Balik lagi nih untuk kalian ....
Beri dukungan kalian dengan vote and comment oke...
Typo bertebaran komen aja oke...
Happy reading
Pagi tiba mengubah hari tak merubah kenyataan yang ada.
Gelvina yang sempat berkaca sebentar lalu keluar kamar dan menuruni tangga.
"Pagi ayah, pagi bunda"sapa gelvina lalu duduk.
"Pagi sayang, rotinya dimakan dulu"sambil menuangkan susu ke gelas gelvina.
"Ayah mau lihat senyum putri ayah"gelvina langsung menampilkan senyuman manisnya.
Hatinya sungguh sangat sakit, mengapa kenyataan sangat pahit baginya.
Alvaro pun duduk disamping gelvina dan melahap rotinya seperti biasa tak ada sapaan.
"Ikh kak varo itu gelas gelvina, kok diminum"kesal gelvina.
"Haus habisnya"terbata bata.
"Yaudah nih bunda ganti yang baru buat gelvina"menyodorkan susu kepada gelvina.
Ada tatapan tak suka dari atas sana ia sedari tadi memperhatikan keluarga itu .
Sindy turun dan menghampiri mereka dimeja makan yang tadi nya bercengkrama namun hangat berubah menjadi hening .
"Duduk nak"pinta gelvin.
"Tadi gelvina dipanggil putri ayah"guman nya dalam hati .
"Sudah selesai sayang?"tanya lesya kepada gelvina.
"Udah kok bunda"sahut gelvina.
"Alvaro juga udah berangkat"pamit alvaro.
"Ayo vin"lanjut alvaro.
"Terus aku berangkat sama siapa?"hening seketika.
"Sama ayah aja ya"menenangkan sindy
"Tapi kan adiknya kak varo aku bukan dia"menunjuk kearah gelvina.
Sungguh itu memang benar namun sakit rasanya, ia ingin menangis namun berusaha kuat .
"Adik gua cuman gelvina"pekik alvaro lalu menarik tangan gelvina.
"Bunda susu buat sindy mana?"tanya sindy.
"Manja sekali kamu, anak perempuan nggak boleh manja"bentak lesya.
Lalu menaiki kamarnya menuju kamarnya.
Gelvin tau keadaanya pun menuangkan susu di gelas sindy.
"Dimakan nanti kita telat"ucap gelvin.
Disepanjang jalan Gelvina dan alvaro hanya diam.
Alvaro selalu memperhatikan wajah adiknya itu, tatapannya kosong tak ada lagi wajah ceria dari gelvina.
Sesampainya disekolah gelvina langsung turun dari motor alvaro.
Jangan lupakan ia masih tak bisa melupakan sosok rafa.
Gelvina melihatnya rafa membukakan pintu mobil dan keluar seorang wanita cantik yang ia lihat dirumah sakit.
Bagaimana menyudahi rasa sakit ini, sungguh aku nggak sanggup, apa aku berbuat salah hingga aku dibuat sesakit ini, harusnya sekarang kamu ada disamping ku memelukku dan memberikan ku kekuatan, tapi rasanya tidak mungkin.
Alvaro berjalan duluan ia kira gelvina menunggu rafa diparkiran.
Dan rafa sosok itu sedikit memandangi wanita yang ia sakiti kemarin ia sangat merasa bersalah namun ia telah menyakiti gelvina dan ia harus pergi jauh dari hidup wanita itu .
Maafkan aku, aku sangat mencintaimu namun aku telah menyakiti mu terlalu dalam biar aku yang pergi aku ingin kamu membenciku agar kamu menemukan seseorang yang bisa membahagiakan mu, maafkan aku gelvina
Rafa melihat gelvina ada yang berbeda tak ada wajah cerianya hanya tatapan kosong apa ini karena dirinya.
"Ayo raf"lamunan nya buyar ketika renata menarik nya.
Gelvina pun masuk kedalam kelasnya yang tadinya bising berubah menjadi hening.
Ia duduk di bang ku nya lalu fanny memeluknya Cilla biasa nak itu telat.
"Apa itu benar? Aku akan selalu ada gelvina jangan bersedih"ucap fanny.
"Itu benar, terimakasih fanny"sahut gelvina yang berusaha tegar.
"Jadi adik asli nya alvaro lo dong, emang sepantasnya mana ada kakak nya ganteng adiknya nggak, terus dia masih tinggal di rumah lo sin?"tanya viola tenang saja suaranya sangat keras tentunya .
"Orang tua gua sangat baik jadi, menampungnya tapi asal tau diri aja"sahut sindy yang menjadi sindiran untuk gelvina.
Dan semua murid kelas berbisik membicarakan gelvina.
Ia melihat kolong mejanya ada lolipop .
Jangan bersedih tersenyum lah, aku yakin kamu wanita kuat
-Z-
Gelvina menakutkan kedua alisnya siapa yang memberinya ini lalu inisial Z siapa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Gelvina Story's (END)
Novela JuvenilSQUEL GELSYA (DIWAJIBKAN SEBELUM MEMBACA CERITA INI MAMPIR DULU KE CERITA "GELSYA" DULU YA BIAR NYAMBUNG). Gelvina anak kedua dari pasangan gelvin dan lesya. Kisah hidup haru yang dialami oleh gelvina yang harus menanggung balasan dendam dari masa l...