lelaki dari lelaki masa lalu mamak 🍂

2.6K 170 0
                                    

Angin berhembus bukan untuk menguji ranting pepohonan, namun akarnya
_Ali bin Abi Thalib_

"Nabila, kapan kamu balik," tanya seorang wanita yang tersenyum padaku saat melewati koridor rumah sakit.

"Kemarin mi," aku tersenyum kearahnya, begitupun dengan dia. Mia, seorang dokter anestesi, kita dulu satu kampus saat kuliah, dan beruntungnya sekarang kita satu tempat kerja.

"Mi, keponakanmu jadi konsultasi kesini?," Tanyaku, Mia mengangguk singkat dengan sedikit raut gelisah diwajahnya.

"Kamu sendiri kan yang akan nanganin dia nanti, kalau semisal dia nggak mau. Kamu bisa kan la, buat ngasih terapi dirumah"
Mata Mia memancarkan sebuah permohonan.

"Aku usahakan ya mi, semoga aku bisa membantu kalian"

"Aku percayakan padamu la"

Aku mengangguk singkat lengkap dengan senyum yang merekah sebelum aku dan Mia berpisah diantara pintu ruanganku.

"Ibu Nabila," panggilan dari arah pintu membuatku melihat seorang wanita cantik tengah menggandeng tangan mungil gadis yang berusia sekitar 8 tahun.

"Silahkan duduk Bu," ucapku sembari mengamati wanita kecil yang mengikuti langkah ibunya. "Hai Mila"

"Hai ibu doktel," anak ini periang, seperti Tidak yang salah darinya, tapi setelah kita coba untuk memintanya menulis, barulah kita mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

"Mila tunggu disini ya, main sama bonekanya Bu dokter dulu. Bu dokter mau bicara sama ibunya Mila di sana." Aku menunjuk kearah ruanganku, gadis kecil didepanku ini tersenyum mengangguk riang tanpa suara.

"Saya nggak nyangka Bu, ternyata Mila mau bicara sama ibu tadi. Padahal biasanya dia tak pernah mau bicara sama orang lain selain keluarganya sendiri" ibu dari gadis kecil itu langsung bicara saat aku dan beliau duduk berhadapan diruanganku.

"Sejak kapan ibu menyadari kejanggalan ini pada Mila?" Wanita itu berfikir sejenak.

"Waktu Mila usia 4 tahun Bu, dan sampai sekarang saat usianya 8 tahun saya semakin sadar bahwa Mila mengalami keterlambatan," jelasnya.

"Mila mengalami Dyslexia"

Mendengar ucapanku, wanita itu terkejut.
"Apa itu dok, apa bisa disembuhkan?"

"Dyslexia sama dengan gangguan yang menyebabkan anak tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, dan bahkan tidak bisa ingat dengan hal-hal dasar, seperti urutan hari, bulan, juga sering menulis terbalik"

"Bahkan bisa saja dia melupakan hal-hal lainnya, seperti jalan pulang kerumah, barang-barang yang dia bawa, ataupun hal lainnya."

Tak tega rasanya melihat seorang ibu meneteskan air matanya ketika mengetahui kondisi sang anak.

"Bagaimana cara mengobatinya dok?"

"Anak yang mengalami Dyslexia sangat membutuhkan kasih sayang dan dukungan dari orang terdekatnya, cobalah untuk masuk ke dunianya lalu mulai pengaruhi dia dengan dunia normal yang sesungguhnya. Jangang dipaksa Bu, sesuaikan dengan kemauannya agar lebih mudah dalam menanganinya"

Helaan nafas lega terdengar dari ibu itu lalu dia segera mengusap air matanya.

"Ibu harus kuat untuk Mila, saya akan bantu sebisa saya"

Aku pendamping marinirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang