Hari ini hujan. Sinta melangkah tergesa menuju panti wreda yang ada di depannya. Dia berjalan cepat meskipun sudah memakai payung, tapi angin bertiup kencang membawa tetesan hujan ke wajahnya. Dia membawa kue kue buatan ibu Raniya yang disukai para warga senior yang tinggal di tempat itu.
Pemilik panti wreda itu adalah Oma Laras, guru tari Sinta. Harusnya Oma Laras datang ke sekolah hari ini...tapi karena Raniya sedang ikut tes Olimpiade matematika...jadi latihan hari ini dibatalkan. Lagipula Oma Laras sedang menunggu seorang donatur yang akan mengirim set tempat tidur lengkap.
" Hallo...Oma..." Sinta memeluk wanita tua itu dengan penuh kasih sayang.
"Hallo...Sinta sayangku...kau tidak kehujanan kan?Seharusnya kau tak datang ke sini..."
" Aku kangen Oma...dan aku mau oma lihat videoku dan Raniya saat latihan. Aku juga bawa kue...ini kesukaan Oma."
"Terimakasih..."
Oma Laras mencubit hidung Sinta dengan gemas." Apa tempat tidurnya sudah dikirim?" tanya Sinta.
Oma Laras menggeleng," mungkin sebentar lagi. Aku senang kalau kau bisa bertemu keluarga donatur ini...putra mereka seumuran denganmu...dia sangat lucu dan manis...sepertimu....Kadang dia ke sini untuk membantu kami saat ada yang perlu diperbaiki. Dia sangat baik. Ku kira kalian berdua akan cocok...."
"Ah..oma bisa saja."Sebuah truk berhenti di jalan tepat di depan mereka. Sopirnya melompat turun dan membuka bak truknya. Untunglah hujan sudah agak reda.
" Tolong semuanya di taruh di sini saja." ucap Oma Laras.
Tempat tidur dan kasur kasur itu di letakkan di teras. Juga tumpukkan sprei dan selimut yang terbungkus plastik.Sebuah rubicon hitam menepi. Pengemudinya berlari menuju tempat Oma Laras dan Sinta berdiri.
Sinta mengenali jaket hitam itu.
"Hallo, Oma."
"Hallo,Frans."
"Hai Frans...kau kehujanan rupanya..."Frans menoleh dan melihat Sinta berdiri di belakangnya sambil menyodorkan tisu untuk menyeka wajahnya yang basah.Frans memandang gadis itu dengan bingung. Bagaimana dia bisa ada di sini?
"Thanks..." Frans mengambil tisu itu dan mengusap wajahnya.
"Aku tak menduga bisa bertemu kau di sini, Sinta."
" Sama...aku juga tak menyangka kau kenal Oma Laras, guru tariku."
"Wah...jadi kalian sudah saling kenal?Bagus sekali...""Pak Frans....dimana kita akan menaruh semua ini?"tanya supir truk itu.
Frans menoleh dan Sinta ingin tertawa.
Pak Frans?yang benar saja. Sejak kapan dia jadi bapak bapak?
"Sebentar, Pak. Orang orang dari bengkel akan datang sebentar lagi...nah itu mereka. Aku tinggal sebentar ya..."
Frans melangkah menuju pintu masuk panti wreda itu sambil berbicara dengan para karyawannya. Agak aneh melihat Frans yang jauh lebih muda mengatur segalanya. Sesekali terdengar dia tertawa saat berbicara dengan mereka yang umurnya jauh di atas Frans dan lebih cocok dipanggil Bapak. Jelas dia bukan orang yang sombong. Kekaguman Sinta padanya naik satu level."Aku akan membantu memasang spreinya....oma Laras tunggu di sini saja ya..." ucap Sinta sambil melangkah mengikuti Frans.
Sinta memasang seprei seprei baru sambil memperhatikan Frans yang sedang berbicara dengan penghuni panti wreda itu. Mereka tampak akrab. Seorang nenek bahkan memanggil Frans sebagai cucunya dan menciumnya tanpa henti. Sinta tersenyum kecil melihatnya. Sungguh dia luarbiasa...
"Aku suka jaketnya...juga kemejanya...aku akan memakainya nanti sore. Bagaimana kalo kita jalan jalan?" ucap Frans sambil menyodorkan segelas teh ke arah Sinta.
"Terimakasih."jawab Sinta.
" Bagaimana? Kau belum menjawab?"
Sinta meneguk tehnya,"Kemana?Ke kebun binatang lagi?"
"Tidak....tapi kau pasti suka tempat ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Fiksi RemajaKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...