73

14 3 0
                                    

"Kau keberatan kalo kita jalan jalan dulu? Virus itu membuatku cukup stress." Ajak Arga saat Raniya menutup pintu ruang mading.
"Aku hanya punya waktu satu jam. Aku punya pekerjaan. Gadis arang ini butuh uang...kau tahu?"
Arga tertawa,"Aku tahu...kau ingat danau yang kita kunjungi tempo hari? Bagaimana kalo kita ke sana?"
"Oke."

Danau itu tampak berbeda saat sore hari. Airnya tampak tenang dan beberapa perahu terlihat di kejauhan.
"Bagus sekali....tapi aku lebih suka saat malam hari..."
Wrong time...batin Arga.
"Ayahku sering mengajakku memancing di sini saat aku kecil. Tapi...sekarang kami tak pernah lagi ke sini bersama. Time flies..."
"Waktu begitu berharga...kadang kita tak menyadarinya."
"Ya....aku setuju..."

Keduanya duduk di padang rumput yang ada di tepi danau.
"Lihat itu bunga kesukaanmu kan?" Arga menunjuk deretan bunga di tepi danau. Bunga bakung berwarna oranye dan putih.
"Darimana kau tahu?"
"Reval pernah mengatakannya...."jawab Arga spontan. Wajah Raniya langsung berubah...membuat Arga sadar dia telah mengatakan sesuatu yang salah.
"Sorry...I didn't mean..."
"Gak pa pa....waktu satu jam udah mau abis....aku harus ke pasar."

"Sebenarnya....ada yang ingin kukatakan padamu." Ucap Arga saat mobil itu berhenti di depan kios arang milik Pak Somad.
"Apa?Katakan saja."
Arga menarik nafas...berusaha mengumpulkan seluruh keberanian yang dia miliki. Dia memandang wajah Raniya yang duduk di sebelahnya. Raniya balas memandangnya dengan penuh rasa ingin tahu.

"Aku menyukaimu,Raniya. Aku ingin hubungan kita lebih dari sekedar teman. Maukah kau jadi pacarku?"
"Apa?Aku tak mengerti apa yang kau katakan barusan? Kau bercanda?Ayolah Arga....ini tidak lucu...otakmu pasti sudah dimasuki virus..."

Arga mendekatkan wajahnya ke arah Raniya dan mencium bibir gadis itu. Raniya kaget setengah mati dan....
"Bug!!!"Tinjunya melayang dan mendarat dengan keras di pipi Arga.
"Kau....beraninya kau...."dia mengacungkan telunjuknya ke wajah Arga dengan marah lalu membuka pintu mobil dengan cepat dan berlari pergi meninggalkan Arga yang tampak sangat menyesal dengan apa yang baru saja dia lakukan.
Dia keluar dari mobil dan berusaha mengejar Raniya. Tapi tak ada siapapun di dalam kios Pak Somad. Hanya ada tumpukan karung berisi arang.
Arga menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kenapa dia melakukan tindakan bodoh? Selama ini dia selalu bisa menahan diri saat dia bersama Raniya. Tapi tadi dia telah sepenuhnya kehilangan kendali atas dirinya....dia membiarkan perasaannya mengambil alih akal sehatnya.....dan lihat apa yang terjadi tadi...
Raniya tidak akan memaafkannya....
Tiba tiba pipinya terasa sakit. Raniya telah meninjunya dengan keras. Arga berjalan ke mobilnya dengan perasaan bersalah. Kenapa jadi seperti ini akhirnya?

Arga berusaha menutupi pipinya yang memar dan tampak biru dengan krah jaketnya. Tapi percuma saja...
"Kenapa dengan pipimu? Jangan bilang kau jatuh?"tanya mamanya saat Arga duduk untuk makan malam.
"Tidak." Jawab Arga sambil menyendok nasi.
Ayah dan ibunya berpandangan.
"Kau berkelahi di sekolah?" Tanya ayahnya lagi.
Mereka akan terus bertanya kalo aku tidak menjawab,batin Arga.
"Aku menyatakan cintaku pada Raniya. Aku menciumnya dan dia meninjuku...itulah yang terjadi..."
Ayahnya tak mampu menahan tawa. Sementara ibunya memutar mata dan menutupi mulutnya dengan serbet.
"Ya...Tuhan,Arga...." ibunya menggelengkan kepala.

Arga menoleh dan menatap ibunya yang masuk ke dalam kamarnya dan duduk di tepi tempat tidur.
"Kau baik baik saja,Nak? Kau ingin aku bicara dengan Raniya...maksudku..."
Arga menggeleng,"Apa mama pikir dia akan memaafkan aku? Dia sangat marah."
"Aku tidak tahu....tapi Raniya gadis yang baik kan?Dia pasti memaafkanmu."
"Kau yakin?"
"Tentu...minta maaf padanya...katakan bahwa kau sangat mencintainya."
Arga memandang ibunya dengan tidak yakin. Ibunya tersenyum dan mengacak rambut Arga dengan penuh kasih sayang.
"Sudah...tidur sana. Kau tidak lupa minum obatmu kan?"

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang