War (4)

761 96 4
                                    

Kedua negara kembali menegang. Setelah tiga hari masa gencatan senjata akibat persyaratan perdamaian antara dua kerajaan. Kini kembali dalam keadaan siaga untuk mempertahankan kedudukannya.

Kerajaan Moonariggh, 500.000 ribu tentara beserta ksatria telah siap untuk menyerbu kembali benteng tinggi Housseburgg.

Kerajaan Houssenburrg, 250.000 ribu tentara beserta ksatria telah bersiaga untuk mempertahankan benteng tinggi mereka.

Keduanya kembali memanas setelah persyarat Raja Moonariggh tidak terpenuhi dalam waktu yang telah ditentukan.

Matanya kembali murka mendapatkan hasil nihil dari perjanjian keduanya. Dia kembali menunggangi kudanya dengan gagah menuju barisan depan pasukannya.

Raja Houssenburg telah berdiri di pasukan depan menunggu kedatangan kerajaan musuh untuk mengucapkan beberapa kalimat kembali tetap berusaha untuk menghentikan peperangan.

Dengan total prajuritnya yang 2 kali lipat lebih kecil hanya akan berakhir dengan sia-sia jika hal ini terus terjadi.

Dia berjanji akan memotong kepala anaknya jika dia bertemu kembali. Karenanya, negara damai yang ia jaga kembali dalam masa peperangan untuk mendapatkan kejayaan.

Leonardo menatap bengis lawannya. Dia begitu kesal dengan amarah bahwa syaratnya yang ia ajukan tidak terpenuhi bahkan salah satunya.

Pedangnya yang telah terasah sudah memanas ingin segera menebas semua orang yang ada di hadapannya.

Para jenderal yang melindungi raja hanya diam mengikuti perintah. Tidak ada yang berani melawan Leonardo. Meski usianya yang masih muda, namun akibat invasi yang dia lakukan. Negaranya telah berkembang hingga menguasi satu benua. Sungguh pencapaian terbesar sepanjang sejarah dari seluruh kerajaan di dunia. Tidak heran sekelas jenderal senior dengan bintang tertinggi akan menunduk jika berhadapan dengan pemuda gagah dan keji dengan gelar kehormatan tertinggi, raja.

"Kau mengabaikan syarat-syaratku ternyata." Ucap Leon dengan suara rendahnya yang menggetarkan sanubari musuhnya.

Mana mungkin mereka akan mengabaikan syaratnya jika yang mereka dapat adalah pembumi hangusan kerajaannya yang damai.

"Tidak mungkin. Aku sudah berusaha melakukannya." Jawabnya dengan yakin.

Leonardo dengan datar berkata, "Hn. Tapi hasilnya adalah 0. Aku berorientasi pada hasil dibanding apapun."

"Yang Mulia, tolong berikanlah kedamaian untuk negaraku. Aku berjanji akan menyerahkan kepala anakku dan tubuh istrimu dalam keadaan baik."

Leornado menatap tajam, "Kau tahu berapa harga ratuku?"

Raja Houssenburg terdiam.

Leon berucap, "Bahkan seluruh kekayaan dan negaramu tidak cukup untuk membayarnya."

Ia menelan ludahnya. Rasanya begitu menyayat mendengar ucapan kerajaan yang menjadi aliansinya sejak lama berubah menjadi begitu kasar dan dingin karena anak bodohnya yang menculik seorang ratu.

"Karena itu, mari selesaikan dengan ini." Leon menjunjung sebuah pedangnya yang besar dan panjang, dengan sekali hunusan akan memenggal siapa saja dalam waktu singkat.

Leon kembali masuk ke dalam barisan pasukannya. Sebagai seorang raja, seperti dalam permainan catur, ia harus berdiri di barisan belakang dengan penjagaan ketat dari seluruh prajuritnya.

"BUKA PAPANNYA!" Seru seorang komandan.

Setelah semua selesai. Peperangan kembali dimulai.

Setiap prajurit berlari untuk maju ke garda terdepan. Mereka kembali membabi buta untuk membunuh pasukan musuh yang sudah bersiaga.

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang