Celebration

1K 108 0
                                    

Sudah seminggu berlalu, Eliza telah meninggalkan Moonnarigh untuk menuju ke benua selatan berniat hati mengunjungi kerajaan tetangganya yang telah menjalin hubungan lama dengan kerajaannya.

Pada awal rencana, dia akan pergi bersama Leon untuk menghadiri perayaan ulang tahun putra mahkota, namun rencana itu harus berakhir. Leon tak bisa pergi karena sesuatu krusial terjadi di kerajaannya. Tak hanya itu, setengah perjalanan Eliza, dia mendapat kabar bahwa Sophia mengalami kontraksi dan lahiran anak pertama mereka di usia yang belum waktunya. Entahlah, Eliza tak ingin memikirkan mengapa Sophia di waktu yang sedang sibuk-sibuknya dia malah melahirkan. Eliza mengatakan pada salah satu bawahannya untuk mengucapkan selamat kepada selir suaminya.

'Dia mati tidak ya?' Tanya Eliza dalam hati.

Sudah berapa lama Eliza menjadi sosok yang kejam kepada lawannya. Beberapa kali dia hampir saja menghabiskan nyawa musuhnya tanpa perasaan menyesal.

'Jangan salahkan aku jika aku seperti ini. Sudah lama, aku ingin melakukan apa yang ingin ku lakukan.' Ucapnya tanpa ada keraguan.

Setelah perjalanan dua minggu lamanya dengan kecepatan ekstra pengendara kereta kuda dan penyebrangan benua melalui kapal. Dia sampai di perbatasan Huoussenburg. Kerajaan Huoussenburg merupakan salah satu kerajaan di benua selatan yang letaknya tepat di dekat pesisir pantai dengan kawasan yang luas. Benua selatan terkenal akan gurunnya yang luas dan minyaknya yang berlimpah.

Sesaat, Eliza sampai di gerbang masuk untuk memasuki wilayah istana kerajaan. Dia dan rombongannya di sambut dengan ratusan orang sepanjang jalan menuju istana. Eliza hanya terlihat linglung, meski dia sudah terbiasa melihat orang-orangnya bersimpuh di depan mereka namun dia tak pernah melihat orang-orang membungkuk dengan jumlah yang luar biasa banyak. Dia bukan raja, dia sebatas ratu perwakilan dari kerajaannya.

"Cain, apakah di kerajaan ini penyambutannya ramai seperti ini?" Tanya Eliza pada pria di hadapannya atas perintah Leon untuk mengawal dan menjaga Eliza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cain, apakah di kerajaan ini penyambutannya ramai seperti ini?" Tanya Eliza pada pria di hadapannya atas perintah Leon untuk mengawal dan menjaga Eliza.

Cain yang sudah lama tak mengawal Eliza dengan sigap ia menyetujui perintah Leon.

Cain menjawab dengan tatapan bingung juga, "Saya pertama kali melihatnya, Yang Mulia."

Eliza mengernyitkan dahi, "Lalu mengapa mereka menyambutku seakan aku penguasa agung dunia?"

Cain tersenyum, "Karena Anda sangat dicintai bahkan kerajaan lain mencintai Anda, Yang Mulia."

Eliza tersenyum kikuk, entah Cain mencoba menghiburnya agar dia tak panik atau dia memang berpikir naif seperti itu.

"Ruangan ini tempat Anda beristirahat selama di Kerajaan Huoussenburg, Yang Mulia." Ujar seorang pelayan pria sembari membungkuk memberikan hormat pada Eliza.

"Apakah ruanganku benar-benar di sini?" Tanya Eliza menatap ruangannya dengan penuh heran. Ruangan ini terlalu luas dan ini seperti ruangan milik raja. Selama dia menetap di istana ratu, ruangannya tak sebesar dan semewah ruangan di Huousseburg. Setiap jengkal dibaluri dengan emas dan berlian. Bahkan hiasan yang tak memiliki sisi fungsi dibaluti dengan permata.

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang