6. ice cream

612 105 1
                                    

Ice cream cokelat itu manis kaya senyuman kamu
-Gelvina-

Dengan cepat gelvina mengejar kakaknya.

Ketika kedua nya hampir mendekati sindy.

Sindy berbalik dan menatap keduanya dengan tatapan dingin khas nya.

"Bukan apa apa ko sindy, ayo ikh"kesal gelvina sambil menarik kakaknya itu.

Mereka pun sudah sampai digerbang sekolah lagi.

"Kali ini aja, kalau dia sampe apa apain lo lagi nggak akan gua biarin tuh cewe hidup sekali pun disekolah ini"emosi alvaro yang sudah memuncak karna ia tak segan segan untuk melakukan apa pun jika ada yang menyentuh seseorang yang ia sayangi termasuk gelvina adiknya.

"Kakak gua nggak begini"keluh gelvina.

"Gelvina, ka varo jemputan fanny udah dateng makasih ya udah mau nungguin"pamit fanny untung nya saja jemputan nya sudah datang kalau tidak ia bisa berada dalam atmosfer kakak beradik yang tidak bisa dijelaskan oleh kata kata.

"Fanny hati hati ya"sambil melambaikan tangan kepada sahabatnya itu yang di balas dengan senyuman manis fanny.

Terlihat wajah alvaro masih sama dingin dan datar hanya menatap lurus ke depan.

Gelvina menarik ujung kemeja seragam kakak nya sambil memajukan bibir nya.

"Gelvina Pengen gulali kak varo"rengek nya itu adalah cara ampuh meluluhkan emosi kakak nya.

Alvaro manatap adiknya yang memasang wajah memelas itu.

"Ayo, mau berapa gulali nya adik ku?"dengan sekejap wajah alvaro menghangat kembali .

"Yang banyak ayo kak varo nanti yang dagang kabur"ucap gelvina sambil terus menarik ujung seragam alvaro.

Sebenarnya Gelvina tak ingin gulali dia lakukan itu agar alvaro melupakan masalahnya dengan sindy.

Alvaro melakukan motornya dengan kecepatan sedang .

15 menit kemudian mereka sampai ditaman, mereka dari kecil sering banget kesini dan nggak ada yang berubah sedikit pun dari taman ini.

Alvaro pun turun dan menyuruh adiknya untuk duduk di bang ku panjang taman, sedangkan dia membeli gulali.

Tak lama alvaro datang dengan dua gulali ditangan nya.

"Ambil"ucap alvaro seraya memberikan gulali kepada adiknya.

"Makasih kakaku"ucap gelvina sambil memberikan senyuman kepada Alvaro.

Mereka hanya menikmati gulali yang mereka makan dan suasana tenang taman.

"Kak varo tau nggak"sambil membuka pembicaraan karna gelvina anti sekali dengan suasana sepi.

"Nggak"alvaro yang hanya fokus memakan gulali nya.

"Tadi yang nolongin ambil sepatu, kak rafa baik deh dia"terlihat gelvina malu malu menyatakannya.

"Tau".
Jelas alvaro tau rafa adalah sahabat dekatnya.

"Akh nggak seru, pulang akh males"kesal gelvina sebab, alvaro tak pernah menanggapi ceritanya apa pun itu dari dulu.

"Yaudah"alvaro pun bangkit dari duduknya dan menyalakan motornya.

"Dasar gak peka, siapa yang mau pacaran sama muka tembok, kulkas 60 pintu ini"gerutu gelvina dengan suara pelan, namun tetap saja alvaro mendengarkan ucapannya itu.

Alvaro tersenyum kecil , ia bahkan tau apa yang mau dibahas oleh adiknya itu.

Mereka pun sampai rumah, terlihat ada mobil asing didepan rumah mereka.

Gelvina dan alvaro saling menatap satu sama lagi, wajah alvaro yang menegang sedangkan berbanding kebalik dengan Gelvina yang menahan tawa nya itu.


Gelvina Story's (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang