65. Setelah sekian lama

19.7K 864 74
                                    

Follow akun ku.
Jangan lupa vote n comment ya.

*****

"Ngapain kamu bawa dia kesini?! "kesal seseorang saat melihat bahwa ada Athala di mansion ini.

Semua orang yang berada si meja makan pun langsung menengok ke arah Aletha yang dibelakangnya sudah ada Athala. Sedangkan Athala hanya menundukan kepala nya dia sudah ketakutan, dan dia sudah berkeringat dingin saat ini.

"Dek abang tanya kenapa dia ada disini?! "ucap Darian setengah emosi.

Aletha menarik lengan Athala yang membuat Athala langsung mendongakkan kepala nya. "dia sama gue, emang kenapa? "ucapan Aletha mengejutkan semua orang.

"ngga mungkin. "ucap darian sambil menggeleng gelengkan kepala nya. "Dek lo lupa kan kalo dia hampir bikin lo celaka dengan membawa para mafia itu hah?! "lanjut darian.

"gue ngga amnesia sampe gue lupa bang. Gue inget semua nya, tapi apa salah nya dia ada disini? "tanya aletha.

"Salah dek salah besar, lo biarin musuh lo masuk ke Mansion ini, apa lo juga lupa dia penyebab lo diusir dari keluarga kandung lo hah?! "ucap Darian setengah berteriak.

Athala terisak dalam diam, tapi Aletha tau jika Athala sedang menangis.

"CUKUP DARIAN. "teriak bunda. "biarkan dia disini. "lanjut nya.

Brakk.

Darian menggebrag meja yang membuat semua yang ada disitu pun kaget termasuk Athala.

"kalian semua terlalu baik sampai sampai membenci satu orang pun tidak bisa. "ucap darian emosi lalu pergi dari situ.

Satria hanya diam dia tau adik nya sangat tidak suka dengan Athala apa lagi setelah kejadian di kantin yang menyebabkan banyak para mafia berdatangan. Tapi bagi dirinya, Athala hanya iri sesaat dengan apa yang Aletha punya dan apa yang Aletha lakukan. Dia tau sebenarnya Athala baik hanya rasa iri yabg terlalu besar yang menyebabkan dia seperti itu.

Mana ada sodara kembar yang berani menyakiti sodara kembarnya sendiri, ibaratkan mereka satu nyawa yang dibagi dua, kalau misal salah satu diantara mereka meninggal otomatis setengah nyawa akan hilang dan satu orang nya lagi akan merasa kehilangan setengah nyawa nya.

"Satria bujuk adik mu. "ucap bunda.

"baik bunda. "ucap satria lalu menyusul Darian.

Hening, itu lah yang terjadi saat ini di meja makan, bunda Diana hanya diam duduk di kursi nya sedangkan Aletha sibuk dengan fikirannya.

"Maaf. "ucap Athala sambil mengusap air mata nya. Ucapan nya menyadarkan keheningan diantara mereka semua.

"bukan salah kamu nak, sini duduk ayok makan jangan berdiri disitu aja. "ucap bunda sambil berdiri mempersilahkan Athala untuk duduk di sebelahnya.

"Tapi Tante ini semua salah saya kalo aja saya ngga kesini semua nya ngga bakalan terjadi. "ucap Athala sambil masih setia menundukan kepala nya.

"udah udah mending kita makan, sini sayang. "ucap bunda menarik pelan tangan Athala. "Thata ayok temenin Athala makan. "lanjut bunda.

"iya bunda. "ucap Aletha lalu berjalan menuju kursi yang biasa iya tempati untuk makan.

"jangan dipikirin ya, tadi Darian hanya emosi sesaat. "ucap bunda berusaha menenangkan perasaan Athala.

"Iya tante. "ucap Athala.

Semua nya makan dengan keheningan yang melanda, setelah selesai makan mereka menuju keruang keluarga.

Darian turun dengan Satria dibelakangnya. Semua yabg ada di ruang keluarga pun menengok ke arah tangga.

"Darian sini nak. "ucap bunda yang meminta Darian duduk di sebelahnya.

Darian pun menuju Bunda diana dan satria menuju sofa yang kosong.

"Semua nya maafkan saya, jika saya tidak kesini ini semua mungkin tidak akan terjadi. "ucap Athala sambil menunduk.

"Tidak apa apa sayang sudah lupakan saja. "ucap bunda.

"yaudah kalo gitu Athala pamit dulu ya tante. "ucap athala sambil berusaha berdiri.

"nah gitu dong dari tadi. "gumam Darian yang bukan seperti gumamam melainkan ucapan yang menyindir Athala.

Ucapan darian tadi langsung mendapat tatapan tajam dari bunda nya.

"kamu kesini naik apa? "tanya bunda.

"Naik taksi Tan. "jawab Athala.

"berarti pulang naik taksi juga dong? "tanya Aletha.

"iya. "jawab Athala.

"Yaudah gue anter aja. "ucap Aletha.

"gausah Le. "ucap Athala.

"nah dia bilang gausah, yaudah gausah dianterin lagi. Lagian dia nya gamau. "ucap Darian yang lagi lagi mendapat tatapan tajam dari bunda.

"mending kamu dianterin Aletha aja Thal, lagian nyari taksi jam segini agak susah. "ucap satria.

"iya sayang dianterin Aletha aja ya? "tanya bunda.

"hmm baik tante. "ucap Athala.

"yaudah semua nya Athala pergi dulu. "ucap Athala lalu pergi diikuti Aletha di belakang nya.

Aletha dan Athala menuju mobil Aletha yang ada di garasi.

Saat ingin memasuki mobil Athala memeluk Aletha secara mendadak.

"Makasih Le, gue gatau harus bilang apa lagi sama kamu. Makasih udah belain aku di depan Kak Darian. Dan lo harus janji kalo lo bakal mampir. "ucap Athala disela sela pelukan nya. Yang dibalas deheman oleh Aletha.

Mereka pun memasuki mobil dan langsung pergi menuju Mansion Wijaya.

Sebenarnya Aletha belum siap bertemu dengan orang tua kandung nya, tapi ada hal lain yang membuat Aletha ingin mengantarkan Athala pulang yaitu bertemu dengan Devan, dia sangat rindu dengan Devan.

Saat sudah sampai di depan gerbang Mansion Wijaya Aletha mengentikan mobil nya secara mendadak.

"Kenapa? "tanya Athala.

"gue belum siap ketemu mamah dan papah Thal. "ucap Aletha.

"pliss Le, masuk aja pliss. "ucap Athala memohon.

"oke, tapi sebentar aja. "ucap Aletha lalu menekan klakson mobil nya dan gerbang pun terbuka. Aletha langsung menjalankan mobil nya dan memarkirkan nya di parkiran di dekat mobil keluarga Wijaya.

Aletha menuruni mobil dengan perasaan yang tak karuan, setelah sekian lama tidak memasuki Mansion ini akhirnya dia menginjakan kaki nya kembali kesini.

Tidak banyak yang berubah dengan halaman depan mansion ini, hanya ada beberapa yang terlihat asing di mata nya.

Athala menarik pelan tangan Aletha supaya Aletha ikut masuk bersama nya. Saat membuka pintu Aletha sudah ingin menangis, rumah ini tidak banyak berubah. Dia mengingat jelas saat dirinya diusir dari rumah ini.

Athala menengok ke arah Aletha lalu mengangguk dan memper erat gengaman tangannya.

"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang? "ucap sesworang dari arah ruang keluarga.

Aletha mengenali suara itu, sura seseorang yang sangat ia rindukan, siapa lagi kalau bukan Devan.

"Kak Devan. "ucao Aletha dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"ALETHA?! "teriak Devan yang kaget akan kehadiran Aletha bersama Athala.

Teriakan Devan memanggil Aletha begitu keras sampai Mamah dan Papah nya menghampiri mereka.

"ALETHA. "teriak mamah dan papah, mereka berjalan mengahampiri Aletha lalau memeluk nya begitu pun dengan Devan.

Athala yang melihat itu hanya bisa menangis, dia berjalan mundur ke belakang meninggalkan Aletha, Kakak dan orang tua nya saling melepas rindu, tapi tangan nya di genggam erat oleh Aletha.

*****

Next?

Aletha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang