Dokumen N 2 💮

2.1K 152 0
                                    

Akhlakmu akan membuat orang lain tertarik, sekalipun ia belum pernah mengenalmu. Jadilah orang yang memiliki keindahan akhlak, maka hati orang lain akan terpikat.

_habib Ali Al Jufri_


________⚓_________

"Bagian ini di isi apa la?"
Mamak menunjukkan kolom yang berisi riwayat hidup padaku.

Aku, mamak dan bapak sekarang saling disibukkan dengan sebuah berkas. Jangan ditanya siapa yang paling semangat sekarang. Tentu saja buka aku, tapi mamak.

"Itu di isi tentang kisah hidup mamak"

Mamak mengangguk mengerti.

Kami kembali mengisi dokumen-dokumen yang baru dikirim mas Zidan dan ku cetak barusan.

Dokumen N 2 adalah berkas-berkas yang menyatakan asal usul calon istri dan orang tuanya. Mulai dari nama lengkap, pekerjaan, sampai riwayat hidup yang harus dibubuhi materai dan tanda tangan setiap pihak yang bersangkutan.

"Mak, aku sudah bertemu dengan lelaki dari lelaki masa lalu mamak,"
Ucapku setelah menyelesaikan berkas punyaku yang isinya lebih banyak dari milik mamak dan bapak.

Mamak yang juga baru menyelesaikan berkasnya langsung mendongak kearahku.

"Danil?" Tanya bapak sambil tersenyum.

"Iya pak, Danil Pradipta"

Mamak menatapku serius. Begitupun dengan bapak.

"Bagaimana?" Tanya mamak.

Aku sedikit berfikir.
"Dia lelaki yang baik, pekerja keras, dan periang." Hanya sedikit yang bisa ku jelaskan dari seorang Danil Pradipta.

"Lalu apakah kamu menyukainya," mamak kembali bertanya.

"Aku rasa aku menyukainya sebagai teman," jawabku menjeda sejenak. Aku melihat mamak dan bapak bernafas lega.

"Tapi, apakah Danil tahu soal ini?" Aku kembali bertanya, bapak mengangguk.

"Ya, kemarin"

Aku melotot tak percaya. "Baru dong pak, trus gimana?" Tanyaku kaget.

Senyum bapak sekarang menenangkanku.
"Tak apa, yang namanya jodoh nggak ada yang tahu kan," sanggah bapak.

"Tapi kenapa bapak begitu percaya sama mas Zidan. Padahal, bapak juga baru mengenalnya"

Aku menatap bapak serius ketika beliau tertawa kecil.

"Memang mudah untuk melontarkan pertanyaan cinta, tetapi bukti darinya akan selalu diminta."

_jalaludin rumi_

Aku mendengarkan bapak mengucap sebuah kata indah dari Jalaludin Rumi. Salah satu tokoh Islam faforitku.

"Bapak mengenalnya, jauh sebelum Danil kemari," ucap bapak lagi.
________⚓_______

*Flashback*

"Siapa namamu, nak," tanya bapak pada lelaki yang duduk didepannya.

Lelaki itu merapikan kemeja navinya dengan sedikit gugup.

"Zidan, pak" lirihnya pelan sambil mengangguk sopan.

Mamak tersenyum sebentar sambil meletakkan gelas berisi minuman dingin.

"Apa pekerjaan mu, nak," tanya mamak.

"Saya seorang tentara angkatan laut bu," jawabnya dengan tetap tersenyum.

"Kamu yakin ingin meminta Nabila pada bapak secepat ini?"

Bapak kembali menanyakan niat lelaki ini yang disampaikan saat datang kemari.

"Saya yakin pak, saya akan membawa keluarga saya kemari 1 bulan lagi, untuk lamaran resminya," ucap Zidan dengan tegas penuh percaya diri.

Bapak sedikit menghela nafas. "Semua saya serahkan pada Nabila nak, bapak ataupun mamak tak bisa memaksanya"

"Apa tidak terlalu cepat. nak, Zidan"
Kali ini mamak yang bertanya.

Zidan kembali memasang senyum manisnya.
"Saya sudah memantapkan hati. Dan saya minta tolong pada bapak dan ibu agar merahasiakan ini dari Nabila"

Permintaan Zidan membuat bapak dan mamak menimang-nimangnya sejenak.

"Tapi kenapa" mamak sedikit tak percaya.

"Biar saya yang menyakinkan Nabila sendiri bu, agar dia tidak merasa dipaksa" jawaban yang menyakinkan membuat bapak dan mamak setuju.

"2 Minggu setelahnya bapak menelphonmu dan bertanya tentang, bagaimana jika ada yang sudah memintamu pada Bapak. Dan kamu menjawabnya. Nabila ikut apa kata bapak, kalau menurut bapak ini yang terbaik. Nabila akan menerimanya."

Aku sedikit tak percaya sama cerita bapak barusan. Jadi waktu itu bapak sedang bertanya mengenai mas Zidan.

"Jadi yang bapak maksud waktu itu adalah mas Zidan?" Tanyaku sambil mengerjap-ngerjapkan mata tak percaya.

"Tentu saja," jawab bapak tersenyum puas.

"Kok nggak ada yang kasih tau sih..." Gerutuku pada mamak dan bapak yang tertawa gemas karenaku.

"Yaudah lah la, calon istri tentara angkatan laut nggak boleh ngambekan"
Tukas mamak menambah mayun bibirku.

"Julukannya kan hantu laut baret ungu, dan sekarang dia menghantui pikiranku"

Aku menghentakkan kaki kesal sambil beranjak ke kamar ku. Tawa mamak dan bapak masih terdengar jelas di telingaku meski sudah terhalang pintu kamar.

"Ternyata perjuangannya seserius itu dia menyakinkanku," lirihku pelan sambil memegangi dadaku yang berdetak kencang.

Tiiiing...

"Dek, sudah selesai kah dokumen N2 nya?"
_mas Zidan_

Pesan singkat dari lelaki yang baru saja jadi bahan pembicaraan itu bertepatan saat aku duduk ditepi ranjang.

"Sudah mas, besok aku kerumah mas"
_nabila_

"Besok mas jemput, kamu tidur gih"
_mas Zidan_

Tanpa sadar kedua sudut bibirku terangkat keatas.

"Mas juga, jangan lupa wudhu"
_nabila_

"Laila sa'adah (selamat malam)"
_mas Zidan_

Aku kembali tersenyum mendapatkan balasan ucapan selamat malam darinya. Untuk pertama kalinya dia begitu hangat. Dan untuk pertama kalinya sejak dulu aku mengenalnya dia mengirimkan pesan khusus seperti ini padaku. Bolehkah aku senang sekarang.

"Laylatan jayida akh (selamat malam kak)"
_nabila_

"😊🌹"
_mas Zidan_

Balasan terakhir berupa emot senyum dan setangkai bunga mawar dari laki-laki itu mengantarkan ku ke alam mimpi.

Aku pendamping marinirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang