Sinta cukup senang setelah tahu Frans yang mengirim bunga itu padanya. Cukup senang karena Frans sudah tampak sehat dan bisa menyetir dengan baik. Sinta meliriknya. Kelihatannya dia cowok yang baik. Jauh dari gambaran yang ada di pikirannya. Dia pikir Frans cowok sangar, berandalan dan brengsek seperti Bayu yang selalu mencoba bersikap kurang ajar padanya. Tapi Frans tampak bersikap wajar sejauh ini. Dia menyetir dengan kecepatan sedang dan mengingatkan Sinta untuk memakai seatbelt. Manis sekali.
" Sudah sampai. Ramai sekali....kita tidak akan dapat kursi....jadi kau tunggu di sini....aku akan membeli makanan untukmu."
" Aku tidak mau makan di mobil..."
" Tidak. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang bagus. Jadi apa makanannya? Biar aku yang antri."
"Baiklah....Dua jus stroberi, dua sandwich sayuran, dua salad buah. Kau ingin makan apa?"tanya Sinta.
" Kau saja yang pesan. Aku tidak pernah makan di situ."
"Oke..." Sinta menjawab lalu kembali menulis di secarik kertas.
"Ini uangnya..."
" Tidak perlu...aku yang bayar..."Frans mengambil kertas itu.
"Frans..aku yang bayar. Oke?" Ucap Sinta sambil tersenyum. Frans terpesona melihatnya. Hari ini dia baru tahu bahwa senyuman seorang gadis bisa jadi senjata paling mematikan. Dia bisa menyuruhmu melakukan apa saja tanpa kau bisa menolak.
" Terimakasih....aku akan tunggu di sini....jangan lama lama..."Frans melangkah masuk ke restoran sambil memandang 3 lembar uang seratus ribu di tangannya. Dia menggelengkan kepala saat melihat antrian panjang di pintu restoran itu. Pasti akan lebih dari satu jam menunggu. Frans menoleh ke arah mobilnya yang terparkir.....dan Sinta ada di sana. Jadi apa boleh buat?
Frans melangkah menuju antrian panjang itu. Dia dapat mendengar beberapa orang berbisik.
Aku tidak percaya aku melakukan ini, batin Frans." Frans....hai ...apa yang kau lakukan di sini?"
Frans menoleh dan melihat Kak Brigitta, salah seorang teman Kak Teresa, berdiri di belakangnya.
" Hai , Kak Bri....seperti yang kau lihat...aku mengantri.."
"Kau ? Mengantri? Tidak....ayo ikut denganku...Teresa akan marah kalo tahu adiknya harus mengantri di restoran milikku."
Frans tersenyum lebar, " kau menyelamatkan hidupku."
" Jadi....apa yang ingin kau beli? Ini?"
Brianna mengambil catatan yang diberikan Frans lalu memandang Frans dengan curiga.
" Kau datang bersama pacarmu?"
Frans menggeleng." Hanya seorang teman."
" Teman ya....kau rela mengantri hanya untuk seorang teman? Pasti dia teman yang spesial....tunggu disini..."Frans membawa kantong kertas berisi makanan di tangannya dengan gembira. Dia hanya perlu menunggu beberapa menit dan memberikan semua uang kembalian pada pelayan restoran yang mengantar pesanannya.
Sinta mengedarkan pandangannya ke sekeliling mobil Frans. Bersih dan rapi. Nilai plus untuknya. Sinta tersenyum saat hendak menyalakan radio dan melihat foto keluarga Frans yang tertempel di dasbor mobil mewah itu. Ada mamanya, Kak Teresa, lalu seorang lelaki yang menggendong bocah perempuan, mungkin suami Kak Teresa, dan seorang laki laki paruh baya yang mirip dengan Frans....pasti papanya. Keluarga yang bahagia tampaknya.
" Kau menunggu lama?"
Sinta menoleh dan melihat Frans sedang meletakkan kantong kertas di belakang kursi pengemudi.
Sinta menggeleng, " Kau cepat sekali, Frans."
Frans tertawa dan duduk sambil menutup pintu.
" Kau siap? Kita akan jalan jalan ke tempat yang pasti sangat kau sukai...."
" Kemana?"tanya Sinta penasaran.
" Kau akan tahu nanti."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Novela JuvenilKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...