She Is

2.1K 264 12
                                    

Kepemilikan tanah sepenuhnya dan secara sah menjadi milik kerajaan Moonnariggh. Leonardo, sang raja penakluk tidak ingin menyia-nyiakan waktu mulai membenahi wilayah barunya agar kembali tertata dari sisa peperangan yang terjadi. Leon juga sudah memerintahkan untuk mengecek setiap anggota di dalam istana untuk dibawa ke ibu kota kerajaan Moonnariggh.

Para tahanan wanita dan pria dipisahkan. Meski Leonardo kejam, namun dia tak pernah sewenang-wenangnya seperti mengizinkan para pasukannya memerkosa para tahanan atau membunuhnya tanpa alasan. Ya, Leon hanya bengis jika ada yang melawannya dan ketika sedang berperang.

"Yang mulia, para tahanan sudah selesai diperiksa."Ucap seorang ksatria dari pasukan Black.

"Persiapkan untuk perjalanan kembali ke ibu kota."Jawaban Leon diberi anggukan, "Baik, Yang mulia."

Cain menemui Leon, "Leon. Apa orang itu akan dibawa dalam sel yang sama?"

"Hn."

Leonardo biasanya akan tinggal beberapa saat di tanah bekas musuhnya untuk sementara waktu. Namun saat ini, ia ingin segera kembali ke ibu kota. Rasanya, ia merindukan sesuatu yang ia sendiri tidak tahu apa yang ia rindukan.

Para pasukan yang beristirahat selama beberapa malam semenjak peperangan dibuat sibuk untuk kepulangan mereka lusa. Leon saat ini sedang berkeliling untuk melihat-lihat sebelum ia kembali.

"Yang mulia."Sapa seorang pria yang tak lain Duke Fletzlingen.

"Hn."

"Saya memiliki firasat bahwa ini semua belum berakhir, Yang mulia."Ucap sang duke.

"Mungkin."

"Saya harap, Yang mulia tetap selalu bersiaga."Ujar Duke Fletzlingen, "Saya juga memang tak pantas mengatakan ini kepada anda. Namun, saya ingin mengatakan sesuatu yang tak berhubungan dengan peperangan ini, Yang mulia."

Leon memandang Duke Fletzlingen, "Apa yang ingin kau katakan, Fletzlingen?"

"Yang mulia selalu menanyakan apa yang saya inginkan setiap kali kerajaan mendapatkan kemenangan. Namun, saya selalu memintanya untuk ditangguhkan untuk suatu hari nanti."Tutur Duke Fletzlingen.

"Hn."

Duke Fletzlingen meyakinkan dirinya, "Bolehkah saya memintanya saat ini, Yang mulia?"

"Hn."

"Saya meminta anda untuk tetap melindungi putri saya dan putra mahkota. Saya selalu memiliki firasat buruk tentangnya."Sang Duke yang selalu terlihat berwibawa dan tak pernah meminta sesuatu yang berkaitan dengan keinginan pribadinya. Secara tiba-tiba meminta sesuatu seperti itu kepada sang raja dan itu merupakan sebuah janji Leon untuk mengabulkannya.

"Baik. Kau tak perlu khawatir."

"Terima kasih, Yang mulia."Sorot mata berbinar terlihat jelas dari wajah Duke Fletzlingen yang usianya sudah memasuki kepala empat menuju kepala lima.

"Firasatnya selalu benar."Batin Leon.

Leon mengangguk kecil dan lalu ia mendapati Cain yang menghampirinya, "Yang mulia, makan malam anda sudah siap."

Leon meleos setelah Cain mengatakannya. Bagaimana pun, Leon manusia yang masih bisa merasakan lapar. Ia menuju sebuah ruangan besar yang dulunya ruang makan tempat bekas raja Olirian untuk menikmati makanannya setiap hari.

Leon ditemani dua sahabatnya, Cain dan Robert saat ini untuk makan. Para petinggi lain yang ikut bertisipasi dalam berperang di tempatkan di ruang terpisah dari mereka.

"Leon, para utusan yang kamu perintahkan sudah lebih dahulu berangkat ke ibu kota Moonariggh."Tutur Robert disela makannya.

"Bagus."Jawab Leon singkat. Ia tetap berfokus untuk menikmati makan malamnya meski rasa masakannya begitu buruk menurutnya.

"Aku juga ingin segera pulang! Saat seperti ini, aku jadi ingat masakan ratu."Gerutu Cain.

Robert menatap sinis Cain, "Heh, kamu kira ratu juru masakmu!"

Cain tersenyum lebar, "Setidaknya ratu selalu membagikan makanannya untukku."

"Hehhh.. Kamu memang jadi anjing ratu saat ini."Cibir Robert.

Cain masa bodo, "Tidak masalah. Lagian ratu memperlakukanku sangat baik. Aku berharap memiliki istri sepertinya."

Robert makin menatapnya sinis, "Kalau ada pun, dia pasti tidak akan memilihmu."

Cain mengangkat bahu, "Tentu saja, karena hanya ratu Eliza yang seperti itu."

Leon seketika menjadi teringat sosok wajah seorang wanita bersurai kuning itu dalam pikirannya. Setiap ia melihatnya, ia selalu teringat dengan wanita yang dulu selalu ia cintai. Wanita bersurai hitam legam dengan mata merah yang serupa dengan miliknya.

Ia pun merasa heran, mengapa wanita itu yang sekarang menjadi istrinya bisa mirip dengan ibunya yang sudah lama meninggalkannya. Padahal saat awal pertemuannya, Eliza sangat bertolak belakang dengan Eliza saat ini. Dulu, ia tak peduli dengan Eliza karena sikap Eliza pun tak ada yang membuatnya tertarik. Namun, setelah wanita itu mengalami lupa ingatan. Seluruh hal yang tertaut dalam otak Leon perlahan berubah. Sesuatu yang sempat hilang, perlahan mulai terisi.

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang