"Apa rencanamu setelah lulus ?"
" Kuliah tentu saja....jurusan teknik mesin. Kalau kau?"
"Aku kan baru kelas 2, Frans. Tapi aku akan kuliah di kedokteran setelah lulus nanti."Frans memandang buku bukunya dan mulai memilihnya satu per satu.
Delapan koma dua....tinggi sekali...pikirnya. Tapi ini akan jadi kejutan untuk Sinta saat melihat Frans memakai jaket almamater universitas itu. Dan setahun setelah itu dia dan Sinta akan kuliah di tempat yang sama. Pasti menyenangkan.
Aku pasti bisa...pasti....batin Frans.
Apa aku pindah sekolah saja? Tidak. Pak Fath akan menghabisinya sebelum dia masuk ke dalam sekolah. Sial....sungguh sial.Teresa tersenyum kecil memandang tingkah laku adiknya. Frans belajar? Dia pasti sedang bermimpi. Raportnya selalu penuh dengan angka merah setiap kenaikan kelas. Dan jumlah absen kosongnya selalu memecahkan rekor ketidakhadiran. Dia datang ke sekolah selama 5 hari penuh saja sudah merupakan prestasi. Dan Teresa sudah lelah menghadapi keluhan guru guru di sekolah tentang perilaku adiknya.
"Apa yang kau lihat?"
Sinta menoleh dan melihat papanya berdiri di sebelahnya.
"Lihat....Frans sedang belajar...." bisiknya.
"Aku melihatnya....bisa kita bicara sebentar di ruang kerjaku?"Joseph Bahtiar duduk di kursi kerjanya dengan santai dan Teresa duduk di depannya.
" Aku bicara dengan Bram beberapa saat yang lalu tentang keinginan Frans untuk kuliah....cukup mengejutkan. Aku bahkan pernah ragu apa Frans bisa lulus SMA. Jadi Tere, ceritakan tentang pacarnya Frans....seorang gadis yang bisa mengubah putraku hanya dalam hitungan hari."
" Ku rasa mereka belum pacaran... Frans sejak dulu punya kesulitan mengungkapkan perasaannya kan?"
" Menarik kalo begitu. Jadi apa yang kau tahu?"
"Namanya Yasinta Valeria...kelas 2 SMU, dia seorang gadis yang cerdas...pemimpin redaksi majalah sekolah, suka menari, penyayang binatang dan seorang yang sangat lembut dan gampang tersentuh perasaannya. Dan dia sangat cantik..."
" Hanya itu...bagaimana dengan orangtuanya? Keluarganya?"
"Orangtuanya sudah meninggal. Dia diasuh oleh paman dan bibinya. Mereka pemilik beberapa toko ritel. Bisa kukatakan dia berasal dari keluarga yang baik dan berkecukupan.Kenapa ayah bertanya seperti ini?"
"Aku hanya ingin tahu....gadis seperti apa yang bisa membuatnya jatuh hati. Dia belum pernah seperti ini kan?"
Teresa tertawa kecil," Ya...dan agak mengejutkan melihat kelakuannya beberapa hari ini..."Frans berusaha memejamkan mata setelah memeriksa catatan keuangan bengkel miliknya. Tapi sulit sekali untuk tidur akhir akhir ini. Frans memandang jam tangannya. Sudah jam sebelas malam. Melihat jam itu dia teringat Sinta....dia juga memakai jam yang sama. Apakah dia juga teingat padanya saat melihat jam itu?
Ponselnya berdering. Dari Bobby....
" Hallo, Bob. Ada apa?"
" Bos....kau tidak datang hari ini? Mereka menunggu. Balapan tidak dimulai kalo kau belum datang."
Ya...hari ini malam minggu....biasanya dia pasti sudah pergi entah kemana dan pulang keesokkan harinya.
Panggilan lain masuk....dari Sinta.
Kenapa dia menelpon malam malam begini?
"Bos....kau tidak datang..."
" Suruh mereka mulai tanpa aku..""Hai, Frans. Sori ganggu malem malem. Kau ada di mana?Kau sedang sibuk?"
Frans terpana mendengar suara Sinta.
" Frans. Kau masih disana?"
" Ya...Hallo. Aku ada di kamarku."
" Bohong...kau pasti sedang balapan atau pergi hang out
dengan gadis gadis...its saturday night."
" Aku sedang bersama
Sabrina....kalo itu gadis yang kau maksud. Kau sendiri?"
Terdengar tawa Sinta. Frans merasa debaran jantungnya yang tidak karuan.Telpon itu terputus dan Frans memandang ponselnya dengan kecewa.
Sebuah panggilan video....dari Sinta.
Frans terlonjak dan duduk dengan kaget sambil merapikan rambutnya.
" Hai...Frans.."Sinta melambaikan tangan dan tersenyum. Kenapa dia selalu mempesona. Bahkan dengan piyama berwarna biru dan rambut bergelombangnya yang tergerai di bahunya.
" Frans..."
" Eh ya...apa?"
"Ternyata kau ada di kamarmu."
"Jadi kau menelponku hanya untuk mengecek aku ada di kamarku atau tidak, begitu?"
Sinta tertawa lagi, "tidak...kau belum mengirim fofo foto hewan saat kita ke kebun binatang. Aku sudah selesai menulis artikel dan aku ingin memasukkan foto foto itu. Bisa kau mengirimkannya sekarang? Sebentar lagi deadline dan aku harus segera mengirim ke percetakan. Aku lelah sekali, Frans...."
"Ya...aku akan mengirimnya sekarang. Apa kau perlu bantuanku?"
"Ya...aku perlu siapapun untuk membantuku....aku pasti menganggapnya saudara....sungguh."
Bagaimana kalo pacar? Frans bertanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Novela JuvenilKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...