Pintu di depannya terbuka dan tampak Sinta yang agak kaget melihat Frans.
"Kau tidak menyuruhku masuk?"tanyanya.
" Oh...iya...masuk.."
"Untukmu." Frans memberikan bunga di tangannya .
" Thanks...ayo ku kenalkan kau pada Om dan Tanteku...kami akan malam tadi. Mereka pasti sangat senang jika kau mau bergabung."
Frans merasa gugup...bertemu Om dan tantenya Sinta? Ini tidak seperti bayangannya tadi saat berangkat kemari.Untunglah dia berpakaian rapi....kalo tidak.......Frans tak bisa membayangkan reaksi mereka.
Frans berjalan mengikuti Sinta menuju ruang makan."Ini temanku Frans." ucap Sinta.
Kedua orang itu menoleh. Kesan pertama yang didapat Frans saat melihat Om dan Tantenya Sinta adalah mereka tampak ramah.
" Hai Frans.. ayo duduk. Kami sedang makan malam...ayo bergabung..." Om Lukas berkata dengan ramah.
"Ini Tante Melani dan Om Lukas."
"Senang bertemu..."
" Jadi? Dimana kau sekolah ? Kau sekelas dengan Sinta?" tanyanya lagi setelah Frans duduk.
"Tidak...aku sekolah di SMU Merdeka..kelas tiga."
" Oh...ya...ya..teman kuliahku yang bernama Jayadi mengajar di sana. Sekolah yang bagus."
Celaka....batin Frans...Om Lukas kenal Pak Jayadi...
"Kudengar dia mengajar bahasa Indonesia."
"Ya." jawab Frans singkat. Setelah ini Frans harus ingat untuk bersikap baik pada Pak Jayadi dan mengerjakan semua PR yang dia berikan.
"Jadi...apa rencanamu setelah lulus SMU?"
" Aku akan kuliah. Jurusan Teknik Mesin." jawab Frans dengan mantap.
"Frans punya bengkel sendiri." sambung Sinta.
" Benarkah? Wah...hebat anak jaman sekarang."
"Hanya bengkel kecil....dan aku ingin membuatnya lebih besar setelah lulus kuliah."
Sinta bernafas lega. Omnya tidak membahas tentang keluarga Frans.
Di kota ini....siapa yang tidak pernah mendengar tentang keluarga Bahtiar..."Jadi...kalian akan pergi ke mana?" tanya Om Lukas setelah mereka selesai makan.
"Ke bioskop." jawab Frans.
" Oke...jangan lebih dari jam sebelas...atau kau tidak boleh pergi bersama Sinta lagi."
Frans mengangguk.
"Sebelum jam sebelas kami pasti sudah pulang."
"Bagus kalo begitu.."Sinta memandangi Frans yang sedang mengemudi.
" Kenapa kau melihatku seperti itu? Ada yang aneh denganku?" tanya Frans.
"Tidak..hanya kau terlihat seperti orang lain." jawab Sinta
" Siapa? Jeon Jung kook?"tanya Frans. Seisi rumahnya sedang tergila gila pada BTS. Papanya bahkan ingin menukarnya dengan seseorang yang bernama RM hanya karenaxdia jenius dan berbakat. Sungguh membuat kesal. Mungkin keluarganya ingin diadopsi oleh BTS. Kak Teresa bahkan mengambil kelas Bahasa Korea dan berbicara dengan suaminya menggunakan bahasa itu. Mamanya bahkan berkata pasti menyenangkan bila memiliki tujuh anak laki laki yang semuanya tampan. Bukan masalah untuk Frans. Mereka ada nun jauh di Korea sana dan jelas mamanya harus menikah dengan orang Korea untuk bisa punya tujuh anak yang semuanya tampan. Artinya Frans tidak akan pernah ada di dunia untuk mengacaukan hidup banyak orang. Menyedihkan....Dia seperti anak tiri di rumah itu. Tapi Frans dengan jujur mengakui....yah mereka sedikit lebih tampan darinya....dan tidak ada yang protes saat mereka memakai jins robek serupa dengan milik Frans...Sinta tersenyum kecil.
" Ya...dia memang tampan."
Frans merosot dari kursinya. Sinta menyukainya juga? Ini aneh....
"Tapi aku suka yang lokal lokal aja. Korea kejauhan..... mereka juga bukan tipeku...."
Frans bernafas lega. Kegusarannya sedikit mereda. Bagus.
"Kemana kita akan pergi, Frans?Tidak ada bioskop disini. Kau berbohong pada Omku.."
"Ya...karena kalau dia tahu kemana kita pergi...dia pasti menertawakan aku."
"Kebun binatang?" tanya Sinta.
" Ku kira mereka juga butuh waktu tidur."
Sinta tak bertanya lagi karena Frans menghentikan mobilnya di depan sebuah...."Pasar malam....kau membawaku ke pasar malam....lihat Frans...ayo turun." ucap Sinta dengan tidak sabar
"Sebentar...kita parkir dulu. Oke?"Frans memandang Sinta yang tampak gembira. Dia menggandeng lengan Frans sambil melangkah dan memperhatikan aneka permainan yang ada di sana. Senang rasanya melihat senyum yang terus mengembang di wajah Sinta. Frans telah menghubungi banyak temannya...pekerja bengkelnya sampai anak buah papanya dan Kak Bram hanya untuk mencarikannya pasar malam. Dia telah berusaha keras...tapi ini baru setengahnya...
Sinta berhenti di sebuah stand permainan melempar gelang.
"Frans.....kau bisa main ini?"tanyanya. Frans melihat tonggak tonggak kayu bernomor di depannya.
" Hadiah apa yang ingin kau dapat?" tanya Frans.
" Itu..." Sinta menunjuk boneka beruang besar berwarna coklat yang memakai pita merah."Frans...ayo naik bom bom car..." Sinta menarik tangan Frans menuju tempat yang dia maksud. Boneka beruang cokelat itu sekarang ada di tangan Frans. Sinta tertawa saat mereka naik ke mobil mobilan dan membiarkan Frans mengemudi.
"Ayo...tabrak mereka semua, Frans!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Untuk Raniya
Teen FictionKisah Raniya,seorang gadis dari keluarga miskin yang harus survive bersekolah di SMU elit. Dengan kepandaiannya dia berhasil mendapat beasiswa penuh, tapi tak ada yang tahu bahwa dalam hatinya dia menyimpan luka. Semua orang memperlakukannya dengan...