Kevin melempar kotak kecil yang ada di tangannya ke arah bangku belakang mobilnya. Kenapa dia jadi begitu kesal melihat kebersamaan Arga dan Raniya? Mereka terlihat sangat gembira. Kevin memacu mobilnya pergi dengan marah. Jelas sudah kenapa Raniya tak bisa pergi bersamanya.
Raniya melambaikan tangan ke arah Arga sebelum dia masuk ke gang rumah kontrakannya. Dia melangkah dengan gembira dan sesaat melupakan tentang sepedanya. Arga akan mengurusnya. Dia mengenggam dua lembar seratus ribuan di tangannya. Hasil kerja kerasnya bersama Arga.
"Maafkan aku,Bu Nurul. Aku akan melunasi kekurangannya lusa."
"Tidak apa apa. Bu Sulis bisa membayarnya kapan saja. Nah...aku pergi dulu."
Wanita pemilik kontrakan yang ditinggali Raniya dan ibunya itu hendak pergi saat melihat Raniya di teras rumah.
"Raniya....baru pulang,Nak?"
"Iya,Bu Nurul. Maafkan aku....berapa kekurangan uang ibuku?"
"Kau tak perlu membayarnya sekarang."
"Tidak apa apa. Aku akan membayarnya." Raniya memberikan uang yang ada di tangannya.
"Baiklah....jadi uang kontrakan kalian lunas untuk 3 bulan. Nah...aku permisi.""Kau tidak perlu membayarnya...itu uangmu"
"Tidak apa apa,Bu."
"Kau pulang jalan kaki? Kemana sepedamu?"
"Bannya kempes. Jadi aku meninggalkannya di bengkel. Besok ada temanku yang menjemputku."Raniya berkata dengan perasaan bersalah karena membohongi ibunya.
"Baiklah....kau ingin makan?"
Raniya menggeleng.
"Aku sudah makan. Aku mau mandi lalu tidur. Tolong Ibu bangunkan aku lebih pagi...Bu Siti meminta kita membuat pisang goreng lebih banyak."Arga meletakkan potongan sepeda Raniya di lantai bengkel Om Ben, adik mamanya.
"Darimana kau dapat rongsokan ini?" tanya Om Ben sambil memungut bel sepeda dan membunyikannya.
"Ini milik Raniya. Aku minta tolong Om memperbaikinya. Ada orang gila yang melindasnya dengan mobil."
"Raniya? Nama yang cantik. Aku tak pernah mendengarmu menyebutkan nama seorang gadis. Apa dia pacarmu?"
Arga menggeleng."Mungkin dia mau jadi pacarku kalo Om mau membantuku dengan sepeda ini."
Om Ben tertawa dan mengamati potongan sepeda yang mirip korban mutilasi itu.
"Butuh waktu dan biaya....aku tidak yakin. Lebih kau membelikannya sepeda baru....aku punya sepeda lipat yang bagus.Kau bisa membelikannya."
Arga mengikuti pamannya menuju sudut lain bengkel itu.
"Lihat....bagus bukan?"Dia menunjuk ke arah sepeda yang masih terbungkus plastik.
"Berapa harganya?" tanya Arga.
"Lima juta. Ayolah Arga....jangan pelit dengan seorang gadis. Cinta butuh ongkos,anak muda."
Arga memandang sepeda itu.
" Harganya terlalu murah ,Om. Carikan aku yang lebih bagus dan tambahkan keranjang dari stainless di boncengannya supaya dia bisa menaruh barang di situ."
Om Ben tercengang dan menepuk pundak keponakannya.
"Aku sudah tidak sabar bertemu gadis itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...