Halo semuanya, apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Hehe
Jangan pernah bosen baca cerita Jadi Sekretaris Mantan, yak?
Jangan lupa tinggalkan vote, komentar, dan krisan juga.
Happy reading ....
•••
Kiano duduk di lantai, bersandar pada sisi ranjang. Netranya menatap lekat potretnya dan Alana, yang terbingkai rapi di dinding.
"Argh ...!" Ini sudah kesekian kalinya, ia berteriak seraya mengacak rambut frustasi.
Sungguh, dia tidak menyangka jika hatinya akan benar-benar jatuh cinta, pada gadis yang semula hanya menjadi pelampiasan.
Awalnya, dirinya jatuh cinta pada Silvi, sejak pertama kali melihat senyum manis gadis berambut sebahu itu. Cantik, sopan, ramah, dan feminim. Ya, tentu saja Silvi adalah calon pendamping idamannya, tidak seperti Alana yang menurutnya sangat agresif. Bahkan sudah berani merayu secara terang-terangan, padahal baru saja bertemu.
Dari situlah, pria itu memutuskan untuk kembali ke kantor agar bisa kembali melihat gadis yang sudah membuat hatinya berdesir hangat. Saat mengetahui bahwa Alana adalah teman Silvi, ia langsung meminta nomor ponselnya pada Devano, untuk menanyakan apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh sang pujaan hati.
Namun, hatinya terasa sakit bagai disayat-sayat, kala mengetahui bahwa Gavin—sahabatnya juga mencintai Silvi. Sejak itu, ia memutuskan untuk berkorban merelakan sang pujaan hati demi sahabat terbaiknya. Dan berpura-pura mencintai Alana. Itulah mengapa, ia selalu menuntut banyak hal, bahkan terkadang sengaja menyakiti hati gadis malang itu untuk melampiaskan rasa sakit hatinya.
Sayangnya, lambat laun perasaan yang semula benci itu mulai berubah menjadi rasa peduli dan ingin melindungi. Ia juga tidak suka melihat Alana dekat dengan laki-laki lain, termasuk sahabatnya sendiri. Devano. Dan ia baru menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta pada gadis itu, tepat saat hubungan mereka kandas beberapa hari lalu.
"Apa pun bakal gue lakuin, demi ngedapetin cinta lo lagi, Al. Bahkan sekarang, gue rela bertanding sama Devano. Karena gue nggak mau kehilangan orang yang gue cinta lagi. Lo. Gue cinta sama lo, A-la-na," ujarnya bermonolog.
•••
"Hakh!"
Alana terbelalak. Mulutnya mengaga lebar, terkejut mendapati ruangan yang begitu berantakan dan berdebu tepat saat Devano menyalakan lampu ruangan. Mengedarkan pandangan ke seluruh sudut, netranya menangkap banyak barang tak terpakai, yang tidak terurus. Hingga menjadi tempat tinggal nyaman bagi hewan-hewan kecil, terutama laba-laba. Ya, namanya juga gudang, pastilah akan berantakan, kan? Begitu pikirnya.
Sejenak menghela napas, lalu memijat pelipis yang terasa pening. Ia yakin pasti butuh waktu lama untuk membersihkan semuanya, apalagi hanya dikerjakan oleh dua orang.
"Pak Dev." Menoleh. Sedikit mendongak menatap pria yang berdiri di samping kanannya.
Memperhatikan dengan seksama tatapan setajam elang, hidung bangir, serta rahang kokoh milik Devano yang terlihat semakin tampan dari samping. Membuatnya enggan untuk berpaling, meski hanya sesaat saja. Harus diakui, dari dulu sang mantan memang selalu membuat kaum Hawa tertegun melihat ketampanannya.
Namun, kenapa hanya dengan memandang saja, jantungnya sudah berdegup kencang? Ia langsung memalingkan wajah ke arah lain, saat merasakan gelenyar aneh dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Sekretaris Mantan [Tamat]
RomansaMantan. Sebutan itu biasanya ditujukan untuk seseorang yang pernah mengisi kekosongan relung hati kita, tetapi harus berakhir dengan perpisahan. Disaat itulah seseorang mulai mengubur dalam-dalam semua kenangan indah yang pernah dilewati bersama pas...