"Kevin nyari kamu..temuin sana..."
"Suruh pulang aja,Bu. Raniya males ketemu dia..."
"Lho...gimana sih..kasian udah jauh jauh dateng. Samperin bentar aja..."
Raniya bangkit dari tempat tidur dengan enggan dan mengikat rambutnya lalu mengikuti ibunya ke luar kamar."Wah...ada Arga juga...kapan dateng?"sapa ibunya. Lalu terdengar suara Arga.
Raniya menghentikan langkahnya. Bencana...
Dia bersiap siap berbalik,tapi ibunya terlanjur berkata,
"Raniya...ini udah ada Kevin sama Arga. Bentar ya tante bikinin minum dulu..."
"Gak usah repot repot, tante. Aku cuma sebentar ,kok. Cuma mau nganter pesenan mami. Dia menyerahkan selembar kertas dan uang ke arah ibu Raniya.
Kevin melirik Arga sekilas dengan ekor matanya.
Ngapain dia ke sini?ganggu aja,batinnya.Arga balas memandang Kevin.
Modus...batinnya sambil menyipitkan mata.
Okee...fix...mereka berdua sama sama sudah mengangkat bendera perang.
Raniya memandang keduanya dengan kesal. Apa yang diinginkan dua orang ini?"Aku membawa suku cadang untuk robotnya....Pak Candra bilang..."
"Aku akan membawanya besok ke sekolah...ada lagi?"tanya Raniya.
Kevin memandang keduanya dengan curiga. Raniya tampak marah dan Arga tampak tidak seperti Arga yang biasanya....
Pasti telah terjadi sesuatu...
Kevin bertekad mencari tahu apa yang bisa membuat Raniya begitu marah pada Arga."Aku akan membantu ibuku...kami punya banyak pekerjaan. Ada lagi yang ingin kalian katakan padaku?" Tanya Raniya. Itu adalah veesi halus dari kata kata 'pergi kalian dari sini'
Kevin dan Arga berpandangan sekilas.
"Baiklah....sampai besok di sekolah."ucap Kevin.
"Sampai jumpa."tambah Arga.
Keduanya melangkah pergi meninggalkan Raniya yang memandang mereka dengan kesal."Lho...kemana Kevin dan Arga?Ibu udah buatin teh..."
"Mereka udah pulang...udah mau hujan...daripada kehujanan di jalan."
"Tapi mereka kan naik mobil..."balas ibunya.
Eh iya juga...Raniya menyadari kesalahan perkataannya barusan.
"Kalo gitu, nih minum semua..."
Ibunya meletakkan dua cangkir teh di depan Raniya.
"Sayang kan?daripada mubazir."Raniya menutup Buku Biologi yang baru saja dia baca. Dia merasa bosan dan memandang keluar jendela kamarnya. Hujan baru saja turun. Tidak begitu deras..tapi angin dingin yang bertiup membuatnya mengantuk.
Raniya bangkit dari tepi tempat tidur dan melangkah menuju jendela. Dia akan menutupnya. Lebih baik tidur sekarang. Besok dia bisa bangun pagi dan membacanya lagi kan?
Raniya memandang ke jalan di depan rumahnya. Dia melihat ada sosok yang berdiri di depan rumahnya. Gadis itu mengenali jaket dan topinya. Reval?
Setengah berlari Raniya keluar dari rumah. Tapi sosok itu tak lagi ada di sana.
Raniya bergegas menyusuri gang menuju ke jalan raya dan melihat sebuah mobil melaju pergi. Dia melihat plat nomornya. Itu mobilnya Kevin. Apa yang dilakukannya malem malem di sini? Raniya bertanya dalam hati."Nak Raniya ngapain di sini malem malem?" Seorang penjual nasi goreng yang biasa mangkal di ujung gang bertanya pada Raniya.
"Eh...enggak...bapak lihat gak ada cowok pake jaket ama topi lewat sini?"tanya Raniya.
"Lihat...yang barusan naek mobil. Temennya kamu kan? Udah beberapa kali makan nasi goreng di sini kalo malem...kadang jam satu malem malah."
"Bapak nanya gak siapa namanya?"
"Kalo gak salah namanya Kevin."
"Cuma makan nasi goreng?"tanya Raniya.
Penjual nasi goreng itu mengamati Raniya.
"Em...enggak juga. Kadang dia jalan ke gang. Ngliatin rumahnya Nak Raniya gitu. Trus Bapak bilangin,eh tong kalo mau nyamperin anak perawan jangan malem malem,dia cuma ketawa aja trus dia bilang...lagian dia udah tidur,Pak....gitu."
Raniya cukup terkejut mendengar cerita penjual nasi goreng itu. Kevin...ngapain juga..
"Makasih ya,Pak."ucap Raniya sambil melangkah menuju rumahnya dengan pikiran bingung. Dia tidak pernah menduga hal seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...