Senyum menghilang dari wajah Raniya. Kenapa mereka begitu mirip? Atau hanya pikirannya saja? Tanya gadis itu dalam hati.
"Kenapa kau memandangku seperti itu?Kau baru sadar kalo aku tampan?" Kevin bertanya dengan nada lucu lalu mengambil botol kecil berisi bubuk lada hitam di depannya dan menaburkannya di atas kentang goreng pesanannya."Hentikan,Reval...kau membuatku bersin...!"
Reval tertawa,"aku lebih suka lada hitam daripada saos sambal...kenapa?Kau ada masalah?"
Raniya menggelengkan kepala..."Jauhkan kentang itu dariku...kau terlalu banyak memasukkan mericanya...""Raniya..."
Raniya memandang Reval yang duduk di depannya dan tersenyum,
"Aku merindukanmu...kemana saja kau selama ini?""Raniya...kau baik baik saja?"
Kevin bertanya dengan ingin tahu.
"Apa yang barusan kau katakan tadi?"tanyanya lagi.
Raniya tampak kaget dan tersadar dari lamunannya.
"Apa?apa yang kau katakan?"
Kevin tampak penasaran.
"Kau bicara sendiri....ada yang tidak beres dengan otakmu. .bisa kubayangkan beban yang harus dia tanggung...otakmu..."Kevin menunjuk kepala Raniya.
"Aku baik baik saja....bisa aku makan sekarang?"Kevin mengamati wajah Raniya dengan teliti.
"Apa yang kau pikirkan? Kau diam saja dari tadi." Ucap Kevin.
"Ayo kita pulang...sudah sore. Aku punya banyak pekerjaan.."
"Oke...tapi beri aku waktu lima menit untuk bicara..."
"Tentu...bicara saja."
"Tapi kau harus janji...kau tidak akan memotong ucapanku. Janji?"
"Janji...aku tidak membawa gunting. See?"
Kevin tertawa dan mengeluarkan ponselnya. Dia mengatur waktu di ponselnya dan menarik nafas.
Lima menit,Kevin. Kau harus mengatakannya apa yang kau rasakan selama lima bulan dalam lima menit. Katakan...aku tahu aku bisa...Kevin menyemangati dirinya sendiri."Kau ingat saat pertamakali kita ketemu?" Tanya Kevin.
Raniya menggeleng,"aku tak ingat. Sorry..."
"Hari itu adalah hari yang paling ku tunggu dalam hidupku,Raniya. Aku bisa bertemu denganmu."
Raniya memandang Kevin dengan heran.
"Maksudku...ah ya....hidupku berubah setelah aku bertemu denganmu...well..aku tak tahu...aku jatuh hati padamu saat itu."
Raniya tidak percaya dengan apa yang baru di dengarnya barusan.
"Kau percaya cinta pada pandangan pertama? Itulah yang terjadi saat aku pertamakali melihatmu di perpustakaan. ...
Aku berusaha keras menyembunyikannya...tapi sungguh menyiksa harus melakukannya setiap hari. Aku tak tahu perasaanmu padaku...tapi bisakah hubungan kita lebih dari sekedar teman? Aku mencintaimu,Raniya.... kau mau kan jadi pacarku?Em...kau tidak perlu menjawab sekarang...aku tahu pasti butuh waktu..."Raniya tak bisa lagi mendengar lanjutan dari perkataan Kevin.
Gadis itu berdiri dan meraih tasnya lalu melangkah keluar, meninggalkan Kevin yang tampak bingung. Akhirnya dia berusaha mengejar Raniya.
" Maafkan aku,Raniya. Apa aku salah? Katakan sesuatu....aku hanya mencoba mengatakan perasaanku.Apa aku membuatmu marah?"
Raniya menghentikan langkahnya dan menatap Kevin sekilas.
"Bisa kau tinggalkan aku sendiri?Tolong..." ucapnya seraya naik ke bis kota yang berhenti tepat di depannya.
Kevin memandang bis yang melaju membawa Raniya pergi.
Ya Tuhan...apa yang kulakukan? batin Kevin dengan penuh penyesalan. Raniya tampak sangat marah padanya. Apa yang harus kulakukan? Tanyanya dalam hati.Raniya salah naik bis. Dia baru menyadari saat bis itu melalui perempatan dan berbalik arah. Raniya memandang Kevin yang masih berdiri di tempat yang sama. Dia tampak bingung.
Perasaan yang saat ini juga dirasakan Raniya. Beberapa hari ini terasa aneh baginya. Mulai dari Arga yang bersikap tidak biasa dan sekarang Kevin. Bagaimana mungkin mereka berdua bisa menyatakan cintanya pada Raniya dalam waktu yang hampir bersamaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Fiksi RemajaKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...