21

46 5 0
                                    

Arga meletakkan dumbell di tangannya dan mematikan komputer saat mendengar ketukan di pintu kamarnya."Masuk..."
"Hallo...apa yang kau lakukan?" tanya ayahnya.
"Aku bermain game tadi."
"Seseorang dari kantor kartu kredit menelpon ayah tadi. Mereka bilang
kau memakai kartu kreditmu untuk membeli sepeda. Kau punya masalah dengan mobilmu?"
"Tidak. Aku membeli sepeda itu untuk Raniya. Aku akan meminjamkannya sampai Om Ben selesai memperbaiki sepedanya."
"Ayah tidak bermaksud....yah...kau tahu....aku hanya kuatir...."
"Kalau ayah keberatan aku bisa membatalkannya."
"Tidak,Nak. Kau tidak pernah memakainya sejak lama....baiklah...kukira sejak kau masuk SMA kita tak pernah pergi memancing....kita akan pergi ke danau favoritmu. Kukira aku akan punya waktu bulan depan. Bagaimana?"
"Terserah ayah...terimakasih...soal kartu kredit itu."
"Ya....oh ya mamamu bilang gadis yang bernama Raniya....dia sekelas denganmu. Kau menyukainya?"
Arga tidak menjawab tapi ayahnya bisa membaca perubahan wajah anaknya. Dia tersenyum samar.
"Baiklah....kapan kapan kau bisa mengundang Raniya kemari. Kau bisa cerita apa saja padaku....bagaimana dengan sekolahmu?"Ayahnya berdiri dan melangkah ke arah deretan buku buku Arga dan robot berbentuk boneka burung hantu yang belum jadi.
"Semuanya baik...ayah tak perlu memikirkan hal itu..."
"Bagus kalo begitu."
"Dia bisa terbang?"ayahnya bertanya sambil menyentuh sayap kecil boneka itu.
"Hanya beberapa meter saja....Raniya menyukainya....aku membuatnya untuk hadiah ulang tahunnya beberapa bulan lagi."
"Bagus sekali....aku tidak tahu kau bisa membuat ini..."
"Aku ikut klub robotika di sekolah."

"Apa yang kalian bicarakan? Apa aku ketinggalan sesuatu?"terdengar suara Ibu Arga yang langsung duduk di samping putranya.
"Hanya percakapan ayah dan anak laki lakinya."
"Oh begitu....kau tahu,Arga. Akhir akhir ini mama begitu sibuk sampai kadang aku merasa bersalah padamu...maafkan mama ya..."
"Aku mengerti dan aku paham....ayolah....aku sudah besar...."
"Dengar....putra kita sudah besar....ayo...biarkan anak besar ini istirahat...."

Arga mengeluarkan kotak yang datang bersama sepeda yang dipesannya untuk Raniya. Dia telah mempelajari cara merakit sepeda itu.
Tapi dia ingin membuat kejutan lain yang ingin dia tujukan untuk semua orang. Arga tersenyum puas membayangkan reaksi mereka.
Perkataan Kevin tempo hari telah membuatnya sadar dan mulai detik itu dia bertekad mengubah banyak hal dalam hidupnya.

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang