur dan berbaring di sebelah Frans.
" Lihat...dia cantik bukan? Yasinta Valeria..." Frans menunjukkan majalah yang dia pegang. Ada wajah Sinta di sampulnya. Bobby meninggalkan majalah itu di mobilnya beberapa hari yang lalu.
Rocky menyalak satu kali.
" Kau setuju....kau juga suka padanya? Bagus buddy."Frans berusaha menyembunyikan majalah yang ada di tangannya saat melihat Teresa dan mamanya memasuki kamarnya lagi.
" Jadi..." Teresa bertanya sambil melipat tangannya.
" Jadi apa?" Frans balik bertanya.
" Kau menyukai Sinta...aku melihatnya dengan jelas sekali." Ucap Teresa.
"Mama...hentikan Kak Tere....berhenti menggodaku."
" Kenapa? Sinta gadis yang cantik...dia juga baik...aku tak keberatan dia jadi istrimu..."
" Ma....kenapa kau menggodaku juga.....kau ingin aku segera menikah apa? Aku baru 18 tahun. Aku tak percaya ini."
" Well...aku ingin gadis baik untukmu...yang bisa membuat hidupmu berada di jalur yang benar...yang bisa mengurusmu...aku sudah tua...Teresa juga harus mengurus anak anaknya... dan papamu sudah lelah dan bosan dengan kelakuanmu. Cukup Frans ...sudah cukup bagimu bersenang senang. Kau harus belajar bertanggung jawab dalam hidupmu. Aku bahkan ingin kau menikah saat umur 20. Supaya kau tahu sulitnya mengurus keluarga dan semoga anakmu tidak ada yang sepertimu. Kau akan kena serangan jantung setiap hari. Kau butuh seorang gadis yang baik...kalo kau tidak bisa menemukannya sendiri..aku dan kakakmu akan mencarikannya untukmu..."
" Kalo begitu, nikahkan aku dengan Bik Sum... dia bisa mengurusku dengan baik kan?" potong Frans dengan nada kesal.
Teresa tertawa terpingkal pingkal hingga menangis.
" Nikahkan mereka besok, Mama. Ide yang bagus sekali!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Novela JuvenilKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...