Aaron POV
Setelah berlama-lama berendam. Aku segera keluar dari bathub karena kulitku menjadi mengkerut karena terlalu lama. Kamar mandiku terhubung dengan walk jn closet dan kamarku. Aku meminta Metty untuk masuk ke walk in closet untuk membantuku untuk memakai gaun dan berias. Aku memang meminta mereka untuk mandi sendiri tidak dibantu oleh pelayan karena aku tidak ingin mereka tahu sekujur tubuhku saat ini banyak bekas merah yang ditinggalkan Leon. Namun masalah merias, menata rambut, dan memakai gaun. Aku masih butuh orang lain untuk membantuku, bagaimana pun pakaian di sini sangat rumit dan aku pun tak pandai berias.
Aku memakai bathrobe dan ragu-ragu untuk mengatakannya kepada Metty yang sudah berdiri di dalam walk in closetku.
Metty memandangku, "Yang mulia, hamba sudah menyiapkan gaun ruangannya. Atau.. apakah anda ingin pergi keluar?" Ucap Metty.
Aku menggeleng, "Tidak, Met. Hari ini aku ingin bersantai di istana. Oh iya, tolong beritahu Kapten Louiton aku tidak bisa berlatih beberapa hari." Terangku.
Metty mengangguk, "Baik, Yang mulia. Mari hamba bantu untuk mengenakan gaun anda dan berias." Pungkasnya.
Aku menggigit bibir bawahku, "Metty, em.. Sebenarnya tubuhku banyak bekas merah. Jadi, ku harap kamu tidak mengatakannya kepada orang lain." Tukasku.
Metty mengerutkan dahi, "Bekas merah? Apa Yang mulia tergigit serangga?"
Aku melongo, "Metty sangat positif sekali."
"Mu-mungkin." Aku menggaruk tengkukku.
Metty menghiasku terlebih dahulu. Hiasan sehari-hariku di dalam ruangan adalah hiasan natural sebatas untuk memoles wajah agar tidak terlihat pucat.
Metty membawakan gaun yang akan ku gunakan. Aku menatap ragu ke arah gaunnya karena memperlihatkan v-neck.
"Metty, bisa bawakan gaun yang menutupi leher?" Pintaku.
Metty memandangku sebentar lalu ia mengangguk, "Baik, Yang mulia."
Metty membawa kembali gaun v neck tersebut dan mulai mengambil gaun lain sesuai permintaanku. Aku mengelus tengkukku lembut yang sudah ku baluti dengan bathrobe sebaik mungkin untuk menutupi bekas merah.
Matty membawa gaun dengan warna serupa yang menutupi leher, "Bagaimana dengan gaun ini, Yang mulia?"
Aku memandang gaun itu dan ku pikir gaun itu dapat menutupi leherku dengan baik, "Baiklah, aku akan menggunakan gaun ini."
Aku membuka tali bathrobeku. Metty memandangku dan ia terbelalak, "Yang mulia, tu-tubuh anda--"
Kalimatnya belum sempat ia selesaikan aku sudah menutup bibirnya dengan jari telunjukku, "Kamu sudah tahu kan. Jadi, tolong jangan beritahu siapapun." Pintaku.
Metty mengangguk, "Tentu, Yang mulia. hamba tidak akan memberitahu siapapun. Namun, ini pertama kalinya hamba melihat Yang mulia seperti ini. Dulu, Yang mulia raja tidak meninggalkan bekas apapun." Terangnya.
"Dia langsung tahu jika Leon yang melakukannya."
Aku menghela nafas, "Ya sudah, tolong bantu aku untuk menutupinya."
Metty mengangguk cepat, ia mulai membantuku untuk memakai gaun dan diakhir dengan menata rambut. Metty mencoba menutupinya dengan bedak, namun hasilnya nihil. Jika saja ada make up kedua kakak perempuanku, pasti bisa, bahkan jerawat saja bisa tertutup apalagi kiss mark.
--
Author POV
Setelah kembalinya Leon dan pasukannya ke Moonnariggh. Ia disuguhi berbagai lembar kerja yang sudah ia tinggal selama tiga bulan lebih. Otaknya harus dibuat ekstra bekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Become A Queen?
RomanceSemua ilustrasi dari pinterest Kesamaan alur, cerita, tokoh, dan tempat, murni ketidaksengajaan Ketika seorang pemuda tak berkekurangan bereinkarnasi menjadi seorang ratu sebuah kerajaan besar dan bersanding bersama seorang raja tiran yang ditakuti...