"Raniya...duduk di sini."Kevin melambaikan tangan ke arah Raniya. Gadis itu memandangnya dengan kaget.
"Kenapa kau naik bis?Mobilmu rusak? Tante Ursula pasti melarangmu kalo tahu."ucap Raniya sambil duduk di samping Kevin.
"Mami?Kenapa dia melarangku naik bis kota? Kau aneh."
Kevin mengeluarkan kertas dan mulai mengipasi wajah Raniya.
"Panas kan?Siapa suruh naik bis..." ujar Raniya.
"Sst...jangan berisik...Sinta mengirim pesan untukmu. Kau ingin lihat?"
"Benarkah?Ya...aku ingin lihat..."
Kevin mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto foto Sinta di sekolah barunya. Dia juga ikut ekskul tari.
Raniya tertawa saat melihat foto Sinta sedang mengerjakan soal matematika dan di caption foto itu tertulis.Saat melihat soal ini, tiba tiba aku kangen Raniya. Wish Raniya here...
"Katakan aku juga kangen padanya...dia terlihat gembira di sekolah barunya..."
"Tampaknya begitu...hei..kau dengar kabar Frans? Ku dengar dia dan Bobby pindah ke sekolah asrama..."
Raniya mengangguk pelan. Mendengar nama Frans dan Sinta membuat Raniya sedih.
Kevin melihat perubahan wajah Raniya.
"Kita turun di sini. Ayo..."Kevin menggandeng tangan Raniya saat bis itu berhenti di sebuah halte.
"Tapi,Kev. Rumahku masih jauh.."
"Sebentar aja..."Raniya mengikuti Kevin melangkah menyusuri trotoar.
"Sampai...silahkan masuk..."Kevin mendorong pintu kaca di depannya. Raniya berdiri terpaku memandang tempat itu.
Toko aksesoris favoritnya."Katakan padaku....kenapa kau ingin ke tempat ini?"tanya Reval.
"Setiap aku naik bis pulang pergi dari sekolah...aku selalu melihatnya. Jendela kuning itu sangat imut. Mereka kadang meletakkan pot berisi bunga matahari."
Reval menaikkan sebelah alisnya.
"Apa yang mereka jual?"
"Entahlah...aku hanya suka jendela itu."
Reval tertawa,"mereka menjual aksesoris,boneka..mereka juga menjual makanan ringan dan minuman..."dia menjawab pertanyaannya sendiri.
"Hei...darimana kau tahu?"
" Aku mengunjungi tempat itu..sori..."Reval tertawa lagi.
"Setelah kenaikan kelas,aku akan mentraktirmu ke sana. Aku sedang menabung."
"Kau tidak perlu melakukannya,Reval."Raniya melangkah memasuki tempat itu. Sementara Kevin mengikuti di belakangnya.
Raniya terpaku memandang tempat itu. Aneh sekali...dia tersenyum memandang deretan kursi dan benda benda yang dipajang di sana.
Dia menoleh ke arah Kevin yang berdiri di sampingnya. Kevin tersenyum kecil dan menarik sebuah kursi untuknya.
" Silahkan..."
Raniya tak menyangka Kevin memperlakukannya dengan begitu manis.
"
Thanks, Kevin."
Such a gentleman....
"Kau ingin pesen sesuatu?" Tanyanya.
"Kau saja...aku tak pernah ke sini."
Kevin tertawa kecil dan membuka buku menu.
"Dua french fries dan dua ice coffee."ucapnya pada pelayan yang datang ke meja mereka.
"Thanks."sambungnya."Jadi....kau suka tempat ini?"tanya Kevin.
Raniya mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut toko sekaligus kafe itu.
"Aku hanya melihatnya dari luar...ternyata tempat ini jauh lebih menarik...aku suka."
"Kau ingin membeli sesuatu?bagaimana kalo kita lihat lihat dulu sambil menunggu makanan kita?"
Raniya mengangguk dan menerima uluran tangan Kevin.
Cowok itu mengenggam tangan Raniya dengan lembut."Lihat...banyak sekali boneka di sini..."Kevin melangkah diantara deretan rak berisi boneka.
Raniya tertawa kecil melihat Kevin memutari rak rak boneka.Pikachu..."Raniya kaget saat Kevin mengacungkan boneka berwarna kuning itu ke arah Raniya.
"Dia imut sekali...iya kan?""Pikachu...ha..."
Raniya terlonjak kaget sementara Reval tertawa sambil memegang boneka kuning di depan wajah Raniya.
"Pika...pika...chu." sambungnya sambil mengerakkan boneka itu.
"Kembalikan ke tempatnya...tidak lucu.."ucap Raniya.
"Dia sungguh imut...aku suka pikachu..."
Raniya tak bisa menahan tawa.
"Beli saja...gitu aja kok repot..."
"Aku harap ada yang akan memberiku hadiah pikachu saat ulang tahunku.."
"Siapa?"tanya Raniya.
"Tentu saja kau...siapa lagi?"Raniya terpaku memandang Kevin yang berdiri di depannya sambil memainkan boneka itu dengan ekspresi lucu. Dia menoleh dan tertawa sambil menunjukkan boneka pikachu pada Raniya. Gadis itu tiba tiba teringat Reval. Bagaimana bisa mereka menyukai boneka yang sama?Dia merasa sekilas melihat Reval berdiri dan tertawa di depannya...
"Makanan kita udah dateng...ayo."ucap Kevin sambil meletakkan boneka itu ke tempatnya.
"Kau tidak jadi membelinya?" tanya Raniya.
"Tidak....aku berharap ada yang memberikannya sebagai hadiah ulang tahun untukku."
"Siapa?"
"Kau...tentu saja. Siapa lagi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
JugendliteraturKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...