'Sialan!! Tubuhku sakit!'
Eliza memekik merasakan linu di seluruh tubuhnya.
'Dia terlalu brutal!'
Eliza meringis kesakitan. Sudah cukup dibuat tak berdaya semalaman. Hari ini dia harus kembali ke istana ratu karena dia nampak berantakan.
Eliza berjalan tergopoh-gopoh karena merasa sakit dan linu bersamaan. Jika bukan karena ulahnya, tidak akan dia mengalami hal yang paling dia sesali seumur hidupnya.
'Aku mengingat semuanya.' Eliza terlihat murung. Dia benar-benar tertekan. Kejadian semalam membuat dia frustasi. Bagaimana tidak? Dia masih menganggap dirinya seorang yang lurus, namun di sisi lain dia pun di dalam tubuh seorang ratu. Mana bisa dia beradu kekuatan dengan raja yang kekuatannya berkali-kali lipat dari tubuh kurusnya.
'Aku ingin menarik kembali ucapanku. Aku benar-benar menyesal.'
Eliza telah sampai di depan pintu kamarnya. Tetapi sebelum itu, dia berteriak di ruangan Kim setelah ia sampai di istananya.
"KIIIIIMMMM SEOKKKKKKKKK!!" Teriakan Eliza membuat ruangan Kim begitu ramai. Kim yang sedang menikmati cemilannya terasa terganggu dengan suara nyaring teman sereinkarnasinya.
Mata Eliza menyalang melihat Kim bersantai ria seperti tak terjadi apa-apa. Bisa-bisanya laki-laki itu tidak berusaha membantunya semalam. Dia berharap seseorang menginterupsi mereka, tapi doanya tak terkabul, tak ada seorang pun yang datang. Ya, mana mau mereka melawan raja. Lebih baik mereka pura-pura tidak tahu apa-apa. Lagipula raja dan ratu sepasang suami istri. Bukan sesuatu yang tabu untuk mereka lakukan.
"KIMMMM BISA-BISANYA KAU BERSANTAI SAAT AKU MENDERITA SEMALAMAN?!!!!" Pekik Eliza memekakan pendengaran Kim. Bagaimana tidak, dia berteriak tepat di telinga Kim sampai-sampai Kim hampir menjatuhkan gelas tehnya.
"Eliza, aku tidak tuli!" Ketus Kim kesal.
"Kenapa kau tidak menolongku?!" Seru Eliza.
"Bukan urusanku! Lagian kau yang menggodanya! Mengapa kamu berperan seakan kamu korban?!" Ujar Kim sewot.
Eliza diam, "Bukan berarti aku menginginkannya. Aku hanya ingin melihat ekspresi jelek Sophia." Terangnya.
Kim menghela nafas panjang, terlalu sembrono temannya untuk bertingkah. Untung saja temannya tak berakhir tanpa kaki. Masih mending Eliza masih bisa berjalan. Jika mengingat, dia pernah mengalami serupa hingga dia tak bisa mengangkatkan kaki dari kasurnya.
"Ya sudah, lebih baik kau mandi. Tubuhmu penuh bau amis." Ucap Kim asal.
Eliza terbelalak, "Kau serius? Aku sungguh telah membersihkannya." Dia mulai mengendus-endus tubuhnya.
Kim menahan tawa, ternyata temannya sangat polos. Apa benar di kehidupan lamanya, Eliza seorang laki-laki normal? Bahkan dia tak tahu tentang bau khas cairan kenikmatan?
"Sana kembali ke ruanganmu. Setelah kau selesai. Mari kita mengobrol." Kim mendorong Eliza hingga sampai di depan pintu ruangan.
"Jangan sampai anakmu melihat ibunya begitu berantakan."
Brukkk
'Tidak sopan.' Eliza mengepal erat tangannya.
'Dasar Kim sialan!' Bisa-bisanya dia diusir dari ruangan istananya sendiri.
'Awas saja jika aku bertemu Ayah Mertua!' Ancamnya kemudian kembali ke ruangannya.
Eliza berbaring di dalam bak mandi yang telah berisi air hangat. Sudah lama hidupnya tak sesantai ini. Dia menenggelamkan setengah kepalanya dan bermain gelembung di dalamnya. Dia terkekeh seperti seorang bocah. Hanya dengan bermain gelembung dia tampak senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Become A Queen?
RomanceSemua ilustrasi dari pinterest Kesamaan alur, cerita, tokoh, dan tempat, murni ketidaksengajaan Ketika seorang pemuda tak berkekurangan bereinkarnasi menjadi seorang ratu sebuah kerajaan besar dan bersanding bersama seorang raja tiran yang ditakuti...