Cain berjalan dan mendekati ambang pintu utama istana. Ia berbalik setelah mendengar seseorang menyeru namanya, "Taun Bastilion, tunggu sebentar!"
Cain melihat sang ratu terengah-engah dengan membawa setoples makanan di tangannya, "Ya-yang mulia, adakah yang bisa saya bantu?"
Aaron menyeiramakan detak jantungnya, "Huhh.. aku ingin memberikan ini."Aaron menyodorkan setoples kue nastar sisa yang ia buat untuk diberikan pada pasukan grey, "Ini kue nastar, aku masih ada dua toples, karena itu aku memberikan satu untukmu sebagai hadiah kecil hari pertamamu mengawalku."
"Ta-tapi--"Ucapan Cain terpotong, "Kamu terima ya, aku harap kamu suka. Jika tidak, kamu bisa membagikannya dengan yang lain."Aaron segera pergi karena bagaimana pun, ia bisa mendengar suara tangisan Lucas yang nyaring, "Aku pergi dulu, sampai jumpa, hati-hati di jalan tuan Bastilion."Aaron berlari kecil segera ke ruangannya.
"Hehh? Kado kecil?"Cain menatap sebuah toples yang sudah ada di tangannya, bahkan ia belum mengucapkan terima kasih pada sang ratu.
"Baiklah, besok aku akan mengatakannya."
Cain kembali ke istana raja, seperti yang diperintahkan, ia harus melapor sedetail mungkin tiap harinya.
Saat membuka ruangan kerja, dia mendapati Leon dan dua sahabatnya sedang duduk santai dengan sebotol wine.
"Hehhhh.. Kau sudah kembali, Cain."Sahut Robert disertai tatapan dari Rosandro dan Leon.
"Ya."
"... Tumben sekali kalian minum bersama. Ada apa?"Tanya Cain lalu duduk di samping Rosandro.
"Tidak tahu juga, padahal aku yang mengajak mereka minum."Jawab Robert menampilkan barisan gigi rapihnya.
"Ada yang membuatmu senang, Robert?"Tanya Cain.
Robert ketawa ketiwi, "Mungkin?"
Cain hanya bisa menghela nafas dan menggeleng, "Kau mau menikah?"
Robert terkesiap, matanya membulat tajam mengarah Cain, "Kenapa kau tahu?!"
"Kau tahu? Insting seorang ksatria?"Cain terkekeh.
"Huh, mana mungkin!"Decak Robert kesal, "Tapi kamu salah. Aku bukan mau menikah, tapi.. aku baru selesai menyelesaikan tugasku."
"Tugasmu? Mengenai kerajaan Olirian?"Tanya Cain.
"Ya, tugas dari sang raja kejam ini. Sudah ku selesaikan, tinggal membuat strategi selanjutnya untuk penyerangan."Terang Robert.
"Eh? Bukankah sebentar lagi akan ada perjamuan untuk sambutan perwakilan kerajaan Huouseenburg?"Tanya Cain.
"Benar, setelah perjamuan selesai, sepertinya akan mulai peperangan. Tangan sang raja bengis sudah tidak tahan lihat!"Cerocos Robert menunjuk Leon.
"Huhh kalian selalu saja. Ini penyerangan terakhirkan dari semua kerajaan di benua ini."
"... Cita-citamu sudah terwujudkan, Leon?"Sambung Cain sambil menuangkan sebotol wine ke dalam wine glass.
Leon tak menjawab.
Rosandro sedari tadi menatap setoples kue yang ada di pangkuan Cain, "Cain, apa yang kau bawa?"
Cain teringat bahwa dia membawa kue dari ratu, "Ini hadiah dari ratu, katanya untuk menyambutku menjadi pengawal."Jawab Cain meneguk winenya.
"... Ratu juga memasakkanku makanan dan kalian tahu? Masakannya sangat enak!"Imbuhnya membayangkan rasa makanan yang ia makan tadi.
"Hehhhhhh.. Kamu dibuatkan makanan oleh ratu?"Rosandro tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Become A Queen?
RomanceSemua ilustrasi dari pinterest Kesamaan alur, cerita, tokoh, dan tempat, murni ketidaksengajaan Ketika seorang pemuda tak berkekurangan bereinkarnasi menjadi seorang ratu sebuah kerajaan besar dan bersanding bersama seorang raja tiran yang ditakuti...