55

28 4 0
                                    


"Hai, Raniya....I'm back."
Raniya menoleh dan melihat Kevin masuk ke kelas. Dia tampak sehat dan tampan seperti biasanya. Sudah dua minggu dia absen dan hari ini dia tampak sudah pulih sepenuhnya.
"Hai....kau sudah sembuh....senang melihatmu sehat." jawab Raniya sambil menghampiri Kevin.
"Terimakasih kau sudah memberiku catatan pelajaran...jadi aku tidak terlalu banyak tertinggal."
Raniya tersenyum kecil.
"Kita akan sebangku lagi kan? Aku perlu bantuanmu untuk matematika..."
"Tentu...kau bisa bertanya apa saja..."
Raniya mengambil tasnya dan duduk di sebelah Kevin.

"Lihat...sainganmu sudah datang. Harus kunamai apa hubungan mereka. Friend with benefit atau teman tapi nempel kayak perangko?" Sinta berbisik pada Arga.
"Siapa cepat...dia dapat..."sambung Sinta. Arga tak menanggapi ucapan Sinta. Dia hanya memandang Kevin dan Raniya yang bercakap cakap dan tertawa kecil sambil melihat buku di depan mereka. Ya.....mungkin Sinta ada benarnya juga.

"Lihat ke mikroskop masing masing dan gambar jenis jamur yang kalian lihat. Tulis informasi detil tentang jamur itu dan tugas dikumpulkan hari Senin depan. Aku akan membagi kalian dalam kelompok." Pak Harsono mengambil daftar absensi dan mulai membagi kelompok.

Arga,Sinta, Raniya dan Kevin mengerumuni meja nomor dua dan bergantian melihat mikroskop.
"Kelihatannya seperti Rhizopus....bagaimana menurutmu?"tanya Arga setelah melihat mikroskop.
"Ya...memang Rhizopus"jawab Raniya sambil mulai menggambar di bukunya. Sinta mengamati mikroskop dan mulai menggambar bersamaan dengan bel pulang yang berbunyi nyaring.
"Kita akan melanjutkannya di rumahku? Bagaimana?"tanya Kevin saat mereka merapikan peralatan di depannya.
"Ya...aku belum pernah ke rumahku."jawab Sinta.
"Yang lain pasti juga belum." sambungnya.
"Raniya sudah beberapa kali ke rumahku."ucap Kevin.
Sinta melempar pandang ke arah Arga.
"Benarkah? Kalo gitu kita ke sana nanti sore."
"Oke. Ayo Raniya...kita jadi kan ke toko buku?"
"Iya....aku bareng Kevin pulangnya. Sampai ketemu nanti."
Arga memandang kedua orang itu yang melangkah meninggalkan kelas. Dia dapat mendengar tawa kecil Kevin dari tempatnya berdiri. Dia tampaknya sangat gembira bisa bertemu Raniya. Ya....selama dua minggu ini Arga yang bersama Raniya. Tapi Kevin sudah kembali dan Arga merasa dia memang harus melakukan sesuatu....

Raniya memandang Kevin yang tampak gembira saat memasuki toko buku besar itu.
"Terimakasih..."ucap Raniya.
"Untuk apa?"tanya Kevin sambil melangkah menuju bagian buku SMU.
"Semua yang kau lakukan untukku. Wina mengatakannya padaku semuanya."
"So?"
"Hidupmu dalam bahaya karena aku. Jadi terimakasih sekali lagi."
Kevin tersenyum dan merasa mukanya memanas saat melihat Raniya tersenyum manis padanya.
Dia segera memalingkan wajah dan pura pura memilih buku di depannya.
"Ku kira aku perlu tabel periodik,aku akan membeli buku kimia dan ini."
Dia berusaha mengendalikan perasaannya dan berusaha untuk tidak memeluk Raniya. Meskipun dia sangaaaat ingin melakukannya. Selama 2 minggu ini dia rindu sekali pada Raniya. Dia sudah ingin masuk sekolah. Tapi dokter bilang kondisinya harus benar benar fit supaya tidak jatuh sakit lagi.
"Sudah....kau tidak ingin membeli sesuatu?" tanya Kevin saat Raniya melihat lihat novel baru.
"Kau ingin membeli novel?" tanyanya lagi.
Raniya menggeleng,"Tidak. Lagipula aku tidak punya waktu membaca novel."
"Oke...kalo gitu kita jalan jalan sebentar. Kau mau?"
"Tapi,Kev...."
"Sebentar....hanya sebentar..."
Kevin mengeluarkan dompetnya dan membayar buku yang dia beli.

"Kita akan jalan kaki?"tanya Raniya saat Kevin tidak berjalan ke parkiran mobil,tapi langsung ke luar toko buku.
"Hanya ke seberang jalan....kalaupun aku pingsan,kau akan menolongku kan?"
"Tidak...aku akan membiarkanmu tergeletak di jalan sampai ada orang yang kasihan melihatmu."
Kevin tertawa dan menggandeng tangan Raniya menyebrang jalan menuju sebuah kedai es krim yang sangat disukai Kevin.

"Jadi....ku dengar ada banyak kejadian di sekolah saat aku absen."ucap Arga sambil membawa es krim pesanan mereka dan duduk berhadapan di salah satu bangku yang ada di tempat itu.
"Ya....Aku hampir jadi ikan asin gara gara Pak Rusdi."gumam Raniya.
Kevin tertawa sambil menyendok es krim coklat yang dipesan Raniya.
Lalu ekspresi wajahnya berubah seketika saat menelan es krim itu.
"Itu rasa coklat mint.....kau tidak suka?"
"Ihh...tidak...rasanya seperti pasta gigi...aneh sekali kau menyukainya."
Raniya tersenyum kecil....

"Rasanya seperti makan pasta gigi...aku tidak suka. Coklat saja sudah enak...kenapa mereka harus mencampurnya dengan mint?"
Reval menggelengkan kepalanya seperti anak TK.Raniya tidak bisa menahan tawa...

"Kenapa,kau memandangku seperti itu?"tanya Kevin.Raniya tersentak dari lamunannya.
"Eh...tidak....kita pulang setelah ini?"
"Ya...kita akan melanjutkan tugas biologi sore nanti kan?"
"Sebenarnya masih banyak tugas lain. Esai sejarah, proyek kewarganegaraan dan proyek prakarya dari barang daur ulang." sambung Raniya dengan nada kalem.
Tapi reaksi Kevin sungguh berbeda,dia langsung meletakkan kepalanya di meja,"Tuhan....tolong aku." rintihnya.
"Ya...memang hanya Tuhan yang bisa menolongmu."

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang