Visiting

975 112 5
                                    

"Bagaimana kau bisa keluar dari istana?" Tanya Leon dengan sorot tatapannya yang tajam seakan akan melubangi kepala Eliza.

Eliza tak menjawab, dia sedang memikirkan tanggapan apa yang harus dia berikan pada suaminya yang saat ini menahan dirinya di istana raja. Sebenarnya, Eliza sempat terpikirkan bahwa dia akan tertangkap basah, namun dia tidak berpikir bahwa dirinya akan tertangkap langsung oleh suaminya.

'Lebih baik aku menjawab jujur atau berbohong?' Pikir Eliza yang sedang bergulat dalam lamunannya.

Leon dengan sabar menunggu jawaban apa yang akan dilontarkan istrinya itu. Dia jadi bertanya-tanya, apakah ini pertama kalinya istrinya dapat kabur dari istana atau bahkan sudah berkali-kali melakukan hal yang sama sebelumnya. Leon sedang berpikir celah mana yang membuat Eliza dapat meninggalkan istana tanpa ada orang yang mengetahuinya.

Eliza menatap balik Leon setelah mendapat jawabannya. Ya, dia tidak bisa berbohong. Leon pasti akan mengetahui jika dia melakukannya. Oleh karena itu, dia memilih untuk mengatakan sebenarnya.

"Aku memiliki jalan rahasia." Ucap Eliza pada Leon. Sontak sorot mata Leon dalam sedetik meredup. Dia tak berhenti hanya dengan jawaban itu saja. Pertanyaan-pertanyaan setelahnya dia lontarkan.

"Di mana?" Tanya Leon sembari memegang dagu runcingnya yang saat ini menebal.

"Belakang istana." Ujar Eliza.

"Sejak kapan?"

"Sudah lama. Beberapa bulan lalu."

"Mengapa kamu mengetahuinya?"

"Aku hanya mengamati tempat tinggalku dan menemukannya."

Leon terlihat berpikir sejenak. Tidak mungkin Eliza melakukannya tanpa tujuan tertentu. Pasti ada sesuatu yang dia inginkan.

"Apa tujuanmu menyelinap keluar istana?" Leon bertanya pada Eliza.

"Mencari tahu siapa yang membunuh bayiku." Jawab Eliza dengan cepat.

"Lalu apa kau menemukan petunjuk setelah berkeliaran di luar istana?"

"Belum pasti. Aku belum menemukan secara yakin siapa pelakunya." Terang istrinya.

Leon mengetuk-ngetuk jari-jari panjangnya di atas meja. Dia tak paham mengapa Eliza mendapat keberanian sebesar itu untuk mencari tahu tanpa meminta bantuannya.

'Apakah aku terlihat tidak berguna baginya?' Pikir Leon.

Leon tak ingin menanyakan lebih lanjut tetapi Eliza sendiri yang dengan segenap hati menceritakan sedikit apa yang dia ketahui tentang apa yang dia dapatkan dan apa yang akan dia lakukan ke depannya. Eliza berharap Leon akan sedikit memberikan kepercayaan padanya untuk mengizinkan dirinya menyelidiki kasus-kasus yang semakin berkepanjangan.

"Bagaimana kondisimu saat ini? Apakah ada sesuatu yang merasa berbeda?" Tanya Eliza pada Leon. Eliza ingin tahu, apakah dengan berhentinya mengonsumsi ramuan terlarang dari si rubah itu memiliki efek berarti pada Leon atau tidak. Jadi, dia bermaksud mendapat jawabannya dari suaminya.

"Maksudmu?" Leon nampak bingung. Dia belum tahu tentang apa yang sempat dia konsumsi selama kedatangan Sophia di kerajaannya. Dia tidak tahu maksud perkataan Eliza.

Eliza mencoba merangkai kata-kata yang lebih mudah dipahami. Dia bertanya kembali pada Leon, "Apakah kamu merasa bahwa kamu lebih rileks dan lebih tenang? Tidak merasa bahwa ada sesuatu yang mencoba mengontrol kesadaranmu?" Tanya Eliza.

Leon nampak menyimak dan memproses pertanyaan Eliza. Dia mencoba merasakan apakah ada sesuatu yang seperti itu padanya?

'Aku merasa lebih lemah saat bersama selir. Sepertinya.' Pikirnya. Tapi entah mengapa akhir-akhir ini dia lupa bahwa dirinya memiliki selir bahkan belum pernah lagi dia mengunjungi Sophia.

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang