14

66 6 1
                                    

Petugas sekuriti itu memasukkan kotak kue terakhir ke dalam bagasi mobil.
"Nah...tolong antar kotak tadi ke alamat ini,Pak." Kevin berkata sambil memberikan secarik kertas.
"Dan tolong pinjami aku motor...."sambungnya.
"Tapi Nyonya bilang....tidak boleh...."
"Aku sudah bilang mami..tidak apa apa katanya."
Dia tampak ragu ragu dengan jawaban Kevin. Lalu telpon di pos satpam itu berdering dan dia masuk untuk menjawabnya lalu dia datang lagi dengan kunci motor dan dua helm.
"Nyonya bilang hati hati"
Kevin mengangguk dan mengambil kunci motor itu.
"Terimakasih,Pak. Nanti kuisi bensinnya sampai penuh.."
"Tidak perlu,Mas Kevin. Gak pa pa."

"Kau bisa bawa motor?Kau punya SIM?" tanya Raniya saat Kevin mengulurkan helm ke arahnya.
"Punya,Bu Polwan. Sebentar.."
Kevin mengeluarkan dompetnya dan menunjukkannya pada Raniya.
"Lihat.....dan ini masih berlaku. Apa aku juga harus menunjukkan STNK motor ini juga? Cepat naik...dan pake helmnya,Mrs. Bond."
Raniya naik ke boncengan motor itu dengan kesal. Lalu memakai helmnya. Tapi Kevin tiba tiba menstarter motor itu dengan keras membuat Raniya kaget dan memeluk Kevin tanpa sadar.
Kevin tertawa gembira saat Raniya mencubit pinggangnya dengan marah.

Ursula memandang ke arah pintu pagar rumahnya dari jendela kamarnya yang ada di lantai dua rumah itu. Seulas senyum tersungging di bibirnya saat melihat kelakuan putranya.
"Bagaimana keadaan Kevin?" terdengar suara dari ponsel di tangan wanita setengah baya itu.
"Baik. Dia baik. Dia terlihat sehat dan gembira."
"Apa dia masih bermimpi buruk? Kuharap kau tidak lupa dengan pengobatannya..."
"Tidak....dia hanya kadang mengigau...tapi aku terus memberinya obat yang kau sarankan.."
"Bagus, Ursula. Baiklah....aku akan menghubungimu lagi nanti."
"Terimakasih kau telah membantu Kevin selama ini"
Telpon itu ditutup. Ursula tersenyum dan memandang foto yang baru dikirim Kevin padanya.Dia hanya ingin Kevin bahagia. Itu saja.

Kevin menghentikan motornya di pinggir sebuah jalanan yang penuh dengan penjual makanan. Kau bisa makan apa saja di tempat ini. Mereka menjual berbagai makanan. Raniya turun dari motor dan melepas helmnya. Dia memandang warung mie ayam di depannya dengan tidak percaya.Lalu pandangannya tertuju ke seberang jalan. Ke tempat deretan toko yang ada di sana.
"Hai...Raniya..."
Dia melihat Reval berdiri tepat di depan toko aksesoris favoritnya. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya.Raniya melangkah menyebrang jalan sambil tersenyum...
"Raniya....Raniya...!"

Gadis itu menoleh dan merasakan tangannya ditarik dengan kuat.
"Raniya.."
Lalu dia tersadar dan merasakan genggaman tangan Kevin di lengannya.
"Apa...apa?" Raniya tergagap kaget.
"Kenapa kau menyebrang jalan ?Kau ingin membeli sesuatu ?" Tanya Kevin dengan curiga dan melempar pandang ke seberang jalan. Raniya memandang ke arah yang sama tapi tak ada siapapun di sana kecuali deretan kendaraan yang terparkir di sana.
"Ku kira aku melihat seseorang..." gumam Raniya pelan.
"Ayo...aku sudah lapar." Kevin menarik tangan Raniya agar segera masuk ke warung tenda itu.

Kekasih Untuk RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang